LAYANG-LAYANG (Hari ke-65)
Fathan keluar masuk ruang tengah entah apa yang dicari bola matanya bergerak kekiri kanan dengan lincah, begitupun tangannya bergerak tak karuan membolak balik tumpukan kertas dibawah meja. Akhirnya mengembang senyum dari bibirnya, diangkatnya tumpukan kertas warna merah dan kuning. Tak lupa dirapikan kembali tumpukan kertas dibawah meja. Dengan bersiul layaknya orang dewasa Fathan menuju ke kamar kakaknya yang kebetulan terbuka lebar pintunya.
“ Kak, bisa brosing carikan tutorial bikin layangan dong” Fathan memiringkan kepalanya dihadapan kakaknya agar Kak Reva bisa melihatnya.
“ Layang-layang dik ?”
“ Lhoh buat apa buat, beli aja …sana ke warung kan banyak “
“ Wah gak seru dong, Fathan pingin buat yang beda “
“ Beda gimana, layang-layang dari dulu ya gitu-gitu aja”
“ Buat yang besar seperti di Bali ?”
“ Gak juga kak, tapi buat yang bisa terbang, pasti ada tekniknya gak asal buat”
“ Ehmmm…. Coba kakak lihatkan ya… ambil laptop kakak dimeja itu” akhirnya Kak Reva gak tega juga lihat Fathan yang lagi semangat buat layangan. Dengan sayang diacak-acak rambut Fathan sambil tersenyum.
“ Nah, coba ini… kita lihat “
“ Wah, betul juga ada tekniknya… anak pintar “ Fathan tersenyum sambil memamerkan giginya yang ginsul. Semakin manis senyum itu dimata kak Reva.
“ Trus, kalau sudah mau bikin sekarang “ Kaka Reva melirik kertas yang dibawa Fathan.
“ Ya, ke bang Sapri dulu minta bambu “ Fathan segera keluar dari kamar kak Reva dan dalam hitungan detik Fathan sudah menggayuh sepedanya menuju rumah Bang Sapri minta bambu.
***
Dengan asyik Fathan dan Akbar teman sekelas mulai meraut bambu dan menjadikan kerangka layangan. Lalu ditempelkan kertas warna merah dan kuning berselingan. Sebagai variasi dibuatkan ekor untuk mempercantik layangan.
“ Akhirnya, jadi juga… ayo ke lapangan sekarang “
“ Pakai benang ini aja ya “ Akbar mengangkat kaleng gulungan benang dan disambut dengan anggukan kepala oleh Fathan. Setelah membersihkan sisa buat layang-layang, keduanya langsung menuju kelapangan yang tak jauh letaknya dari rumah mereka. Sambil berlari kecil dan tertawa tak henti penuh dengan nada puas bisa membuat layang-layang sendiri.
(Bersambung)
Cerme, 9 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ingat masa kecil mantap.bu
sama donk....
Mantap, Bu. Dulu saya juga main layangan bersama almarhum Bapak hehe.
iy bu...sekarang lagi musim