MENYULUT RINDU
MENYULUT RINDU
Oleh : Mang Ridwan
Tantangan Hari Ke-4
#TantanganGurusiana
Setelah harimu tak ada
Aku hanyalah pejalan
Merangkak perlahan
Dari satu titik kerinduan
Lalu singgah di titik yang lainnya
Dalam kebisuanku
Bu
Menantimu seperti api yang mendingin
Menyulut kayukayu rindu
Kemudian melepuh
: menjadi abu
Bertumbuh lagi menjadi kayu
Kau memantik penantian panjang : ku
Lalu bersimpuh di hadapan pemilik cahaya
Sejatinya semua pejalan bersiap pulang
Bersama nyala
Atau tanpa penerang
Aku hanya mampu mengetuk pintumu
Sebab kalimat tak dapat mengucap
Katakata
Sukabumi, 29-02-2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aku rindu padamu, Ibu. Itu aku. Kamu?
Seorang ibu adalah samudera kerinduan, padanya tak ada tepi. trmksh apresiasinya bu..
Bahagianya ibunya bapak,..walaupun telah pergi, namun cinta anaknya tiada bertepi..
barakallah..terimakasih bnyk bu..
puisi yg bagus...saya berusaha mencari makna yg tersembunyinya...salam balik..
terimakasih banyak pak..salam kembali..