Ermawati

Profil Penulis: Penulis lahir di RS Jalan Agus Salim Jakarta Pusat, menempuh pendidikan dasar di Cibubur; dan SLTP di Gandaria, Jakarta Timur, d...

Selengkapnya
Navigasi Web

Trauma Menikah

1. Antara Ketakutan dan Harapan versi Kotak Pandhora.

Seorang wanita bernama Pandora menerima berbagai anugerah.

“Terimalah kepandaian menenun dan menjahit pakaian, Pandora,” ujar seorang wanita berpakaian panglima perang. Athena, Dewi kebijaksanaan, perang, strategi, usaha, kerajinan tangan, dan akal pikiran. Dia dilahirkan sebagai wanita dewasa dengan pakaian perang. Dia digambarkan memakai helm bersabit, membawa tombak dan perisai perang.

“Hmm, aku menghadiahi kamu kecantikan dan hasrat,” menyusul ucapan seorang wanita cantik bertubuh sintal dan lembut menghampiri Pandora sambil mengangkat tongkat sihirnya. Venus adalah lambang keindahan fisik, dia juga merupakan simbol cinta yang ideal. Dia sangatlah sederhana dan memperhatikan hal-hal sekecil apapun, semata-mata untuk membuat sesuatu yang kecil itu menjadi sangat bernilai dan berharga tinggi karena kecantikannya yang memancar dari benda tersebut. Kecantikan dewi Venus juga datang dalam cara kehidupan rumah tangga yang bahagia, salah satunya yaitu terciptanya hubungan yang stabil dan harmonis.

“Ini, gunakanlah kalung emas bertatahkan batu murni terindah di leher mu,” ucap seorang wanita pengrajin perhiasan yang melangkah tergesa-gesa dari ujung kota. Amethyst, seorang gadis muda yang cantik bagaikan Kristal kuarsa bening dan memancarkan pendaran warna ungu. Dewi kecubung ungu, wanita yang sangat indah pemilik perhiasan dunia.

“Mahkota emas bertatahkan batu permata untuk putri bumi yang paling indah, terimalah wahai yang mulia,” ujar seorang kaya pengrajin perak dan emas dari negeri yang makmur lagi kaya raya dengan suka hati.

“Ikutilah aku bernyanyi, akan aku ajari kau bernyanyi dan menari,” ucap seorang artis terkenal berpenampilan indah yang sangat mencintai dunia hiburan kepada Pandora. “Akupun akan mengajarimu bermain music sampai mahir.”

Seorang ratu dari segala ratu yang sangat berkuasa tak mau kalah ingin juga memberi hadiah kepada Pandora. “Belum pernah ada orang yang pernah menerima hadiah dariku, aku menganugerahimu rasa penasaran,” ujar ibu ratu dari semua orang-orang cerdik pandai lagi murah hati yang sedang rapat di ruangan itu.

Seorang pemimpin yang ahli dalam berbagai pengetahuan tak mau kalah dengan bunda ratu, ingin memberi hadiah pula untuk Pandhora. “Aku memberimu kepandaian berbicara, kau akan menjadi seorang orator yang mampu membuat semua pendengarmu mempercayaimu, walaupun kamu sedang berbohong.”

Kemudian raja dari segala raja yang memimpin upacara pemberian hadiah kepada Pandhora sang putri bumi memerintahkan 12 orang hulu balang untuk mengantar Pandhora dalam kereta kencana, menemui pangeran mahkota di bumi. Sang ayahanda tak mau ketinggalan ikut memberi hadiah pernikahan kepada mempelai berupa sebuah kendi bersegel kerajaan.

“Kalian kunikahkan, terimalah hadiah di dalam kendi ini yang akan membuat pernikahan kalian menjadi indah dan bermakna,” demikian sang raja membuat kalimat pembukaan. “Jadikan kotak berharga ini sebagai lambang pernikahan samawa Ananda berdua, namun sekali-kali janganlah engkau berdua membukanya dalam keadaan sendirian,” demikian pesannya.

Pada awal pernikahan mereka sepasang manusia ini selalu berdua kemanapun mereka pergi. Dirumah, Epimetheus senantiasa membantu pekerjaan Pandhora menyiapkan makanan ataupun bebenah rumah. Diluar rumah Pandhora dengan senang hati membawakan seember air untuk menyiram tanaman saat suaminya sedang berkebun. Mereka berdua sangat setia.

“Kakang, ayo kita buka kendi pemberian ayahku. Aku penasaran ingin melihatnya,” bujuk Pandhora pada suatu sore sambil duduk berdua di beranda rumah mereka.

