mardiah toha

Lahir di Surabaya. Menyelesaikan sekolah dasar dan menengah di SD Muh XI, SMPN 2 dan SMAN 2. Melanjutkan S1 FMIPA jur. Fisika UNAIR dan S2 Univ. Gresik Ma...

Selengkapnya
Navigasi Web
SALAH FAHAM ( HARI KE-41)

SALAH FAHAM ( HARI KE-41)

Firman dengan santai menggayuh sepeda sambil bernyayi lirih hatinya sangat menikmati suasana pagi seakan tak ada beban sama sekali, cimong pun tak kalah riangnya pancaran kegembiraan dari wajahnya tak bisa disembunyikan.

Di daun yang ikut mengalir lembut…

Terbawa sungai ke ujung mata…

Dan aku mulai takut terbawa cinta…

Menghirup rindu sesakkan dada…

Jalanku hampa dan kusentuh dia…

Terasa hangat ..oh…didalam dada…

Firman terus mengalunkan lirik Rindu milik Letto sambil melambaikan tangan pada siapapun yang ditemuinya sepanjang jalan. Ditolehnya cimong yang duduk dibelakang sambil tersenyum dan tentu saja cimongpun menyamput senyuman tuannya. Kedua makhluk dari spesies yang berbeda ini kelihatan sangat harmonis.

Sepeda Firman melaju mulus bergerak dengan lincah dari tiap belokan dan tanjakan dilalui dengan mudah. Hingga akhirnya sampailah di pos pertemuan yang telah disepakati …rumpun bambu…

Diturunkan kucing kesayanganya dan disandarkan sepeda di rumpun bambu. Firmanpun bergegas mencari keberadaan Bejo dan Ade disekitar rumpun bambu…tapi tak ditemukan jangankan orangnya sepedanyapun juga tak kelihatan. Firman mondar mandir terus mencari, klinting…klinting…klinting… bunyi suara lonceng dari leher cimong berbunyi nyaring.

“ Apa mereka belum sampai ya”

“ Cimong sini duduk” tak perlu Firman berucap dua kali cimong sudah duduk mengikuti perintah tuannya. Dipandanginya Firman yang duduk di batu besar menggoyangkan badannya sambil terus melantunkan rindunya Letto. Sesekali jari tangan kanannya mengetuk batu mengikuti ritme lagu yang dilantunkan. Badan Firman terus bergoyang hingga lagu itu terulang sampai berkali kali, akhirnya rasa jemu pun datang. Firman melompat turun dari batu dan melangkah menuju ke balik rumpun bambu, cimong terus mengikuti langkah tuannya, masih lekat diingatan cimong kalau dia harus tetap disisi tuannya apapun yang terjadi. Cimong berlari kecil menjaga keseimbangan langkah dengan Firman yang mulai mempercepat langkah supaya tidak jauh tertinggal. Bunyi gemerincing dari lonteng di lehernya sebenarnya sangat menggagu tapi apa boleh buat benda ini sudah melekat dilehernya.

Firman terus mondar mandir di sekitar rumpun bambu tapi sosok sahabatnya Ade dan Bejo tak juga dijumpai.

“ Hemm … kok lama ya “

“ seharusnya sudah sampai tapi…”

Langkahnya terhenti ketika teringat rumah di dibelakang rumpun bambu, segera dilangkahkan kakinya menuju rumah itu. Baru sekitar sepuluh meter mendadak Firman menghentikan langkahnya segera disambar tubuh cimong untuk sembunyi dibalik daun pandan yang tumbuh subur setinggi tubuh orang dewasa. Pandangannya terfokus pada rumah yang jaraknya tak jauh darinya. Firmanpun mencoba mengingat kondisi terakhir ketika dia dan dua sahabanya meninggalkan rumah itu.

Cimong dipeluknya erat dan tanpa sadar menggumam pada dirinya sendiri.

“ Perasaan waktu itu pintu terbuka, siapa yang menutup”

Firman membalikkan tubuhnya dan mencoba melihat lebih fokus ke rumah. Samar-samar dilihatnya ada bayangan orang dalam rumah.

“ Siapa orang itu”

“Apa orang jahat…haa…jangan-jangan jadi tempat sembunyi penjahat”

“ Harus bagaimana ini… Aduuuh kenapa Ade dan Bejo tak kunjung muncul juga”

“ Balik ke tempat semula, masuk ke rumah atau menunggu terus disini “

Semakin dipikirkan semakin menbuat Firman bingung antara mengikuti rasa penasaran dan instingnya.

