Mahmudah Cahyawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Paranormal Abal-Abal

Maya, kamu gak usah ikut deh. Bisa gawat nanti”, ujar Mentari. “Memangnya kenapa, sih. Menengok orang sakit kan diwajibkan. Kok malah aku dilarang menengok?”. Aku tak mengerti mengapa Mentari berusaha keras agar aku tidak ikut menengok teman kami yang sedang di rawat di rumah sakit. Karena memang tidak ada alasan kuat yang menahan agar aku tidak ikut menjenguk, akhirnya aku tetap ikut bersama Mentari pergi ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, kami langsung menuju kamar pasien dan Alhamdulillahnya bertemu dengan teman yang sedang di rawat. Temanku tampak kurus sekali. Kegagahannya yang dulu menjadi ciri khasnya kini hilang sudah. Matanya cekung dan senyumnya yang sangat manis pun terbang entah kemana. Saat itu keadaan temanku sudah agak membaik. Sudah bisa bercakap-cakap, sudah bisa makan langsung dan sudah bisa shalat walau sambil duduk. Saat bercakap-cakap dengannya, aku merasa ada keanehan di wajahnya. Jika kata orang-orang, wajahnya mulai memerah, maka aku melihatnya seperti pucat yang benar-benar pucat. Namun perasaan itu segera kubuang-jauh-jauh. Kami tak bisa berlama-lama di rumah sakit, karena pasien pastinya ingin istrirahat. Saat pulang, aku bercerita pada Mentari tentang perasaan aneh yang tadi sempat menghinggapi hatiku. Alih-alih menanggapinya, Mentari malah memarahiku agar tidak berpikiran aneh.

3 hari setelah kunjungan kami, mendadak berita duka datang ke gawai Mentari. Ternyata teman kami tersebut telah berpulang. Mendengar berita itu, Mentari kembali menyatakan penyesalannya. “Tuh kan, kalau Maya yang jenguk kejadiannya seperti ini. apalagi kemarin kamu juga bilang kalau wajah almarhum agak aneh, kan”, tutur Mentari dengan wajah menyesal. “Mentari, urusan hidup mati, jodoh dan rejeki itu, mutlak kuasanya Allah SWT. Kebetulan aja kalau kita kemarin menjenguknya”, ujarku tak mau kalah. Setelah kupikir-pikir, kejadian yang seperti Mentari ceritakan memang bukan sekali dua kali. Seingatku sudah 4 kali kejadian serupa terjadi. Dua kali terjadi pada almarhum dan almarhumah mertuaku sendiri. Suatu sore, saat aku berkunjung ke rumah papa mertua, aku melihat wajah belaiu sangat pias, dan ternyata benar. malam harinya papa dibawa ke rumah sakit dan harus di rawat inap. Padahal saat itu tidak ada sakit apapun. Demikian juga dengan almarhumah mama mertua. Dua minggu sebelum beliau berpulang, aku dan paksu berkunjung ke rumah almarhumah. Saat bertemua, kulihat wajah mama sangat pucat, mirip dengan wajah almarhum papa mertua dulu. Saat kuceritakan kepada paksu, awalnya ia tidak percaya. Namun setelah kejadian, barulah paksu mengakuinya.

Sekali lagi urusan umur manusia adalah hak preogrative Allah Taala. Jika beberapa kali pemikiranku ternyata menjadi kenyataan, menurutku itu hanya sebuah kebetulan semata. Namun tampaknya Mentari masih sulit menerima kenyataan bahwa aku bukanlah paranormal. Karena memang beberapa kali ia menjadi saksi yang melihatnya. langsung. Yang jelas aku bukan paranormal, melainkan orang yang bermain dengan intuisinya saja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post