“Ayolah, jeng,” ujar Iphemetheus seraya mengulurkan tangannya kearah istrinya. Ia melingkarkan tangannya ke pinggang sang istri, merengkuhnya dalam satu pelukan sebelah tangan yang hangat. Kaki-kaki keduanya menderap kompak dan halus kearah gudang penyimpanan di sudut rumahnya paling dalam. Dengan hati-hati mereka membuka penutup sutra berwarna pinky yang menutupi kendi dengan rapat. Hanya sedikit mereka membukanya, tiba-tiba muncul seekor tawon mendengung dan dengan cepat menggigit keduanya. Iphemetheus segera menutup kembali kendi itu.

“Aduh! Pedih sekali, Kakang!” jerit Pandhora.

“Kemarilah jeng! Biar kakang obati lukamu,” ujar Iphemetheus.

Namun racun lebah terlanjur menjalar keseluruh tubuh Pandhora. Demikian pula dengan racun yang menggigit suaminya. Segera saja rasa cemburu menguasai hati mereka berdua. Iphemetheus tak pernah lagi melepas pandangan matanya dari sang istri. Ia cemburu kepada tukang sayur langganan istrinya yang dianggap terlalu pandai merayu. Lain waktu Iphemetheus marah saat Pandhora kedatangan tamu yang mengaku tersesat dan minta ditunjuki jalan menuju istana raja. Gara-gara gigitan serangga penghuni kendi, Iphemetheus jadi sering marah-marah kepada istri yang sebenarnya sangat dikasihinya, karena rasa cemburu.

Karena rasa cemburu suaminya yang berlebihan, Pandhora jadi sering meneteskan air mata. Namun di malam hari ia sering menangis karena dihempas rasa cemburu pada suaminya yang tak mau tidur di kamar pengantin mereka berdua lagi. Pandhora penasaran dimanakah Iphemetheus meletakan tubuhnya dikala penat. Apakah ia memiliki peraduan lain? Pandhora pun didera perasaan cemburu yang bertubi-tubi. Sangat menyiksa.

Pada suatu hari, lamat-lamat Pandhora mendengar suara menggedor-gedor dari gudang didalam rumahnya. Ia bergegas menghampiri asal suara itu. Begitupun dengan Imetheus yang juga segera menuju ke gudang. Mereka hampir saja bertabrakan dan masing-masing bersamaan mendengar suara-suara gaduh. Seperti ada yang menggedor-gedor dinding kendi dari dalam. Bergandengan tangan mereka mendekat dan menyentuh kendi. Pandhora penasaran sambal ketakutan. Iphemetheus memandang istrinya penuh kasih dan membantu membuka selaput sutra penutup kendi. Tiba-tiba keluarlah seekor kupu-kupu cantik dari dalamnya. Hinggap menyentuh kedua tangan Pandhora dan Iphemetheus yang saling menggenggam.

“Alangkah indahnya…,” sentuhan lembut kupu-kupu indah yang keluar dari kendi menenangkankan pasangan itu. Memunculkan harapan baru yang mendamaikan. Nuansa cinta dalam perasaan ingin saling melindungi menyeruak, menyebar, memenuhi ruangan. Keduanya saling tersenyum berbaikan. Cemburu rontok terkebiri tanpa bentuk . Damai dan tentram di hati dua anak manusia yang ditakdirkan hidup dalam pernikahan bahagia. Cemburu yang melelahkan berbanding terbalik dengan harapan, mengalahkan rasa takut kehilangan akibat cemburu tanpa fakta seperti yang dialami Iphemetheus dan Pandhora.

Konon ada Sembilan ketakutan dalam diri manusia versi “Pandhora Jar”, yaitu: masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, kelaparan dan cemburu. Ketakutan berupaya menghalau ancaman. Takut mencerminkan pertahanan hidup dasar yang menyikapi stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Ketakutan berlebihan atau fobia (gangguan anxietas fobik) dapat terjadi apabila dalam diri manusia tak mempunyai harapan. Fobia dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya dan perasaan takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti.

2. Takut Jatuh cinta

Filofobia atau takut jatuh cinta, mempengaruhi kualitas hidup dan menjauhkan Mutia dari tanggungjawab. Dimasa lalu biasanya terjadi pada wanita karena mereka diberitahu untuk tidak mengejar cinta, menerima perjodohan keluarga yang telah dipilihkan bagi mereka. Mereka biasanya ditekan untuk memiliki hubungan dan pernikahan yang baik.

Namun penyakit takut jatuh cinta yang Mutia derita berawal dari trauma yang membekaskan rasa ketidakpercayaan yang sangat kepada laki-laki. Mutia menderita diabaikan oleh ayah yang mendua cinta. Setelah dewasa Mutia tidak percaya pada cinta. Bagi perempuan itu cinta hanyalah nafsu yang membuat pelakunya melupakan tanggungjawab terhadap keluarga yang seharusnya disayangi dan dinafkahi. Cinta karena nafsu mudah pupus dan berpindah. Cinta sejati tidak ada.