Karena sibuk dengan pikirannya sendiri tanpa disadari cimong terlepas dari dekapannya dan berlari menuju rumah. Cimong berlari menuju pintu dan menggaruk-garuk mencoba untuk masuk. Firman menjadi semakin bingung apa yang harus dilakukan. Tetap sembunyi karena rasa takut dan kehilangan cimong atau ikut cimong menghadang bahaya, siapa tahu didalam adalah penjahat. Karena rasa sayang pada piaraannya akhirnya Firman berdiri berlari menyusul cimong.

^^^

“ kita masuk De ?” Bejo minta persetujuan Ade, Ade pun mengangguk setuju dengan sahabatnya ini.

Keduanya dengan mengendap-endap menuju pintu dan mendorong….

Ketika pintu terkuak…ada aroma yang tak asing menusuk hidung Bejo dan ade.

“ Bau kopi Jo… ada orang “

“ Assalamu’alaikummm…” Bejo memberi salam tapi tak ada jawaban.

Padahal tadi ada bayangan orang tapi pergi kemana… Sepi… hanya suara daun bambu yang tertiup angin. Perasaan tegang kedua remaja ini menyebabkan suasana menjadi semakin merinding….Hiiii….sereemm. karena tekat yang menggebu untuk mengetahui semua misteri yang terjadi perasaan takut berangsur sirna berganti dengan semangat pemberani walau sedikit dipaksakan.

Keduanya masuk, ternyata ruang dapur … kotor penuh dengan dos seloform bekas bungkus makanan.

Mereka terus melangkah sampai ruang tengah…juga tak ada siapa-siapa…sunyi… langkah kaki terus lanjut menelusuri ruangan dengan kewaspadaan tinggi. Bola mata mereka dengan jeli terus memeriksa sekeliling.

Krinting…krinting…krinting…terdengar suara gemerincing lonceng dari arah depan.

Ade dan Bejo saling berpandangan… wajah keduanya kelihatan tegang.

“ Suara apa itu ? “

“ Lonceng … dari arah depan”

Keduan melangkah mundur menjauh dari suara lonceng…. Hingga keduannya tertahan didinding ruang tengah. Tak sengaja tangan Bejo meraih batang kayu disudut dinding, ancang-ancang hendak memukul jika suara itu semakin mendekatinya.

^^^

Sementara Firman dan cimong mendorong pintu berusaha untuk masuk, telinganya beberapa detik yang lalu mendengar percakapan… tapi kenapa sekarang sunyi…

Cimong berlari menuju ke dalam rumag hingga gemerincing lonceng dilehernya terus berbunyi. Bola matanya menangkap bayangan orang ada didalam ruangan…cimong berusaha menuju ke orang itu.

Betapa terkejutnya Firman ketika tahu orang ada di dalam ruang tengah memegang kayu berusaha memukul cimong…. Spontan ia berteriak…

“ jangaaaannn… Lari cimooonggg”

Firmanpun entah keberanian darimana munculnya, berlari menerjang bayangan yang memegang batang kayu.

“ Braaakkk…” mereka jatuh bersamaan berguling dilantai, Firman mencoba memukul sebisanya tapi…

“ Firmaaann…ini aku Ade dan Bejo” Ade berusaha menahan Firman yang hendak melayangkan pukulan ke arahnya. Seketika Firman berhenti dan memandang kedua sahabatnya, ketiganya saling berpandangan dengan rasa keheranan.

“ Aduuuh ternyata kalian … aku kira orang jahat karena bawa kayu hendak memukul cimong”

“ Aku sendiri juga takut…kok ada suara gemerincing lonceng”

“ Sreeettt…” ketiganya berpandangan, suara apa itu tadi.

“ seperti kursi di tarik..”

“ Bukan langkah kaki, sandal diseret…”

“ Ayo pergi dari sini … tempat ini semakin menakutkan”

Ketiganya berdiri dan memutuskan pulang, Firman menggendong cimong dan melangkah keluar lewat pintu depan.

“ Tunggu kami Fir…Aku lewat putar” Firman menjawab dengan anggukan kepala dan meneruskan langkah.

Ade dan Bejo juga melangkah keluar lewat pintu belakang.

“ waduh…pintunya gak bisa ditutup Jo…”

Bejo membalikkan langkah untuk membantu Ade… tapi ketika hendak menarik pinggir pintu …

“ Klontaaangg…” Sebuah kaleng minuman terlempar ke ruang tengah …. Serentak kedua remaja itu kaget… berlari tunggang langgang tanpa menoleh ke belakang lagi.

Cerme, 16 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

salam literasi...

17 Jul
Balas



search

New Post