#tantangangurusiana

#harike113

Sedekah

Sebagai guru yang sudah tersertifikasi, sesuai dengan UU Guru dan Dosen maka diberikan kompensasi yang dihitung sesuai dengan pangkat/golongan bagi yang PNS. Di SKTP dikatakan bahwa pencairan tunjungan sertifikasi dilakukan per 3 bulan sekali. Nah masa menunggu pencairan dana serti seringnya membuat dada deg-deg plus. Apalagi dimasa pandemi tahun ini.

Banyak sugesti yang muncul tentang pencairan serti tahun ini, apalagi kami yang di tingkat SMA terlambat jauh dari tingkat SD dan SMP. Bahkan sampai ada yang menyimpulkan bahwa dana serti sudah habis terpakai untuk mengatasi covid19 dan pendapat lain dikarenakan juga yang guru tidak mengajar jadi ya tidak perlu dibayarkanlah sertinya.

Tentu saja itu membuat para guru was-was. Beberapa teman bolak balik menanyakanku kapan serti cair, padahal aku juga guru biasa tak pernah mengurusi tentang sertifikasi. Untuk menghibur mereka dan juga diriku kukatakan saja pasti cair soalnya itu sudah dianggarkan, kita tunggu terbitnya SKTP, kalau sudah terbit amanlah itu. Ah tapi ternyata mereka tidak puas juga sebab SKTP sudah lebih sebulan terbit tapi kenapa dana belum dikuncurkan juga. 

Terakhir kujawab sabar, banyak do’a dan banyak-banyaklah sedekah, padahal jawaban tersebut juga untuk menenangkan diriku. Teringat sedekah, aku juga merasa belum banyak sedekah. Kalau dari segi keuangan pastilah tidak bisa banyak, karena aku juga butuh. Terakhir kulihat barang-barang apa yang tidak ada fungsinya di rumahku, mulai kukumpulkan, ada beberapa t*ppware yang sangat jarang digunakan, kulanjut dengan pakaian. Pakaian anak-anak sudah banyak yang mengecil dan tak terpakai, kumulai dari pakaian si bungsu, kulanjut pakaian si sulung dan terakhir pakaian anak gadisku. Telah rapi terseleksi sekarang mencari calon penerima, penerima harus orang yang benar ikhlas dan betul membutuhkan, karena pakaian yang akan diberi tidaklah baru lagi tapi masih sngat layak untuk dipakai. Untuk pakaian si gadisku sudah ada tempatnya, aku tidak sungkan untuk memberinya karena beliau selalu senang menerima limpahan pakaian gadisku untuk anakknya. Belum sempat bungkusan itu diantarkan ternyata gadisku membongkar lagi pakaiannya yang akan disumbangkan, dia meneliti satu persatu dan berkata”umi ini masih bisa dipakai loh, masih bagus”. Ku jelaskan “meski masih bisa kakak pakai tapi sudah tidak cocok lagi nak, akan lebih bermanfaat bagi yang seukuran  badannya dengan pakaian ini, dan kakak juga sangat jarang menggunakannya”. “Tapi kakak suka baju ini, dan sangat sayang”katanya lagi masih belum ikhlas untuk melepaskan. “Justru kita diajurkan untuk memberikan barang yang paling kita senangi, dengan memberi kita berarti sudah bersyukur atas karunia dari Allah kak”jelasku lagi. “Ya udahlah mi, kakak sudah rela”jawabnya riang.

Tadi sore sekitar pukul 15.30wib, ponselku berbunyi, kulihat ada pesan yang berbunyi “ada dana masuk sekian...” “Alhamdulillah”tak sengaja aku sedikit teriak, segera sulung dan gadisku menghampiri, “ada apa mi?”tanya mereka serentak. “Serti umi cair ya” kata sulungku, “Alhamdulillah, untung kita udah sedekah kemarin ya mi, jadi Allah keluarkan serti umi” kata gadisku senang.