Marheni Pandu Pratiwi

Guru SD Wergu KUlon 1 Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Suka juga menulis tapi sering tidak tahu harus menulis apa...tahu-tahu jadi aja......

Selengkapnya
Navigasi Web

Menulis Apa Ya?

Pagi ini saya ingin menulis, tapi entah apa ya yang akan saya tulis. Mengajar jam pertama sedang asyik-asyiknya bermain angka dengan anak-anak, tiba-tiba pintu diketuk, ketika pintu saya buka, Bu Guru Basa Inggris tersenyum manis siap masuk kelas. Oh, jam pelajaran Bahasa Inggris ya sekarang. Duh, sedang asyik menghitung susun tiga angka dengan anak-anak. Belum tuntas, harus sudah berganti pelajaran. Bagaimana mungkin menolak ilmu yang sudah didepan pintu . Sedikit berat saya serahkan kelas kepada Bu Guru Bahasa Inggris. Anak-anak pun mengemasi buku tema mereka. "Nanti lagi ya, Bu berhitungnya ". Fino si keling paling kecil di kelas berteriak disambut teriakan yang sama oleh anak-anak lainnya. Saya menganggukkan kepala, melambai kepada mereka.

Duduk sendiri di kantor guru, jadi gatal tangan membuka laptop. Menulis. Entah menulis apa. Tapi masih ada rasa yang entah apa itu namanya, ya. Terbawa karena terputusnya keasyikan mengajar tadi. Kalau dipikir-pikir, tidak enak rasanya ditengah mengajar tiba-tiba harus terputus seperti itu. Apalagi pada saat itu anak-anak baru memahami konsep bagaimana berhitung menyimpan pada tiga angka. Baru senang-senangnya mereka mengaplikasikan apa yang baru saja mereka bisa. Harus disambung lagi nanti. Itupun kalau alur temanya kembali pada matematika dengan pembahasan yang sama.

Saya tidak mempermasalahkan kurikulumnya, tapi dengan tema yang terpatah-patah seperti itu, memang kita harus pandai-pandai mengatur jadwal pelajaran rasanya. Lantas mengapa bisa, terjadi satu jam pelajaran tema, terpotong mata pelajaran lainnya seperti tadi? Hal itu disebabkan mengatur jadwal mata pelajaran juga tidak semudah menempatkan sendok pada piring atau mangkuk. Harus dilihat dulu menunya. Begitu juga pengaturan jadwal mata pelajaran tersebut. Harus pas mengaturnya dari kelas I sampai dengan VI. Yang terjadi, ada yang pas ada yang kurang pas, seperti pada kelas saya tadi. Karena guru mapelnya hanya satu orang. Itu juga harus dibagi dengan sekolah lain.

Apakah ini juga dirasakan oleh yang lainnya? Kalau hanya saya saja yang merasakan ini, artinya saya harus lebih pandai lagi mengatur kesinambungan alur tema pembelajaran. Itu saja belum cukup rasanya. Saya harus menambah waktu pembelajaran agar materi yang sedikit-sedikit itu, bisa dikupas mendalam dengan sederhana bersama anak- anak. Mudah sepertinya. Tapi bagaimana, ya? Ini PR buat saya.

Bel istirahat berbunyi. Teman-teman demi satu mulai berkumpul di kantor guru. Pasti ramai bahasannya. Biasa, seputar sinetron kesayangan semalam. Masih saja seperti itu. Saya harus beranjak ke kelas, menemani anak-anak bermain. Siapa tahu muncul inspirasi baru. Bukankah anak-anak itu lumbung inspirasi bagi guru?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mak cesss

07 Aug
Balas

Kata semanģatmu memang unik...cess pun jd lecutan...mksh guru

08 Aug

Mantap Bu, anak-anak bisa menginspirsi. Hebat, lanjut!

07 Aug
Balas

Terima kasih bund...belajar menulis...

07 Aug

Curhat seorang guru, teruslah menulis tentang apa saja kejadian di sekolah banyak yang bisa menjadi ide tulisan, maka tulislah setelah menemukan ide tulisan, jangan ditunda-tunda lagi

07 Aug
Balas

Yes pak...terima kasih semangatnya pak

07 Aug



search

New Post