Untuk menjadi PAUD yang diperlukan bukan hanya sekedar pandai bernyanyi. Kita juga dituntut untuk kreatif. Kreatifnya dalam segala hal, misalnya bermain, bernyanyi, berkarya, dan sebagainya. Namun menurut ku yang paling utama kecintaan pada para malaikat kecil itu dan kecintaan pada profesi yang kita jalani.

Diperlukan ketulusan dan keikhlasan bersama mereka. Pada awal mereka masuk , mereka ibarat sebuah kertas putih yang masih kosong. Jadi kita harus bisa mengisinya dengan yang indah. Bisa dibayangkan anak yang masih usia dini itu saat pertama kali masuk, ada yang menangis, ada yang diam saja dan ada juga yang teriak-teriak. Jika kita hanya berpikir untuk sekedar menjalankan tugas saja, Yach ... pasti yang dirasakan adalah lelah. Namun saat kita masuk dan ikut merasakan dalam dunia mereka, rasanya itu pasti sangat menyenangkan.

Awalnya aku pikir melanjutkan pendidikan sembari bekerja cukup ringanlah. Tapi ternyata, dari semester ke semester yang harus dipelajari dan dikerjakan cukup membuat tubuh ini menjadi lebih langsing. Orang berpikir, alah...di PAUD apa sich yang dipelajari. Di PAUD juga ada silabus, ada program tahunan, ada program semester, ada rencana mingguan, ada rencana harian yang harus mengacu pada indikator serta Kompetisi dasar / inti ( KD/KI)

Dan melalui tema, kita mengenalkan dan meningkatkan tumbuh kembang anak. Dan semua itu harus meningkatkan enam aspek perkembangan anak, mulai dari agama dan moral, sosial emosional, kognitif, berbahasa, fisik motorik kasar/halus, dan seni. Setiap hari, kegiatan yang kita lakukan bersama malaikat kecil itu harus mengandung enam unsur aspek tersebut. Dan mereka yang tidak mengenal PAUD pasti menganggap itu hanya hal sepele. Aku sering menemukan pandangan itu. Dan aku mengalami betapa sedihnya dikecilkan. Tapi aku percaya, untuk berbuat menjadikan para malaikat kecil itu menjadi besar, kita tidak perlu harus dipandang besar. Terbukti dari tanggapan orang tua, mereka begitu baik dan menghargai kami.

Dan selangkah demi selangkah semua terlewati. ( Bersambung)

Tantangan menulis