MAILIFDA, SP.d

Ibu dari 4 orang putera dan isteri dari seorang suami petugas medic, berasal dari Payakumbuh Sumatera Barat. Saya dilahirkan dari seorang ibu yg berasal dari S...

Selengkapnya
Navigasi Web
HIKMAH DIBALIK HARI RAYA IDUL ADHA

HIKMAH DIBALIK HARI RAYA IDUL ADHA

.

TAGUR 039

Peringatan Hari Raya Idul Adha yang setiap tahun nya kita rayakan ditandai dengan pemotongan hewan Qurban. Hari Raya Idul Adha yang kita rayakan setiap tahunnya berbarengan dengan Pelaksanaan Ibadah Haji di Mekkah Al Muqarramah.

Kalau kita membaca kisah nabi Sulaiman dan Istrinya Siti Hajar serta anaknya yang bernama Ismail, barulah kita mengetahui bahwa Hari Raya Idul Adha yang kita sebut hari Raya Qurban kita Rayakan setiap tahunnya adalah mencontoh ketauladan Nabi Sulaiman kepada Rabb nya

.Mari kita simak cerita dibawah ini !

Siti Hajar Istri Nabi Sulaiman bersedih ....

mengapa suaminya meninggalkan dia dan Ismail anaknya yang masih kecil di padang pasir yang tak bertuan ?

Seperti jamaknya, dia hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertama suaminya yang belum juga bisa memberinya putra.

Hajar mengejar Ibrahim AS, suaminya, dan berteriak :

*"Mengapa engkau tega meninggalkan kami di sini, bagaimana kami bisa bertahan hidup...?*

Ibrahim AS terus melangkah meninggalkan keduanya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh.

Remuk redam perasaannya terjepit antara *pengabdian* dan *pembiaran*.

Hajar masih terus mengejar sambil terus menggendong Ismail. Kali ini dia setengah menjerit. Dan jeritannya menembus langit.

*Wahai suamiku, ayahanda Ismail, apakah ini perintah Tuhanmu ?"

Kali ini Ibrahim AS, Sang Khalilullâh, berhenti melangkah.

Dunia seolah berhenti berputar.

Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim AS.

Butir pasir seolah terpaku kaku. Angin seolah berhenti mendesah.

Pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semuanya terkesiap.

Ibrahim AS membalik tegas, dan berkata :

*Iya, ini perintah Tuhanku !*

Hajar berhenti mengejar, dan dia terdiam.

Lantas meluncurlah kata-kata dari bibirnya, yang mengagetkan semua Malaikat, serta menggusarkan butir pasir dan angin.

*"Jikalau ini perintah Tuhanmu, pergilah wahai suamiku. Tinggalkan kami di sini. Jangan khawatir, Allah akan menjaga kami."*

Ibrahim AS pun beranjak pergi.

Dilema itu punah sudah.

Ini sebuah PENGABDIAN, ATAS NAMA PERINTAH ALLÂH. BUKAN PEMBIARAN.

Itulah IKHLAS...

IKHLAS adalah wujud sebuah keyakinan mutlak, pada Sang Maha Mutlak.

IKHLAS adalah kepasrahan. Bukan mengalah apalagi menyerah kalah.

IKHLAS itu adalah ketika engkau sanggup untuk berlari, mampu untuk melawan dan kuat untuk mengejar, namun... engkau memilih untuk patuh dan tunduk

IKHLAS adalah sebuah kekuatan untuk menundukkan diri sendiri, dan semua yang engkau cintai.

IKHLAS adalah memilih jalanNya. Bukan karena engkau terpojok tak punya jalan lain.

*IKHLAS bukan lari dari kenyataan.

*IKHLAS bukan karena terpaksa.

iKHLAS bukan merasionalisasi tindakan, bukan mengkalkulasi hasil akhir.

IKHLAS tak pernah berhitung, tak pernah pula menepuk dada.

IKHLAS itu tangga menujuNya, mendengar PerintahNya, mentaati-Nya.

IKHLAS adalah IKHLAS itu sendiri.

Murni tanpa embel2 kepamrihan apapun.

Suci bersih 100 persen, hanya karenaNya dan mengikuti KehendakNya, tidak yang lain..!!!

Setelah ditinggal suaminya, Ibrahim, Hajar menggendong putranya, Ismail . Sambil lapar dan haus Hajar terduduk. Kaki Ismail mengepak-ngepak ke pasir dan keluarlah air, yang kita sebut air zamzam. Di situ Siti Hajar dan Ismail hidup selama belasan tahun.

Setelah lsmail remaja datanglah Ibrahim dengan perintah Allah untuk menyembelih Ismail. Ismail dan Ibrahim ikhlas dan patuh kepada Allah.

Maka ketika sudah dibaring... ternyata Allah SWT mengganti Ismail dengan domba.

Setiap kita adalah 'IBRAHIM'* dan *setiap Ibrahim punya 'ISMAIL'...

Ismail kita mungkin HARTA KITA',

Ismail kita mungkin ABATAN KITA',

Ismail kita mungkin 'GELAR KITA',

Ismail kita mungkin EGO KITA

Dishare dari Group WA

Pekanbaru

09072022

Ismail kita adalah sesuatu yang *KITA 'SAYANGI'* dan *KITA 'PERTAHANKAN'* di dunia ini...

Ibrahim tidak diperintah Allâh untuk membunuh Ismail. Ibrahim hanya diminta Allâh untuk *MEMBUNUH RASA 'KEPEMILIKAN' terhadap Ismail.*

Karena hakekatnya semua adalah milik Allâh...

Semoga Allâh Subhanahu wa Ta'ala menganugerahkan KESHALIHAN Nabi Ibrahim dan KEIKHLASAN Nabi Ismail kepada kita semua, agar kita bisa mengaplikasikan dalam kehidupan kita...

*Jangan rendahkan dan hinakan orang lain dengan harta, jabatan dan gelar kita...*

*Karena dengan cara itu pada hakekatnya hanyalah akan merendahkan diri dan keluarga kita sendiri*

*Di hadapan Allâh hanya ketaqwaan kita yang diterimaNya...*

Semoga bermanfaat untuk kita semua

Dan semoga kita termasuk ke dalam golongan orang yang bertaqwa dan dirahmati ALLÂH.

*Aamiin Yaa Rabbal Alamin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post