Maria Ulfa, S.Pd

Jangan jadikan batas sebagai hambatan Tapi jadikan itu sebagai motivasi Agar lebih aktif, kreatif dan inovatif ... Jangan pernah berpikir gagal, jika bel...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU DIGANTI ROBOT... Apa Kata Dunia...????

GURU DIGANTI ROBOT... Apa Kata Dunia...????

Kalau sosok GURU diganti ROBOT.... Apa kata dunia... ??

Itulah kalimat pertama yang terlintas di benak saya ketika adanya wacana Rancangan baru kurikulum sekolah di Indonesia.

Kenapa wacana tersebut muncul?

Berdasarkan pemantauan, banyak guru dikhabarkan tidak melaksanakan tugas dengan semestinya, kinerjanya tidak sebanding dengan kesejahteraan yang sudah didapatkannya serta banyak guru di luar sana yang semena-mena terhadap peserta didiknya.

Halooo...

Adakah yang mendengar kisah pilu kami (guru)..?

Adakah yang benar-benar paham perjuanga kami (guru) dalam mencerdaskan anak negeri..?

Adakah yang merasakan beban mengajar, mendidik, dan beban administrasi, serta tanggung jawab keluarga yang kami pikul sekaligus di atas pundak yang sudah remuk ini...?

Tidaaak....

Kami (guru) hanya dikenal karena khilaf kami..

Kami (guru) hanya dikenal karena kesalahan kami...

Kami (guru) hanya dikenal karena kegagalan kami...

Sehingga Guru (manusia) dianggap lebih baik dari Robot.

Miriiiss....

Sejatinya, robot adalah sebuah mesin yang diprogram untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan algoritma pembuat program.

Bila memang pembuat kurikulum menginginkan output berupa ciptaan ROBOT BIOLOGIS (manusia dengan prilaku robot), memang benar yang harus dilakukan adalah merancang pola pendidikan dan pengajaran menggunakan robot sebagai guru.

Tetapi, bila hasil yang diinginkan adalah memanusiakan manusia, maka yang dipergunakan sebagai pendidik, pengajar dan menanamkan nilai Kemanusiaan adalah manusia, bukan robot.

Sekalipun robot tersebut memiliki kemampuan melebihi manusia terbaik, pasti tetap tidak akan mampu menggantikan manusia dalam kemampuan mendidik, apalagi mentransfer kasih sayang...

Mungkin wacana ini merupakan sindiran terhadap dunia pendidikan sekarang.

Ada 2 paradigma guru di Indonesia dewasa ini.

Paradigma pertama, Guru seperti robot karena terbelenggu aturan. Tuntutan dan aturan-aturan yg berlaku sekarang ini, terkadang malah membatasi peran guru dan membelenggu kebebasan berkreasi guru sebagai pendidik seutuhnya. Guru seolah-olah seperti robot yg harus mengikuti aturan dan hukum yg sudah dibuat meski terkadang itu bertolak belakang dengan hati nuraninya. Sehingga akhirnya guru mengajar tanpa hati.

Miris.... Memang demikian faktanya.

Dalam mentransfer ilmu, guru dibelenggu oleh prosedur yang harus dilaksanakan selama proses belajar mengajar. Terkadang hal tersebut membatasi kreatifitas guru dalam mengajar. Terlebih karakteristik peserta didik sangat berbeda antar sekolah, bahkan antar kelas. Akibatnya, banyak guru yang mengutamakan prosedur, tapi hasil yang diharapkan malah tidak tepat sasaran.

Selain mengajar (transfer ilmu), tugas utama guru adalah mendidik. Adanya HAM perlindungan anak, malah menjadikan guru salah tingkah dalam menangani anak yang bermasalah. Salah-salah, malah sang guru yang masuk bui.

Belum lagi tugas administrasi sekolah yang harus dilengkapi, membuat waktu guru dalam mempersiapkan PBM dan menangani siswa yang bermasalah menjadi tersita. Alhasil, guru lebih sibuk dengan kertas (benda mati) dari pada dengan mengasuh peserta didik (benda hidup).

Paradigma kedua, Guru seperti robot karena mengajar tanpa hati. Hal ini disebabkan karena salah profesi, sehingga tidak mencintai profesi yang sudah digelutinya.

Bagi guru golongan dua ini, mengajar merupakan tugas yang harus dilaksanakan dari bulan ke bulan. Ketika awal bulan, semangat mengajar begitu menggelora. Tapi semakin kepenghujung bulan, semangat mengajarpun seakan sirna. Mereka jadi kurang peduli dengan peserta didik. Mengajar asal habis materi, dengan metode yang dulu diwarisi dan tidak pernah dikembangkan.

Nah.. sekarang mari kita introspeksi diri. Belajarlah menerima kekurangan diri dan ada kemauan besar untuk memperbaikinya. Apapun kendala yang menghadang, dengan usaha kuat pasti bisa kita lewati.

Jaman terus maju, pengetahuan terus berkembang, dan teknologi semakin terdepan.

Dan tentunya itu bukan malah menjadi alasan dan penghalang bagi guru sebagai pendidik untuk bisa terus berbuat yg terbaik untuk menyukseskan dunia pendidikan dgn menciptakan generasi yg cerdas, mandiri, kompeten, dan berahklakul karimah..

Tanpa guru, kemajuan IT mampu merusak moral peserta didik jika tanpa kontrol dan bimbingan pendidik...

Intinya...Secanggih apapun kemajuan jaman. Peran guru sebagai pendidik tetap tak tergantikan. Dan supaya kita (guru) tidak terkikis jaman. kita juga harus ikut berkembang sesuai perkembangan jaman, dengan terus meningkatkan kompetensi. Jangan jadikan itu beban, tapi jadikan itu bagian dari tanggung jawab kita terhadap profesi yg sudah kita pilih dengan rasa cinta.

Insyaallah..kita (guru) tidak akan pernah tergantikan oleh robot.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Rasa cinta pasti ada, dari hati seorang guru. Buktinya siswa saya lulus semua padahal kalau menurut aturan yang berlalku jauh jauh.. dari target yang diinginkan. Tapi begitu beberapa tahun kemudian mereka sudah jadi orang sukses saya bersyukur dan tidak menyesal telah memudahkan kelulusannya.

22 Jan
Balas

Benar Bu Sri... belum lagi doa tukus dari seoeang guru yang turut mengiringi langkah mereka ya.. Itulah bedanya guru dengan robot ya...hehehehe

23 Jan

Kereen tulisannya De.. Terus menulis dan berbagi..

22 Jan
Balas

Iya uni..insyaalllah... jazakillah khair suportnya..

23 Jan



search

New Post