Maizendra, M. Pd

Saya merupakan perantau di kota Padang yang berasal dari Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Kecamatan Batang. Salah satu tujuan ingin merantau adalah agar bisa me...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pentingnya Kepedulian Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak
Anak aset yang paling berharga bagi orang tua

Pentingnya Kepedulian Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Anak

Anak merupakan aset paling berharga bagi setiap orang tua dalam lingkungan keluarga. Karena anak salah satu amanah yang dianugerahi oleh Allah swt. Betapa banyak mereka yang sudah menikah sesuai syari'at ajaran Islam, menginginkan mempunyai keturunan yang sholeh dan sholehah. Namun itu semua merupakan hak prioregatif Allah swt terhadap setiap hambanya. Manusia hanya bisa berikhtiar dan bertawakal dengan segala kampuan serta keseriusan dan mencapai sebuah keinginan.

Memiliki keturunan yang sholeh dan sholehah merupakan cita-cita bagi setiap orang tua. Namun untuk mewujudkan itu semua, tidaklah dimulai ketika sudah mempunyai keturunan. Akan tetapi sebelum sesorang menikah, sudah dimulai pendidikan untuk memiliki anak yang sholeh dan sholehah dengan cara menentukan pasangan yang akan dijadikan istri atau suami.

Rasulullah SAW telah menyampaikan empat kriteria dalam memilih pasangan hidup. Ini termaktub dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Perempuan itu dinikahi karena empat hal yaitu (1) karena hartanya, (2) keturunannya, (3) kecantikannya dan (4) agamanya. Maka pilihlah yang baik agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasai, dan Ibnu Majah)

Dalam hadist di atas bukan hanya bertujuan kepada perempuan yang akan dijadikan istri, namun sebaliknya juga kepada laki-laki muslim yang akan dijadikan suami. Kemudian kenapa hadist di atas hanya tertuju kepada perempuan, karena perempuan merupakan produk tempat menghasilkan manusia yang disebut dengan rahim. Dapat diumpakan sebuah lahan pertanian, jika lahan dan kualitas tanahnya bagus, maka apapun yang akan ditanam di tempat itu, akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Maka pilihan yang baik itu kata Rasulullah bukan, karena kecantikanya, harta, dan nasabnya, akan tetapi karena Agamanya.

Kualitas Agama seseorang dalam mewujudkan keturunan sholeh dan sholehah merupakan sesuatu yang memiliki pengaruh besar terhadap anak yang dihasilkan dari pernikahan yang sah berdasarkan syari'at dalam Agama Islam. Karena pada hakikatnya seseorang memilih pasangan yang baik Agamanya, secara tidak langsung sudah dimulai pendidikan untuk mewujudkan keturunan yang sholeh dan sholehah lewat Ibu dan bapaknya.

Lalu pendidikan selanjutnya dimulai ketika anak sudah lahir keatas dunia, disanakah kedua orang tua memainkan peran baiknya sebagai orang tua dan mengfungsikan peranya dalam mendidik anak. Mau kemana diarahkan seorang anak, itu tergantung bagaimana cara orang tuanya mendidik. Sebagaimana Dari Abi Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam kondisi fitrah kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”(HR. Bukhari Muslim).

Hadist di atas memberikan penegasan kepada setiap orang tua, agar memberikan pendidikan Ilmu agama kepada setiap anak yang lahir dalam kondisi fitrah. Usia 0-7 tahun merupakan waktu yang sangat penting untuk memberikan kepada anak pemahaman ilmu Agama. Mengajarkannya untuk mengenal Allah, memahami rukun Iman, rukun Islam, bacaan sholat, tata cara, dan membaca Ayat suci Al Qur'an.

Orang tua merupakan madrasah pertama bagi anak, jika didikan yang diberikan baik, maka akan menghasilkan anak yang baik. Begitu juga sebaliknya, jika didikan yang diberikan kurang baik, maka akan menghasilkan tidak baik terhadap anak. Karna sesungguhnya peran orang tua terhadap pendidikan anak sangatlah penting dalam keluarga. Apalagi kedua orang tua sangat memahami Ilmu Agama. Ibarat pepatah minang mengatakan "buah jatuh pasti tidak jauh dari batangnya"

Suatu ketika penulis mendapatkan pelajaran berharga ketika sebagai seorang penguji dalam tes membaca Al Qur'an disuatu sekolah dalam acara penerimaan peserta didik baru. Banyak penulis temui, siswa yang kurang lancar dalam membaca Al Qur'an, bahkan ada yang tidak tahu sama sekali dengan huruf, tidak tahu dengan rukun Islam, rukun sholat dan rukun wudhu'. Siapakah yang salah jika ditemui kasus seperti ini? Tentu berawal dari kedua orang tua, yang kurang meluangkan waktu untuk bersama anak dalam mengenalkan ilmu Agama. Bisa jadi ini terjadi dikarenakan pengaruh Gadget yang merupakan solusi dizaman sekarang menurut mereka, sebagai antisipasi tingkah laku dan perangai anak, agar tidak mengganggu aktivitas orang tua. Kemudian juga kurang kontrol orang tua dalam proses pembelajaran, baik disekolah SD, TK, maupun TPQ/TQA, dan kurang kerja sama organisasi BKS dengan orang tua dalam program Kontiniu (berkelanjutan) terhadap pembelajaran membaca Al Qur'an dan Ilmu Agama bagi yang santri yang sudah lulus TPQ/TQA, MDA. Bahkan dilemanya saat ini, jika sudah lulus TPQ/TQA, maka anak juga sudah berhenti untuk belajar dan membaca Al Quran.

Solusi dari permasalahan di atas adalah kembalikan anak kesurau, ajarkan anak mengaji dan berikan pemahaman ilmu Agama. Hal ini di tegas dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala: "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."(QS. An-Nisa' 4: Ayat 9)

Makna Zurriatan Dhi'afan adalah jangan tinggalkan generasi yang lemah. Lemah dalam konteks pendidikan, ekonomi, pertumbuhan (fisik), dan lemah dalam pemahaman Ilmu Agama. Semoga tulisan ini dapat memotivasi setiap orang tua, agar sangat peduli terhadap pendidikan Agama seorang anak. Sebuah kata-kata bijak mengatakan "Ajarilah anakmu Ilmu Agama, niscaya kelak kamu akan mendapatkan kebahagian dan keselamatan didunia dan diakhirat"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

19 Jun
Balas

Terima kasih Salam kembali pak

19 Jun

Mantap ulasannya. Salam sukses.

19 Jun
Balas

Terima kasih buk

19 Jun
Balas



search

New Post