Hal ini memicu berbagai gejala yang dapat menggabungkan sekresi keringat, denyut jantung tidak teratur, sesak napas, ketakutan, mual dan perasaan gelisah. Aspek terburuk takut jatuh cinta dan menjalin cinta adalah bahwa hal itu membuat Mutia terasing.

3. Trauma Menikah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, trauma adalah keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani. Trauma berkaitan erat dengan pengalaman yang dilalui Mutia yang bersifat psikis hingga memberikan dampak yang negatif pada dirinya untuk sekarang dan masa depan. Pengalaman kadang tidak selamanya membawa dampak positif, adakala pengalaman pahit dan buruk juga dapat menimpa secara disengaja ataupun tidak disengaja.

Mutia tak mempercayai bahwa laki-laki bisa mencintai wanita sebaik wanita bisa melakukan sebaliknya. Sebaik-baik laki-laki dalam mencintai, ujung-ujungnya akan menyakiti wanita juga. Entah atas nama kasih Sayang atau kasihan. Maka kalau nafsu ikut bermain didalamnya, laki-laki baik sengaja maupun tidak akan menyakiti wanita.

Semasa Mutia masih diawal kedewasaan dan merupakan gadis pingitan yang tidak pernah pacaran, Mutia tak habis pikir mengapa ada laki-laki yang gemar menikah dengan lebih dari seorang wanita. Kemudian lebih parahnya lagi jika sampai melupakan komitment diri. Melepaskan tanggungjawab terhadap istrinya yang lain, yang kurang cantic, lebih tidak dicintai.

Pertanyaan-pertanyaan bodoh sering berkelebat dikepala Mutia, mengapa pria mapan kadang menikah dengan lebih dari satu istri. Mengapa biasanya yang dipilih wanita yang lebih cantik, lebih muda dan lebih tinggi statusnya. Seperti pengalaman yang pernah menimpa rumahtangga orangtua Mutia. Ayahnya menjaga ketat anak-anak gadisnya dari cinta terlarang tetapi ia sendiri memilih terjerumus dalam cinta. Bukan hanya cinta segitiga, tapi dilanjitkan dengan cinta trapesium.

Hal-hal seperti itu menjadi pertanyaan dibenak Mutia Sehingga tanpa menyadarinya, Mutia telah berubah menjadi wanita yang tak percaya pada laki-laki. Sukar mempercayai bahwasanya akan ada laki-laki yang bersumpah dapat menjaganya seumur hidup kalau Mutia mau.

Dalam kamus Mutia, Laki-laki itu hanya baik diluarnya saja, diawalnya saja, bahkan hanya seumur jagung saja. Nanti, seiring bergantinya bilangan hari dan tahun, kebaikan akan luntur. Begitupun dengan rasa cinta. Lalu buat apa Mutia membiarkan diri terbuai oleh cinta asmara semu duniawi milik laki-laki?

Begitulah. Kalau hanya berkawan saja, Mutia sebenarnya gadis yang ramah. Tapi kalau sudah ingin berbagi cinta, Mutia bisa tiba-tiba menjadi murka. Hal itu berlangsung cukup lama sampai ia menjadi terasing dan suka menyendiri.

Konon ada beberapa kumbang yang pernah jatuh cinta pada Mutia. Mutia bukan tidak merasakannya, namun ia adalah gadis yang pernah trauma dan fobia menikah. Ia pura-pura tidak mengerti. Selama para kumbang tidak menyatakan cinta, maka ia tetap berlaku ramah. Namun ia selalu menolak memberikan PHP- perhatian dan harapan palsu, sehingga kumbang terhormat yang faham sopan santun pasti akan berlalu dengan sendirinya. Mundur dengan teratur, tiba-tiba tidak pernah muncul lagi ke kostan Mutia. Begitulah berlangsung bertahun-tahun.

Sampai akhirnya muncul seorang ustadz muda yang punya jawaban-jawaban jitu atas setiap pertanyaan Mutia. Lelaki itu masuk dalam kehidupan Mutia melalui pintu persahabatan.

Dengan sabar ia terus membimbing Mutia dan memperhatikan. Prilakunya sangat santun dan tidak sedikitpun memanfaatkan situasi batin Mutia yang produk broken home. Ia tak menampakan rasa cinta dan atau ingin dicinta.

Hubungan cinta kasih itu berlangsung alami sampai suatu ketika sang ustadz muda tidak muncul di kostan, Mutia merasa kangen. Anehnya Mutia membutuhkan ustadz muda tersebut untuk mengobati penyakit kejiwaan yang Mutia derita. Duhai, kemanakah gerangan sang penyembuh pergi, tak tampak batang hidungnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post