Guru Merdeka Mengajar, Murid Bahagia Belajar
Guru Merdeka Mengajar, Murid Bahagia Belajar
Kurikulum merdeka dijalankan satuan pendidikan saat ini menjadi angin surga bagi guru. Pasalnya, kurikulum yang fleksibel ini menjadikan guru bebas membuat praktik baik pembelajaran sesuai kebutuhan, kesiapan belajar, dan kemampuan murid. Kemudian pelibatan murid dalam menurunkan tujuan pembelajaran dan metodenya sangat berpengaruh terhadap hasil capaian pembelajaran. Selain itu, apa yang membuat guru senang dengan kurikulum merdeka ini? Yakni guru dan murid merdeka memilih konteks pembelajaran yang disepakati. Dulunya, masih ada kekhawatiran guru memilih konteks pembelajaran, sebab guru masih berpikir pembelajan harus disamakan dengan satuan pendidikan lainnya agar tidak terjadi kesenjangan. Namun hal ini sudah diluruskan dengan hadirnya kurikulum merdeka—guru dan murid terlibat bersama memilih apa yang menjadi hal pendukung proses belajarnya.
Lantas, apa yang berbeda dari guru yang merdeka? Guru merdeka adalah guru yang senantiasa memenuhi kebutuhan belajar muridnya. Bukan murid yang memenuhi permintaan gurunya seperti guru selalu menyuruh murid untuk membaca buku/berliterasi namun gurunya tidak melakukan itu.
Guru merdeka selalu menjaga dan merawat motivasi belajar muridnya seperti apa yang disenangi murid, guru siap memfasilitasi. Bukan malah sebaliknya, guru memaksa murid mengikuti alur belajar yang ditentukan guru. Dan, guru merdeka itu adalah guru yang memulai proses belajar muridnya dari apa yang diketahui murid melalui asessmen diagnostik kognitif maupun non kognitif. Kemudian dijabarkan menjadi pembelajaran yang bermakna dengan alur yang berbeda dari setiap gaya belajar murid alias pembelajaran berdiferensiasi.
Dari penjabaran tentang guru merdeka, maka kita bisa mafhum bahwa seandainya guru seperti ini adalah pelaku di ruang kelas Anda, apa yang terjadi pada murid? Tentu muridnya bahagia belajar. Muridnya menjadi pemimpin pembelajaran. Muridnya belajar tanpa instruksi gurunya. Dan Murid memahami bahwa belajar untuk bisa berkehidupan.
Bagaimanakah memulai diri menjadi sosok guru yang merdeka? Pada kurikulum merdeka, guru bebas melakukan percakapan bermakna kepada murid dan orangtua. Melakukan percakapan santai dan terbuka, memposisikan murid sebagai teman atau mitra belajar agar proses belajar menjadi menyenangkan dan murid bahagia di dalam kelas tanpa terbeban dengan perintah guru. Selain itu, orangtua dijadikan teman sejawat dalam mengenal karakter murid untuk acuan dalam asesmen diagnostik. Sehingga, dari langkah awal ini, guru bisa memahami apa yang dibutuhkan murid dan orangtua terhadap capaian pembelajaran selama satu tahun ke depan.
Sebagai contoh saat materi tentang metamorfosis di kelas 4, saya meminta murid untuk duduk bersama membahas apa yang telah murid ketahui tentang metamorfosis sebagai tahap asesmen awal. Kemudian, hasil asesmen diagnosa tersebut, guru menjabarkan apa saja yang wajib dicapai murid pada konteks. pelajaran metamorfosis melalui wa grup orangtua maupun murid yang di sekolah. Kemudian, guru bersama siswa merancang proses atau alur pembelajaran yang murid inginkan. Seperti, murid memilih menonton video metamorfosis untuk mengetahui prosesnya. Lalu, ada murid meminta guru membuat permainan metamorfosis agar mereka lebih cepat memahami tentang materi tersebut. Selain itu, ada murid yang hanya ingin membaca buku dan mendengar penjelasan guru dalam membantunya mencapai capaian pembelajaran tentang metamorfosis. Sehingga, dari perbedaan alur proses pembelajaran yang difasilitasi guru, maka mendorong murid-murid terus belajar mencapai kompetensi dan bukan berkompetisi. Alhasil, murid menjadi senang dan bahagia karena kebutuhan belajarnya terpenuhi. Murid juga merasa dihargai atas keputusan yang ia pilih dalam proses belajarnya.
Dari contoh kasus yang saya alami, dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan murid yang timbul disebabkan karena gurunya yang sudah merdeka mengajar. Merdeka mencari cara dalam membantu murid-muridnya menguasai kompetensi sesuai arah dan perkembangan pola pikir muridnya. Kemudian, kebahagiaan belajar murid juga ditentukan oleh seberapa besar guru mampu mencoba hal-hal baru dalam membantu murid berkarya dan bekarya. Selamat mencoba. Sekali merdeka tetap merdeka belajar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisan yang mencerahkan dan memberikan perspektif positif bagi pembaca. Tapi, kita juga harus ingat bahwa merdeka belajar adalah fun-learning yang melibatkan kolaborasi antara guru dan siswa utk mendorong serta dapat menjawab rasa ingin tahu mereka. Terima kasih inspirasinya Bu Niar.
Terima kasih, Pak