Saba Desa

Saba Desa Kelas Inspirasi Bandung dan alumni Indonesia mengajar program Anies Baswedan siap beraksi di Ciwidey 21 sampai 24 Juli 2017.

Selama empat hari sukarelawan dari berbagai profesi, dari berbagai daerah di Indonesia akan mengabdi di desa terpencil.

Sugih mukti telah dipilih, karena desa sangat jauh dari jangkauan perubahan.

Kendaraan umum menuju lokasi, sangat terbatas. Hanya sebuah elf yang beroperasi satu kali setiap pagi.

Bahkan satu dusun terjauh masih berkekeliaran binatang buas. Jalan berliku, listrik terbatas merupakan ciri khas Rancabolang.

Di daerah ini, sukarelawan yang berjumlah dua puluh orang akan membuka wawasan masyarakat dan memberikan motivasi.

Misi Saba Desa, bukan merubah desa untuk maju, namun membantu siswa memiliki harapan meraih mimpi. Karena siswa umumnya tidak tertarik dengan bangku sekolah.

Sekolah bukanlah hal yang penting di dusun Rancabolang. Setelah menamatkan SD atau SMP, laki-laki melanjutkan orang tuanya menjadi petani teh. Perempuan banyak yang menikah muda. Tak jarang ditemukan remaja perempuan sudah menggendong anak.

Sukarelawan berbagai profesi hasil seleksi dari 160 pendaftar melalui internet, telah tersaring menjadi dua puluh orang. Ditambah ahli foto dan video.

Jumlah pendaftar melebihi target yang diperkirakan. Artinya, di negara kita yang sedang semarak saling menghujat di dunia maya, ternyata masih banyak terselip orang-orang baik.

Mereka tulus dan penuh hati mau membaktikan pada masyarakat. Untuk memberdayakan masyarakat yang terbelakang.

Mereka sukarelawan, tidak butuh dibayar malah rela mengeluarkan tenaga, pikiran dan materi demi membantu anak-anak yang bangga hanya lulusan SD.

Mereka sukarela bergabung di masyarakat yang haus perubahan. Mereka adalah dokter, apoteker, psikolog, pengusaha, seniman, reporter TV, fotogtafer, guru dan insinyur.

Aku yang keseharian sebagai guru. Tentu sangat bangga bisa bergabung dalam misi mereka. Mereka bukan pendidik namun siap dengan tulus penuh hati mengabdi pada pendidikan.

Pembelajaran di sekolah pun akan menjadi sasaran para sukarelawan. Dengan harapan guru Ranca Bolang yang umumnya honorer dapat menampilkan pembelajaran aktif dan kreatif.

Sungguh berat tantangan guru desa Girimukti. Fasilitas sekolah sangat jauh dari sempurna. Tidak semua sekolah memilik perpustakaan. Kalaupun ada, buku yang tersedia sangat terbatas. Laboratorium IPA belum ada, alat peraga minim.

Pasukan relawan dari Jakarta, Bandung dan daerah lainnya, akan membantu masyarakat dalam memotivasi pola hidup bersih dan sehat, ekonomi kreatif dan memilki wawasan yang luas.

Selamat berjuang kawan, tangan halus anak-anak negeri sedang menunggu hati kita yang penuh cinta.

Selamat bergabung di akhir Juli untuk menyatukan langkah dan asa demi mereka, masyarakat yang terpencil.

Walau kita berbeda usia, beda keyakinan, beda suku, beda profesi namun hati kita sama.

Kita adalah

Pasukan Penuh Cinta.