MEDIAGURU WRITING CAMP ( MWC ) KE-11 AGAM

Pertama mendengar istilah itu telingaku serasa asing, MWC11 AGAM. Tetapi waktu temanku menyatakan info itu dishare di grup wa MKKS kami di Tanah Datar, buru-buru aku membuka HP-ku.

MWC11 AGAM, ooh, rupanya media bagi guru untuk menulis yang akan dilaksanakan di Hotel PUSAKO Bukittinggi; salah seorang pengurusnya adalah temanku sesama Kepala Sekolah, Si Mba’.

Kuperhatikan jadwalnya, tanggal 19 s.d 21 November 2018. Aku cek agenda kegiatanku untuk bulan November tersebut. Wah, sepertinya memang sangat padat. Ada beberapa kegiatan yang harus aku ikuti, diantaranya tiga hari di awal November aku harus mengikuti Pelatihan untuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah SMP se-Tanah Datar , 16 s.d 18 November aku harus mengikuti Pelatihan Manajerial Kepala Sekolah SMP se-Tanah Datar di Hotel Pusako yang digagas dan dilaksanakan oleh Pengurus MKKS Kabupaten Tanah Datar.

Belum lagi aku harus bertanggung jawab untuk pembuatan Laporan DAK tahun 2018, karena sekolahku mendapat Bantuan Rehab Berat/Ringan Ruangan Kelas dan Sarana Air Bersih di sekolahku. Belum lagi tugas supervisi akhir tahunku terhadap Tenaga PendidiK; walaupun aku telah membentuk Tim Supervisi, namun itu tanggung jawab terhadap pelaksanaannya.

Ah, rasanya berat mengikuti kegiatan tersebut, ditambah lagi dana investasinya lumayan besar untuk ukuran kantongku. Walaupun sebenarnya aku boleh menggunakan dana BOS. Namun aku merasa kurang nyaman saja jika harus menggunakan dana tersebut untuk kegiatan ini.

Karena penasaran dan agak terpaksa aku memutuskan mengikutinya MWC11 AGAM.

Aku sampaikan keputusanku ini pada teman-teman di sekolah, rupanya banyak yang menyuporku untuk mengikutinya dan mereka berharap nantinya aku dapat berbaagi informasi untuk teman-teman di sekolah. Dan memang salah satunya itulah yang mendorongku untuk ikut.

Selanjutnya aku mendaftar bersama temanku Yermala Deswita, Kepala Sekolah di SMPN 2 Tanjuang Baru. Rupanya bersama beliau juga ikut seorang guru dan empat orang siswanya dengan dana sendiri. Aku merasa malu jika tidak ikut.