Maizendra, M. Pd

Saya merupakan perantau di kota Padang yang berasal dari Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Kecamatan Batang. Salah satu tujuan ingin merantau adalah agar bisa me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Faktor Pengaruh Kemerosotan Moral dan Budi Pekerti Siswa
Moral adalah cerminan hasil dari pendidikan

Faktor Pengaruh Kemerosotan Moral dan Budi Pekerti Siswa

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu pembelajaran yang memilki tujuan yang sangat mulia yaitu, bagaimana menciptakan generasi qur’ani yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun dalam prosesnya tidaklah semudah dan segampang yang dibayangkan, karena memiliki tantangan dan hambatan dalam implementasi dan penerapannya dalam lingkungan dunia pendidikan

Menurut analisis penulis sebagai guru Pendidikan Agama Islam mengenai tantangan dan hambatan dalam mewujudkan tujuan dari Pendidikan Agama Islam disekolah adalah pertama dari segi aspek perkembangan teknologi yang menjangkau kepada seluruh generasi baik pada anak-anak maupun sampai orang dewasa. Semenjak terjadinya covid 19 pada tahun 2019, yang mana pada situasi tersebut semua pembelajaran yang biasanya terjadi disuatu kelas sehingga beralih kepada pembelajaran secara daring atau dalam jaringan menggunakan gadged. Perubahan tersebut merubah semua tatanan kehidupan manusia, diatantaranya merosotnya karakter yang dimilki oleh setiap pemegang dan pencandu gadget. Awal mula fungsi gadget tersebut dalam suasana pandemi memilki dampak positif dalam dunia pendidikan. Seiring dengan berjalannya waktu ternyata kebijakkan tersebut mempunyai dampak dan pengaruh besar dalam dunia pendidikan.Menghancurkan akhlak dan karakter generasi, melemahkan semangat belajar hgenerasi serta merusak tatanan hubungan sosial diantara sesama.

Bahkan yang lebih parahnya adalah setelah peralihan fungsi positif gadged menjadi negatif adalah maraknya kecanduan generasi atau siswa terhadap game online. Sehingga mampu menghabiskan waktu sehari-hari hanya untuk bermain dengan gadged bersama teman-temannya. Inilah hambatan tidak tercapainya tujuan dari pendidikan PAI kepada seluruh generasi khususnya kepada siswa disekolah. Alasanya adalah untuk merobah sesuatu yang memilki pengaruh besar dalam diri sesorang bukanlah perkara yang mudah, kecuali pribadi tersebut yang bersaha untuk meninggalkan sesuatu yang sisa-sia tersebut.

Kemudian tantangan kedua adalah dipengaruhi oleh faktor internal sekolah. Terkadang kita sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam memiliki ide dan gagasan yang positif dan sangat menunjung dalam mengatasi berbagai persoalan tingkah laku negatif siswa disekolah, akan tetapi guru Pendidikan Agama Islam Tidak memilki kekuasaan secara mutlak membuat suatu keputusan untuk menyetujui ide dan gagasan tersebut. Karena keputusan mutlak berada ditangan kepala sekolah, bukan Guru. Namun sebagai guru hanya bisa memberikan motivasi dan perubahan berdasarkan kemampuan didalam mengajar baik didalam lokal, maupun diluar lokal.

Kemudian ada beberapa faktor-faktor peyebab turunnya moral dilingkungan peserta didik. Pertama faktor lingkungan yang kurang baik. Lingkungan yang dimaksud ada dua yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Pengaruh yang lebih dominan adalah dalam lingkungan keluarga. Anak yang memiliki tingkah laku dan karakter terpuji merupakan cerminan lingkungan keluarga yang sukses dalam mewujudkan visi dan misi dalam mendidik anak dan serta anggota keluraga. Tetapi jika sebaliknya, maka dampak dari sang anak akan berpengaruh dilingkungan masyarakt maupun sekolah. Faktor kedua yaitu, merosodnya moral anak, dikarenakan lingkungan yang tidak mencerminkan dan mencontohkan karakter baik kepada generasi. Seperti halnya siswa yang tinggal di daerah pantai tentu memilki perbedaan dengan siswa yang tingga di kota. Cara berbicaranya, perbuatannya bahkan corak berbagai sikap dan tingkah lakuknya didalam masyarakat tentu memilki perbedaanyang siknifikan.

Kemudian dari permasalahan di atas dapat kita tawarkan solusi untuk mengatasi kemerosotan moral siswa dalam dunia pendidikan. Di antaranya butuh kerjasama yang kompak antara pihak sekolah, keluarga dan masyarakat sama-sama sejalan dan sivisi dalam mengatasi masalah tersebut agar moral peserta didik dapat dikembalikan secara berlahan-lahan sesuai dengan tujuan dalam sistem pendidikan nasioanal. Jika ruangan libgkupnya keluarga, maka anggota keluarga dalam mendidik anak-anaknya sejalan dengan program yang disampaikan oleh pihak sekolah dan aturan dalam pemerintahan seperti menerapkan pendidikan dengan program 18.21 artinya anak belajar agama dimulai dari pukul 18.00 sampai pukul 21.00 bersama anggota keluarga. Kemudian solusi berikutnya membatasi kepada anak dalam menggunakan gadged dalam aktivitas di rumah dan penggunaannya dilingkungan masyarakat serata di lingkungan sekolah. Sehingga dengan harapan adanya kerjasama tiga unsur tersebut mampu memberikan perubahan kepada kartakter dan akhlak siswa menjadi manusia yang bermoral serta berprilaku mulia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post