mardiah toha

Lahir di Surabaya. Menyelesaikan sekolah dasar dan menengah di SD Muh XI, SMPN 2 dan SMAN 2. Melanjutkan S1 FMIPA jur. Fisika UNAIR dan S2 Univ. Gresik Ma...

Selengkapnya
Navigasi Web
JANJI   ( HARI KE  46 )

JANJI ( HARI KE 46 )

Mereka bersepeda beriringan, ketiganya masih sibuk dengan pikiran masing-masing semoga mas Agus bisa memberikan pencerahan dan mengakhiri semua kejadian yang mereka alami selama ini. Rumah mas Agus bersebelahan dengan puskemas desa sehingga tidak terlalu sulit untuk mencarinya, apalagi mas Agus orang yang sangat supel pergaulannya luas sangat menyenangkan jika ngobrol bersamanya. Setelah tigapuluh menit bersepeda sampai mereka pada rumah coklat dengan halaman yang rindang, teduhnya dinaungi rimbunya daun pohon mangga. Sayang kali ini tidak musin mangga, kalau musim mereka pasti kebagian mangga. Mas Agus sangat dermawan, berapa kali musim mangga selalu dibawa ke kantor untuk teman-temannya.

Sepeda mereka letakkan sembarangan dibawah pohon mangga, mereka tak memperdulikan memparkir sepeda mereka hanya ingin segera menemui mas Agus.

“ Assalamu’alaikum”

“Waalaikum salam”

Seorang wanita tidak terlalu tua, dengan kerudung panjang dan senyuman ramah membukakan pintu untuk mereka bertiga. Pasti ini ibunya mas Agus, ternyata tebakan mereka benar.

“ Agus ada di samping rumah, tuh….. sedang mencuci montornya” Ibu mas Agus menunjukkan keberadaan anaknya.

“Kesana aja langsung, ibu mau melanjutkan masak”

“ ya bu…terimakasih” Bertiga mereka mendatangi seorang pemuda yang lumayan tampan.

Pemuda itupun menyambut kedatangan tiga sekawan dengan senyuman ramah sama seperti milik wanita tua tadi.

“ Hey…kalian ada perlu dengan saya … ada yang penting”

“ Gak mas kami hanya bertanya sesuatu mungkin mas Agus bisa menjawab kegelisahan kami”

“ Wah sepertinya serius nich…”

“ Ayo kita duduk di sana, lebih nyaman disini basah” Mas Agus menunjuk kursi panjang dibawah pohon keres yang lumayan besar sehingga kelihatan sejuk dan rindang.

Berempat mereka melangkah menuju tempat yang ditunjuk mas Agus. Tiga sekawan sangat antusias langsung duduk tanpa dipersilahkan lagi. Siap untuk mengajukan perntanyaan dan mendengarkan jawaban dari mulut mas Agus.

“ Nah sekarang silahkan … ada apa.”

Bejo yang sudah tidak sabar langsung menceritakan semua kejadian yang mereka alami dari pertama menemukan rumah dibelakang pohon bambu, kejadian aneh yang terjadi pada cimong hingga ketakutannya ketika memasuki rumah itu. Semua diceritakan panjang lebar tanpa ada yang tertinggal. Mas Agus pun mendengarkan uraian ketiga remaja ini dengan tersenyum dan mengangguk mencoba memahami semua kalimat yang keluar dari bibir tiga sekawan. Sesekali hanya kata-kata singkat saja yang keluar dari mulut mas Agus supaya ketiga remaja ini melanjutan cerita lagi sampai tuntas.

“ Oh…begitu ya ceritanya”

“ Kalian sudah cerita ke siapa lagi selain pak Saidi ? “

“ Gak ada mas, kami takut dikira mengada ada, makanya kami selidiki sendiri meskipun dengan rasa takut yang amat sangat”

“ ha…ha…ha….berempat mereka tertawa tanpa tahu apa yang sebenarnya yang ditertawakan. Mungkin sikap lucu mereka penakut tapi masih juga ingin tahu lebih dalam.

