Part 1. Mujur Disambut Dengan Syukur

Ada begitu banyak profesi di dunia ini, baik tidaknya profesi itu bergantung pada si pemeran profesinya. Tapi bagiku, profesi sebagai pendidik (guru) punya daya tarik tersendiri yang membuatku sangat mencintai profesi itu. Mungkin karena ibuku berprofesi sebagai guru juga menjadi salah satu faktor pendukungnya. Ibu yang selalu menjadi panutan dan tauladanku telah mengajariku makna "menendidik" sebenarnya. Perjuangan, pengabdian, dan keikhlasannya selama menjadi guru sekolah dasar sangat menginspirasiku untuk mengikuti jejak mulia beliau.

Selesai studi di sekolah menengah atas, akupun melanjutkan ke salah satu Perguruan Tinggi terkemuka di Aceh, yaitu Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dengan mengambil jurusan kependidikan program studi Biologi. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun aku jalani dgn penuh perjuangan dan rasa syukur. Karena aku ingin segera menyandang gelar S.Pd di belakang namaku. Sehingga aku mempunyai kapasitas mengajar dan mencerdaskan anak bangsa melalui lembaga formal.

Singkat cerita, akupun sudah menyelesaikan skripsi dengan judul: "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran NHT Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Konsep Sistem Gerak". Alhamdulillah dengan bimbingan dosen pembimbing dan pengujiku, skripsiku selesai dlm waktu dua bulan. Sampai akhirnya aku mendapatkan nilai A di sidang skripsiku. Alhamdulillah ya Allah engkau telah memudahkan jalanku.

Rasa syukurku semakin besar, takkala nasib mujur terus menghampiriku. Sebelum dapat kepastian jadwal wisuda, akupun berniat pulang ke rumah yang sudah lama ku tinggalkan karena kesibukan menyelesaikan skripsiku. Baru dua hari aku di rumah, tiba-tiba salah seorang guru SMAku dulu datang bertamu. Beliau guru mapel Biologi pavoritku dulu, nama beliau Nurkhairah, S.Pd, M.Pd. Kedatangan beliau telah membawa rahmat besar bagiku, telah membuka jalanku tuk segera bisa berperan sebagai pendidik sejati di tengah suasa susahnya mencari lowongan sebagai guru honorer.

"Maya sudah selesai kuliah khan? Gantiin jam ibu di SMA ya, Alhamdulillah ibu sudah dapat SK pindah ke SMA dekat tempat tinggal ibu", kalimat pertama bu Nurkhairah sebagai pembuka tawaran baik beliau.

"Tapi maya belum wisuda bu, masih menunggu jadwal wisuda jadi belum dapat ijazahnya bu", jawabku yang masih shok dengan tawaran bu Nurkhairah.

"Kalau itu gak masalah, ijazahnya bisa nyusul kok. Yang penting maya masuk dulu sebagai tenaga honorer di sekolah itu. Nanti biar ibu yang menjelaskan sama kepala sekolahnya. Ibu tau potensi maya, jadi sayang kalau tersia-siakan karena tidak ada kesempatan mengabdi. Tes CPNSpun belum jelas kapan dibukanya khan..", bu Nurkhairah berusaha meyakinkanku karena melihat keraguan di wajahku.

Akhirnya dengan Bismillahirrahmanirrahim, ditambah tekat kuat dan rasa syukur aku menerima tawaran dari bu Nurkhairah untuk menjadi guru honorer di sekolahku dulu dengan rekomendasi dari beliau. Tak henti-hentinya aku bersyukur atas segala nasib mujur yang telah menghampiriku. Dan status honorer ini akan aku jadikan batu loncatan untuk terus mencurahkan cinta dan pengabdianku di dunia pendidikan.