Mariatul Qiftiah

Mariatul Qiftiah, lahir di Stabat 29 Nopember 1985. Penulis merupakan anak ketujuh dari delapan bersaudara “Zainuddin Family”. Lulusan Sastra Jepang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Buku yang Hilang

Buku yang Hilang

Silvi memasang muka cemberut saat suaminya pulang ke rumah. Ia mengomel karena harus membongkar seluruh rak buku yang ada di rumahnya. Novel yang terakhir dibacanya hilang. Hari itu Ibu mertuanya datang ke rumah mereka. Melihat kondisi rumah yang berserakan, sang ibu berinisiatif untuk membereskan sendiri barang–barang yang ada di rumah.

Silvi memang kerap membiarkan buku–buku dan barang di rumahnya berantakan. Hal itu karena ia mempunyai tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Ia juga meletakkan buku di sembarang tempat dengan maksud agar para buah hatinya gemar membaca. “Ibu itu selalu begitu, padahal aku udah sering ingatin, nanti ibu juga yang capek.”

Tiba–tiba Najiha, Putri sulung mereka masuk ke kamar sambil membawa benda yang dicari Sang Bunda. Silvi terkejut melihat buku yang dibawa siswi kelas 2 SD itu. Ia baru ingat kalau ternyata dialah yang menyimpan novel yang belum tuntas dibacanya itu di dalam lemari pakaian anaknya. Dibukanya halaman novel tersebut. Ia pun tersenyum sambil berucap “ Alhamdulillah". Kertas berwarna merah bergambar Presiden Soekarno dengan jumlah 10 lembar itu ternyata tidak hilang. 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aseeekkkk. Peccaaah ending-nya. Keren Iyah. Sehat-sehat ya. Semoga Ibu dan debay sehat

22 Jun
Balas

Aamiin ya Rabb.. makasi Ibu..

23 Jun

Wow....bahagia rasanya kalau sahabatku ini mulai menulis lagi. Semoga ini berlanjut menuju 365 hari. Semangat bu Aya.....Sehat terus bersama debay yang sudah tak sabar melihat hiruk pikuknya penduduk dunia hehehe

22 Jun
Balas

Semoga ga terjun bebas ya kan bu..

23 Jun

Semoga ga terjun bebas ya kan bu..

23 Jun

Semoga ga terjun bebas ya kan bu..

23 Jun

Semoga ga terjun bebas ya kan bu..

23 Jun

Semoga ga terjun bebas ya kan bu..

23 Jun

waah mantap betul ,sekali beraksi luar biasa, aku kok belum juga nih..belum juga mampu buat pentigraf ya.ha..ha

22 Jun
Balas

Coba2 aja bu...

23 Jun

hahha, ternyata si merah itu yang sebenarnya dicari. lucu bu, namun maaf sebelumnya ada kata yg keliru di awal, buka seharusnya muka.

22 Jun
Balas

Hehehe... Iya pak... baru sadar kalau ada yang salah... terima kasih koreksinya pak..

23 Jun

hahha, ternyata si merah itu yang sebenarnya dicari. lucu bu, namun maaf sebelumnya ada kata yg keliru di awal, buka seharusnya muka.

22 Jun
Balas

hahha, ternyata si merah itu yang sebenarnya dicari. lucu bu, namun maaf sebelumnya ada kata yg keliru di awal, buka seharusnya muka.

22 Jun
Balas

Wes.. Awak pingin juga tapi tak berani lah buk iyah...keren buk...!!

23 Jun
Balas

Wah... kalau Bu Ros udah ada buku antologi pentigraf nya.. sogan awak..

23 Jun



search

New Post