Marianis Nur

Kelahiran tahun 1966 dan lama bertugas jadi guru semenjak tahun 1991.tugas pertama di SMA. 4 sungai penuh, pindah ke sumbar kab. Agam tahun 1997-2012 guru...

Selengkapnya
Navigasi Web

Tampa judul

Tidak tahu dari mana harus kumulai, begitu sering dan berkecamuknya dikepala ini tentang fikiranmu. Kau datang dengan segala macam keluhan dan harapan. Lama sudah aku tak bertemu dengannya, terakhir kami berjumpa diakhir november tahun lalu. Banyak harapan yang diutarajan, dengan panjang lebar bercerita dia mengimpikan kelam ia ongin hidup dengan penuh ketenangan dan kasih, kehiduoan yang getir ia lalui sendiri, bahkan saat dia tiba- tiba jatuh sakit, hingga ia dirawat. Ia terpaksa pergi sendirian, ia memiliki tiga orang putri, namun tak seorangpun dari mereka yang nau menjaga, merawat saat itu, dengan berbagai alasan yang diberinya untuk membiarkan dia dalam kesendirian. Menghadapi penyakitnya.  Sesaat ku berfikir betapa malangnya hidupnya. Tapi ternyata putrinya berbuat bevitu adalah karena rasa keceweanya terhadap sikap dan perlakuan nya selana ini. Sering bersikap tidak adil, dan selalu menylahkan orang lain, ia minra perhatian dan kasih sayang, tapi ua mengukurnta hanta senilai uang belaka.

 Hingga akupun berfikir ia tak pantas untuk dikasihani, karena ia mengukur segala sesuatu hanya senilai uang belaka. 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post