Waktu Menjemput
Waktu Menjemput
*
Bola mata kian redup
Terkadang berair lalu seketika kering
Keriput tulang pipi gelap
Rindu tiada terbendung kepada buah hati
Ingin berlari tapi kaki seakan patah
Tertatih lalu jatuh seketika
Hati pilu menatap
Sedih mendengar kisah sejati
Dititip di panti: Sampai kapan?
Dimana keluarga sejati nan sanak saudara?
Saat di jalanan dipanggang mentari
Tangan meminta
Kaki bersimpuh
Memohon belas kasihan
Tidur beraskan koran jalanan
Beratapkan langit hingga malam menjemput mentari
Engkau setia pada masa tua tanpa menyerah
Sabar dan damai merindukan embun pagi
Menyejukkan hatimu hingga ajal menjemput.
*
Jakarta, 12 September 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar