KEGAGALAN ITU MENCAMBUKKU

Tidak seperti biasanya hari itu sejak pagi Rifa sudah sibuk dengan laptopnya. Nampaknya Rifa sedang membuat sesuatu. Rifa terlalu asyik dengan pekerjaannya hingga candaan dari teman-temannya tidak membuatnya berpaling dari laptopnya,bahkan selera makannyapun tiba-tiba lenyap entah kemana. Apa sih yang sedang dibuat Rifa? Ternyata Rifa sedang berusaha menulis sebuah artikel. Artikel yang rencananya akan dia kirimkan ke redaksi sebuah surat kabar di kotanya. Rifa ingin seperti Nita sahabatnya yang artikelnya sering di muat di surat kabar. Rifa juga ingin seperti Isyam sahabatnya yang menjadi seorang penulis buku. Hari itu dengan semangatnya yang tinggi Rifa berhasil menyelesaikan tulisannya. Akan tetapi Rifa tidak langsung mengirimkan tulisannya. Rifa masih belum yakin dengan tulisannya. Dengan niat belajar Rifa pun meminta Nita untuk mengoreksi tulisannya. Ada beberapa kalimat yang di edit oleh sahabatnya tersebut. Nita pun dengan sabar membagikan ilmu tentang menulis kepada Rifa. Setelah dirasa tulisan sudah bagus Rifa pun dengan PD-nya mulai mengirimnya ke redaksi surat kabar yang ditujunya. Dalam hitungan detik artikel Rifa terkirim melalui email. Rifa sangat yakin tulisannya akan terbit dalam dua hari.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tak juga muncul tulisan Rifa di surat kabar. Setiap hari selama satu minggu sepulang kerja Rifa selalu menyempatkan diri mampir di penjual koran. Hal itu dilakukannya sekedar untuk membeli sebuah koran yang dia harapkan ada tulisannya disana. Bahkan pernah suatu hari karena di tempat biasanya koran tersebut habis, dia mencari-cari sampai kebeberapa tukang koran. Seminggu telah berlalu, Rifa pun masih berharap tulisanya muncul. Atas saran dari Nita, Rifa tidak lagi bolak-balik ke tukang koran dia cukup mengecek lewat E-paper. Dan sampai saat ini tulisannya pun masih nggak muncul. Dengan kata lain Rifa gagal.

Kegagalan yang menimpa Rifa ternyata tidak membuatnya bersedih dan kehilangan semangat. Kegagalan itu telah membuatnya menyadari bahwa selama ini dia sudah menyia-nyiakan waktunya. Selama ini Rifa terlalu pasrah dengan nasib. Rifa selalu tidak bersemangat untuk mengembangkan potensi dirinya. Padahal sudah dijelaskan dalam Alquran bahwa “Allah tidak akan mengubah nasib seseorang sampai seseorang tersebut mengubah nasibnya sendiri”. Rifa menyadari untuk bisa menjadi seperti Nita atau Isyam tentunya tidak mudah, semuanya butuh proses. Rifa masih harus belajar bagaimana membuat sebuah tulisan yang bagus dan layak untuk di muat di surat kabar.

Sekarang Rifa punya hobi baru. Kalau dulu Hobi Rifa membaca, jalan-jalan dan jajan kini ada satu lagi hobi Rifa. Menulis itulah hobi barunya. Walaupun masih amatiran, Rifa selalu mencari ide untuk dia jadikan tulisan. Berkat saran dari Isyam, Rifa berkenalan dengan “Gurusiana” dan mulai bergabung dengannya. Gurusiana tidak akan pernah menolak tulisan kita, dan memberi kita tempat dimana orang lain bisa membaca tulisan kita. Komentar dari para pembaca tentunya memberikan semangat tersendiri buat penulis. Terima kasih Gurusiana, I love you Gurusiana.