“ Begini ya adik-adik…” mas Agus menghela nafas panjang dan membetulkan posisi duduknya sebelum melanjutkan cerita. Ketiga remaja didepannya siap menunggu penjelasan mas Agus, walau kelihatan sekali raut wajah mas Agus sedikit terkejut ketika mendengarkan panjang lebar cerita Bejo.

“ Yang kalian alami, itu hanya hal biasa … hanya karena kalian sudah dari rumah terpencil tak terawat dipinggir desa, akhirnya kalian menghubung hubungkan”

“Tidak ada yang aneh, tidak ada hantu disiang bolong juga tidak ada penjahat yang lagi bersembunyi didesa kita”

“ Lebih baik kalian pulang saja ini sudah hampir siang sudah dari pagi kalian meninggalkan rumah, pasti ayah ibu kalian dirumah sudah menunggu”

“ Lhoh …gimana sich mas Agus ini …”

“Iya … bukannya memecahkan masalah tapi malah menggantung masalah… kita jadi semakin bingung, jangan-jangan mas agus tahu tapi menyembunyikan dari kami semua”

“ Apa mas menganggap kami masih keci masih anak SMP… beberapa bulan lagi kami sudah jadi anak SMA …”

“ Ayolah… beri kami solusi supaya semua kejadian ini tidak mengganggu konsentrasi belajar kami, kita mau ujian lhoh mas”

Mas Agus menyandarkan punggungnya di pahon keres, otaknya terus berfikir bagaimana cara supaya ketiga remaja didepannya ini memahami apa yang dikatakan. Kejadian ini sebenarnya sangat riskan untuk diceritakan, ini menyangkut rahasia sebuah keluarga. Sebuah keluarga yang harmonis hingga akhirnya terjadi musibah dan memporak porandakan semua tatanan dalam keluarga itu. Apa perlu anak-anak didepannya ini mengetahuinya, tapi jika tidak dijelaskan mereka akan mencari tahu sendiri dengan caranya. Dan bisa jadi cara mereka akan menyinggung perasaan keluarga itu. Otak mas Agus terus berfikir dan berfikir mencari jalan terbaik, baik untuk keluarga itu juga baik untuk ketiga anak didepannya. Helaan nafas panjang mas Agus terus keluar dari hidungnya seiring dengan sensor syaraf otaknya yang terus bekerja mencari solusi terbaik.

“ baiklah … nanti akan mas ceritakan secara rinci apa yang sebenarny yang terjadi, tapi sementara ini kalian pulang dulu sudah siang, kalian pasti juga capek”

“ Nanti habis magrib kalian ke datang lagi, akan mas ceritakan semuanya”

“ Pulang dan istirahat…”

Mendengar kalimat terakhir mas Agus ketiga remaja ini langsung menunjukkan wajah kecewa, hasil yang didapat tidak seperti yang diharapkan. Tapi mereka tidak mempunyai solusi lain selain mengikuti perkataan mas agus, pulang istirahat dan habis magrib datang kembali untuk mendengarkan apa yang akan mas Agus disampaikan.

“ Baiklah mas, kita pulang dulu… tapi janji ya habis magrib kita kembali ke sini”

“ Ya.. tentu…dosa kalau gak nepati janji…janji sama juga dengan hutang”

“ Terimakasih mas…”

“ Ya… sma-sama”

Dengan lunglai ketiganya mengambil sepeda dan menggayuh tanpa semangat. Akhir misteri belum terkuak, masih perlu bersabar untuk bisa mengetahui semua yang terjadi.

Cerme, 21 juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap bun

21 Jul
Balas

Terimakasih...salam literasi

22 Jul

Mantul, bunda!

21 Jul
Balas

trims bu chatijah...salam literasi

21 Jul

Salam Literasi

21 Jul
Balas



search

New Post