Manusia adalah makhluk social. Nyaris tak ada manusia yang hiduo sendirian. Hampir 99% manusia di muka bumi ini melakukan interaksi social, walaupun kadarnya berbeda-beda. Saya sendiri sejak kecil bukan termasuk orang yang senang nogkrong. Namun saya senang bertemu orang –orang baru, seperti me-recharge pikiran kita. Kenalan bertambah, ilmu bertambah dan in syallah rejekipun bertambah.

Saya tidak pernah punya banyak teman. Walaupun demikian hingga saat ini myataya saya punya beberapa geng pertemanan di mulai dari pertemanan SD hingga universitas. Semua geng tersebut menjadi obat kepenatan yang sangat saya perlukan untuk menyeombangan kehidupan.

Kemarin, saya berkesempatan untuk bertemu geng universitas. Kami hanya berlima saja. kami memang tidak ada jawal bertemu yang pasti. Tetapi kami tetap saling mengingatkan dan mengucapkan bila ada kegembiraan di antara kami.

Saat sedang bersama mereka, tiba-tiba terlintas dalam pikiran, bahwa selalu ada kesamaan peranan dalam setiap geng pertemanan. Tujuan kami berkumpul selain menjalin silaturahim adalah melepaskan ketegangan. Dengan berkumpul kami bisa tertawa lepas dan melupakan masalah kehidupan. Dalam geng universitas saya mencoba menganalisa peranan dari kami semua.

Ternyata hasil pengamatan saya terungkap bahwa masing-masing dari kami mempunyai kecenderungan suatu peranan. Phey cocok di beri label sebagai si pengatur, karena senang sekali meng-arrange segala sesuatu , Menik si penengah, ia sering kali memberikan lontaran pendapat yang menjadi penengah bila terjadi perdebatan, Rina si pendengar setia, itu karena ia cednderung diam dan mendengarkan cerita lain, Mei si pelontar, karena ia sring melontarkan ide-ide yang kadang berlawanan dari biasanya. Sedangkan saya, berperan sebagai si pendebat, karena sering mendebat segalanya, kata teman-teman geng.

Kebetulan saya juga memiliki geng pertemanan SD. Walaupun saya tidak lulus di SD trsebut, tetapi pertemanan kami sangat berkesan. Ada banyak moment-moment bahagia masa kecil kami yang sangat indah untuk di kenang. Di geng SD pun, ketika saya mencoba menganalisannya, ternyata peranan-peranan yang saya utarakan di atas juga ada. Pipit si pendengar setia merangkap sebagai penengah yang sabar. Tampih mengisi peranan sebagai si pengatur dan juru bicara, karena keberaniannya untuk memulai berbicara dengan orang lain. Sementara saya, tetap sebagai si pendebat sekaligus sebagai si pengatur juga. Kedua geng pertemanan saya hanyalah dua buah contoh dari beberapa kelompok pertemanan yang saya amati secara langsung. Dan ternyata peranan-peranan sebagai pengatur, pendengar, pendebat dan penengah selalu exist di kelompok pertemanan manapun..Allah SWT, menciptakan manusia berbeda-beda agar mereka saling melengkapi.

Kelompok (Geng) pertemanan tidak terjadi atas dasar perjanjian. Melainkan terjadi begitu saja karena adanya chemistry yang sama antar anggotanya. Walaupun karakteristik dari karakter masing-masing anggotanya berbeda. Coba bayangkan jika dalam satu kelompok isinya hanya si pengatur saja. Maka kelompok pertemanannya di jamin tidak akan langgeng. Demikian juga jika membernya mempunyai karakter pendengar yang pasif, maka yang ada setiap pertemuan, tidak ada yang mau bicara. Masya Allah, itulah kuasa Allah SWT, yang mengatur dunia ini hingga sedetail-detailnya. Walaupun kerap dijuluki sebagai si maha benar karena selalu mendebat opini yang menurut saya kurang tepat, tapi saya bersyukur atas pertemanan mereka. Kehadiran saya seolah-olah dinantikan, karena (menurut mereka) jika tidak bisa hadir, pembicaraan menjadi tidak menarik, karena tidak ada yang mendebat

. So…. Di geng pertemananmu, bisanya kamu “berperan” sebagai si ……….. (isi sendiri ya)