" Terimakasih Pak " kalimat yang sangat lazim sekali kita dengar disaat kita mendapat pertolongan dari seseorang. Walaupun kalimat yang sangat sederhana namun mempunyai nilai yang sangat luar biasa sekali. Kalimat itulah yang kami cetuskan disaat kami memasuki gerbang PLTA Batang Agam kepada dua petugas penjaga pintu gerbang yang telah membukakan dan mempersilahkan kami masuk ke area PLTA yang merupakan Objek Fital yaitu : kawasan, tempat, bangunan dan usaha yg menyangkut harkat hidup orang banyak, kepentingan dan atau sumber pendapatan besar negara yg memiliki potensi kerawanan dan dapat menggoyahkan stabilitas ekonomi, politik dan keamanan bila terjadi gangguan keamanan

Jadi wajarlah PLTA Batang Agam yang merupakan Objek Vital Nasional dijaga dan diawasi oleh aparat keamanan untuk maksud dan tujuan mengamankan objek tsb demi harkat hidup orang banyak / masyarakat.

Dan kami masuk ke area PLTA ini secara berkelompok berjanji tidak akan merusak sedikitpun Objek Vital Nasional ini, dan hanya sekedar ber napak tilas di lokasi ini. Maka nya petugas keamanan dengan legowo mempersilahkan kami memasuki area dengan terlebih dahulu mewanti-wanti area yang dilarang untuk didekati, karena rawan dan lain sebagainya.

Wawww ... sungguh indah pesona alam di area waduk PLTA ini. Sekilas kami bisa membayangkan bagaimana bentuk lokasi ini belum seindah ini waktu ditahun 1978, disaat pertama proyek PLTA ini dibangun di kota Payakumbuh. PLTA Batang Agam ini merupakan pemasok sumber listrik untuk Sumbar - Riau. Selain view nya yang sangat mempesona dilingkungan perbukitan ,kami juga melihat dari dekat debit air yang dimanfaatkan sebagai penggerak turbin listrik . Dimanapun titik -titik lokasi didalam area ini selalu menarik buat didokumentasikan. Pohon-pohon durian yang sangat lebat sekali buahnya berjejer disekitaran danau buatan area ini.

Nah ! karena banyaknya pohon durian, baik yang sedang berbuah ataupun sedang berbunga lebat sekali.

Ada kawan yang bilang : " Duh ! coba kalau jatuah durian pas kita disini ya, maka kita akan dapat Durian Runtuah .

Kata-kata Durian Runtuah kemudian dijadikan kawan kami sang Coach sebagai kata-kata penyemangat disaat sesi berfoto bersama. Pas disebutkan kata-kata Durian Runtuah, maka tangan kami semua harus diacungkan kedepan, seolah menunjuk pohon durian yang lebat buahnya.

Di area PLTA ini kami juga mengadakan latihan baris berbaris. Ingatnya waktu dulu sekolah, setiap hari Senin sekolah selalu mengadakan Upacara Bendera yang pelaksananya biasanya kelas tertnggi yakni kelas VI. Saat latihan upacara ada saja hal yang membuat tertawa kami semua, karena sang penggerek bendera berjalan tegap menuju tiang bendera

yaitu dengan kaki kanan tangan kanan dan kaki kiri tangan kiri. Hahahahaha ... kenangan itulah kami ulang kembali latihan baris berbaris dengan langkah tegap kaki kiri tangan kiri dan kaki kanan tangan kanan.

Inilah yang membuat kami tertawa ingat saat-saat saisuak punya cerita.

Enggan rasanya meninggalkan kebersamaan ini di area yang sangat mempesona dan yang membuat betah berlama-lama disini. Tapi apa boleh buat, langit sudah mulai berubah warna dari biru kekuning-kuningan. Pertanda senja sudah mulai menjelang.

Namun kaki ini enggan untuk dilangkahkan. Sekali kaki ini dilangkahkan pertanda sejengkal sudah menjauh dari teman.

Ow ... ow ... aku ada planning berikutnya .... Rahasia alam , Pagi sudah berubah jadi siang dan siang beranjak menjadi sorean, saat ini sore telah menjelang maghrib datang. Perut yang tadi kenyang saat ini sudah berasa keroncongan. Aura sejuk disore menjelang maghrib pun telah membuat perut keroncongan. Agar tidak say hello dengan kawan-kawan, nyok kita cari warung bakso yang enak tenan

Hari sudah berangkat senja, kami pun mulai menaiki kenderaan lagi, meninggal kan area PLTA yang mempesona dengan kenangan berjuta. Sampai jumpa lagi PLTA Batang Agam yang menjadi saksi bisu perjalanan kebersamaan SDN 7 Teladan hari ini di 11 Juni 2022.

(bersambung)

Pekanbaru

05072022