Ermawati

Profil Penulis: Penulis lahir di RS Jalan Agus Salim Jakarta Pusat, menempuh pendidikan dasar di Cibubur; dan SLTP di Gandaria, Jakarta Timur, d...

Selengkapnya
Navigasi Web

Trauma Masa Remaja Akhir

Mempertahankan Cinta 3

Sekilas dalam pesta pernikahan sepupu di Serang pada tanggal 24 Desember 2017, saya melihat ada 3 sosok penampakan ayah. Sosok ayah waktu baru jadi tentara dan menikah dengan mama, ada dalam sosok Rudi (anak ayah dari istri kedua). Sosok ayah pada usia mapan, ada dalam diri Heri adik lelaki saya. Dan sosok ayah di usia tua, ada dalam aosok bang Rizal (anak yatim yang ayah besarkan dan sekolahkan/sepupu saya).

Teringat almarhum ayah, saya berdoa agar arwah beliau mendapat tempat yang terang dialam kuburnya. Aamiin. Saya melihat Rudi membawa ibunya, sosok wanita yang ayah nikahi setelah mama. Kakinya pincang dan ia di dorong menggunakan kursi roda. Sisa-sisa kecantikan masih tampak jelas diwajahnya. Bahkan kerutanpun belum muncul dari wajahnya. Mungkon usianyapun hanya terpaut 3 tahun dari usia saya. Perempuan itu dan anaknya disembunyikan dari kami untuk waktu yang lama. Kisahnya saja menjadi trauma masa remaja akhir bagi saya.

Penghianatan Pertama terjadi saat saya duduk dibangku SMA kelas 1.

Versi mama.

Mama diajak ayah ke taman bunga Wiladatika. Disana ayah mengemukakan niatnya untuk menikah lagi dengan seorang gadis usia 19 tahunan dari Djasinga, Bogor. "Hanya seorang gados pincang," kata ayah. "Untuk sekedar menyenangkan hàti ayahnya," lanjut ayah kemudian.

"Anak buah ayah bergantung pada belas kasihan orangtua gadis itu, membuat jalan dan jembatan itu berat. Ketahuilah ma, semua pasokan makanan yng tidak di berikan batalyon dari Jakarta ditanggung oleh pak lurah. Dan pak lurah meminta àgar anak gadisnya yang cacat ada yang meminang. Siapa lagi yang harus melakukannya kalau tak satupun anak buah ayah yang mau. Menikahi gadis cacat bukanlah angan-angan semua orang yang normal. Maafkan ayah ya ma."

Kata mama, ia hanya bisa menangis. Namun dihati kecilnya ia mengikhlaskannya. Ini terbukti bahwa selanjutna anak-anak yang terlahir dari wanita itu masuk dalam kartu keluarga kami dan punya akte kelahiran serta masuk sebagai ahli waris ayah di ketentaraan. Sangat rumit sebuah persetujuan itu, karena harus rela berkorban sampai kapanpun. Tak àda batas.

Mama khawatir dengan masa depan anak-anak. Kalau tadinya mama hanya bergantung kepada ayah. Kini mama mengalihkannya kepada Allah. Sejak peristiwa itu mama rajin datang ke majlis taklim. Mama memperdalam agama dengan memperbagus pemahamannya tentang Al-Quran. Disepertiga malam saat ia kehilangan malam-malam bersama ayah, mama mengintenskan munajatnya kepada Allah.

Versi ayah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post