Emosi Sesaat
Kuhela napas panjang saat melihat jam di dinding menunjukkan pukul 1 dini hari. Lelakiku belum juga pulang. Ia selalu pergi bersama temannya hingga larut malam, hanya untuk sekedar berkumpul dan bercanda. Hal yang tidak penting menurutku. Tidak ada hari libur bahkan di hari minggu. Ketika berada di rumah, pria itu hanya pulang untuk tidur. Sudah tak ada lagi waktu untuk dihabiskan denganku.
Keesokan paginya, aku semakin kesal sebab kedatangan mertuaku. Wanita tua itu membawa peralatan yang sebenarnya tidak kuperlukan. Barang-barang itu dibawa karena sudah tidak muat lagi disimpan di rumahnya. Alhasil rumah kami pun penuh dengan benda yang tidak terpakai. Kerap kali ia juga mengomentari gayaku dalam menata ruangan yang tidak sesuai dengannya. Aku menjadi tidak nyaman walau berada di rumah kami sendiri. Kucoba untuk berdiskusi dengan suamiku tentang hal itu, tetapi ia tidak pernah peduli akan hal itu.
Hatiku berkecamuk luar biasa. Ingin rasanya hari itu untuk pergi dan meninggalkan beban yang selama ini hanya kusimpan sendiri. Perasaaan selalu sendiri dan terlupakan membuatku jenuh dengan keadaan. Namun, sebuah suara mungil hadir di telingaku. “Mama kenapa? kok murung…?” Ujar Nayla. Putri kecil kamilah yang selalu menghiburku. Dialah yang selalu mengingatkanku akan kenangan indah bersama suami dan keluargaku. Terkadang kita memang gundah dengan kondisi di sekitar kita. Tetapi ingatlah bahwa dalam hidup ada suka dan duka. Tidak ada sengsara ataupun kebahagiaan yang abadi. Keduanya akan datang dalam kehidupan kita silih berganti.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap semangaat Bu
Sama2 Ibu.. terima kasih..
Endingnya manis. Semanis si penulis
Hehehe... gula bu yang manis...
Hehe... lebih terbantu karena ada bukunya bu.. jd ada contoh bacaan.. cari tema nya yang cenut2 kepalanya.. Hehehe
Wiiiihhh....mantap, sepertinya tambah lancar karena buku Pentigraf hehehehe
Keren terus mengalir