TAGUR HARI KE 147 / 365 HARI

Sesungguhanya kita adalah milik Allah, dan hanya kepada Dialah diri kita akan dikembalikan. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa almarhumah dan menerima segala amal kebaikannya semasa ia hidup. Semoga kepergiannya Husnul Khotimah dan bagi keluarga yang ditinggalkan semoga selalu diberi kesabaran serta ketabahan.

Lafaz doaku sesaat setelah menerima kabar berpulangnya Uni Des, demikian aku memanggil beliau.

Kaakraban aku dan Almarhumah terjalin pada tahun 1998 dahulu, dimana suamiku dan suaminya satu Departemen di Medical PT Caltex Pasific Indonesia (CPI) yang kemudian berubah menjadi CHEVRON dan saat ini telah diambil alih oleh PERTAMINA.

Pada tahun 1998, kondisi kota Pekanbaru khususnya dan Riau pada umumnya dilanda kabut asap yang berkepanjangan. PT CPI saat itu sebagai perusahaan Swasta terbesar di Riau sangat peduli dengan kesehatan keluarga karyawannya, dimana Kabut Asap dapat berakibat buruk bagi kesehatan terutama buat anak-anak balita dan ibu hamil.

Ada kebijakan dari Perusahaan CPI untuk merelokasi keluarga karyawan ataupun Karyawan PT CPI itu sendiri terutama bagi ibu hamil, atau punya anak Balita dan juga bagi karyawan/keluarga yang berpenyakit Asma dan sakit yang rentan terhadap kabut asap yang sangat meraja pada saat itu.

Aku yang saat itu punya anak Balita 2 orang Benno sulung umur 4 tahun dan Jovan yang masih 9 bulan ketika itu.

Apalagi aku dirumah saat itu sering ditinggal Suami yang bertindak sebagai tenaga medis ikut bersama keluarga karyawan yang direlokasi kedaerah yang aman dari kabut asap, yaitu ke Pulau Batam.

Tanpa ada persiapan sehari menjelang relokasi aku diberitahu suami bahwa giliran aku dan anak-anak Benno , Jovan untuk direlokasi ke Batam lewat darat dan laut.

Setiba di Batam kami diinapkan di Hotel Melia Panorama. Parsis kamar ku bersebelahan dengan kamar Almarhumah yang waktu itu membawa 3 orang anaknya lelaki yang masih usia Balita sementara aku membawa 2 orang anakku laki-laki pula. Mengasuh anak 2 tanpa suami dan Pembantu RT di hotel memang sangat menderita, Walaupun kita hanya tinggal tidur dan mengasuh anak, sementara susu anak, makan dan minum sampai loundry disediakan waktu itu, namun kami yang korban relokasi sangat kewalahan mengasuh anak sendiri. Maka aku dan Almh yang bersebelahan kamar saling membantu ketika harus mengerjakan sesuatu. Misalnya kalau Pampers anak sudah habis, kamipun saling bantu untuk menjemput Pampers anak di Klinik khusus yang terletak dilantai dasar Hotel tsb.

2 Minggu dihotel menjadikan kami ibu-ibu sudah merasa keluarga sendiri. Berjumpa di Restoran Hotel 3 kali sehari, disaat Sarapan Pagi, makan siang dan makan malam membuat kami sudah merasa akrab satu dengan yang lainnya.

Baru setelah aku bertolak ke Jakarta menenangkan diri dirumah saudara, sejak saat itu kamipun tak lagi saling berjumpa.

Itulah kenangan dengan Almarhumah yang aku ketahui orangnya baik, cantik ramah dab bersahaja.

Waktu berjalan anak-anak kami yang Balita dulunya sekarang sudah dewasa, malah anakku nambah lagi dua lelaki juga.

Sementara Uni Des Almarhumah anaknya sampai saat ini tetap 3 orang yang dibawanya relokasi dulu sekarang sudah tumbuh dewasa bahkan sudah menikah pula 2 orang tinggal yang bungsu masih melajang.

3 tahun yang lalu, Almh mencalonkan diri jadi anggota Dewan dari salah satu Partai yang mengusungnya, Membuat Almh kembali bersemuka dengan aku yang menjadi Ketua Majelis Taklim Tingkat Kelurahan, dan tingkat RW serta Ketua Majelis Taklim di Mushalla dekat rumahku juga. Aku senang sekali tatkala Almh ingin bersosialisasi ke Mushalla kami untuk meminta dukungan dan meraup suara di Pemilu nanti.

Kami ibu-ibu tentu senang ada perpanjangan tangan ibu-ibu yang duduk di Dewan. Tentu aspirasi dan minta bantuan lebih cepat ditindak lanjuti kalau ada wakil perempuan duduk disitu. Apalagi Almh adalah kakakku dan Uniku yang dulu pernah bersatu dan saling membantu.

Sebagai cendera mata Almh. memberi sebuah Almari untuk tempat Al-Quran yang sewaktu Almh berkunjung ke Mushalla kami letak Al-Qurannya tidak beraturan sekali. Alhamdulillah sanpai saat ini Almari Al-Quran masih sangat berfungsi, walau pada akhirnya almh tidak mendapat kursi menjadi anggota Dewan.

Yach ! Almarhumah sangat legowo sekali, bearti tidak rezeki, namun sederet jabatan penting sampai saat ini masih Almh sandang. seperti Sekretaris dan Bendahara sebuah perkumpulan.

Akupun tak tahu kalau Almh punya penyakit Diabetes yang membuat stamina nya agak berkurang, badannya kurus dan terakhir nafsu makannya berkurang.

Aktif disemua kegiatan membuat Buk Des almh dikenal banyak orang.

Namun Tuhan sang Pencipta berkehendak memanggil Buk Des disaat semua orang sedang sayang dan senang. 3 orang anak lelakinya yang sudah berangkat dewasa bahkan sudah menikah anak tertua dan nomor dua. Si bungsu masih belum bertemu jodohnya.

Tampak suaminya sangat terpukul dengan kepergian istri yang tercinta. Namun kekuatan Imam nya yang luar biasa kuat membuat dia dan anak-anak ikhlas melepas Mamanya dipanggil sang Pencipta.

Berduyun-duyun karib kerabat teman dan saudara mara menyolatkan serta mengantarkan almh keperistirahatan terakhirnya. Insya Allah semua ini menjadi amal bagi almarhumah sendiri.

Alunan suara sisulung meng Imani sholat Jenazah mamanya Insya Allah menambah pahala bagi Mama di alam sana.

Aku dan Suami dari penyelenggaraan jenazah hingga disholatkan dan terakhir mengantar Almh keperistirahatan terakhirnya.

Banyaknya yang mensholatkan dan berduyun-duyun yang mengantarkan ke pemakaman, Semoga ini suatu pertanda bahwa Syorga telah menunggu Almh sebagai tempat istirahat yang kekal abadi.

Selamat Jalan menuju Rabb mu Uniku, Yang baik hati, Semoga Uni tenang disisi Rabbmu

Amin .... Ya Rabbal Alamin

Pekanbaru

**(censored)**

15 Syawal 1443 H