Kunikmati, dan kupandangi dirimu yang wora wiri mondar mandir didepanku.Kau ambil barang barang yang kau perlukan, kau masukkan dalam koper yang mau kau bawa.Betul betul kurekam jejak jejak itu, seperti camera CCTV merekam apapun yang lewat didalam jangkauannya. Tidak hanya hari itu, tetapi hari hari sisa sebelum keberangkatanmu. Karena kutahu 3 tahun bisa dikatakan singkat, bisa dikatakan lama, Tinggal bagaimana cara kita menunggu. Bagi seorang yang sangat berharap bertemu, maka waktu 15 menit serasa lama sekali. Tetapi jika waktu menunggu itu kita gunakan mengerjakan sesuatu, how to kill the time ,maka maka waktu 15 menit, serasa sekejap mata. Aku tidak tahu, masih adakah umur panjang untuk kita selama itu. Akupun juga tidak tahu, masihkah nyawa ini melekat di badan sampai kamu tiba. Walahualam. Dari sekian waktu itu kunikmati detik demi detik, agar puas hati dan mata ini mencermatimu. Agar haus yang mendatang tak akan begitu terasa begitu kerontang dan menyengat, dan agar kerinduan yang kan merasuk tak terasa menggigil, dan setelah itu hanya timbul rasa kepasrahan dan keiklasanke pada yang Maha Kuasa. Wora wirianmu mengingatkan aku ketika kamu masih kecil. Betapa kamu suka berlari kesana kemari. Saat berlari dengan adikmu kamu sering menyontlengnya saat berpapasan, sehingga dia sering jatuh tersungkur karena kalah kekar dengan dirimu. Saat kamu masih belajar merangkak, kebiasaanmu merangkak diatas dikursi sudut. Bolak balik. Dari ujung satu keujung lainnya merangkak cepat, tanpa lelah, sambil tersenyum dan tertawa kegirangan, tanpa takut jatuh kebawah. Masih kuingat, berapa kali kau pecahkan termos isi air panas. Juga magic jar jatuh dengan nasi berserakan dilantai karena keusilan tanganmu dan rasa ingin tahumu. Kalau beberapa lantai ruang keluarga ada yang dempil dempil, itu adalah ulah tangan trampilmu yang belajar nukang ketika kamu msh kecil, beberapa hari setelah tukang keramik menyelesaikan pekerjaannya.Bagaimana keusilamu ketika ada tamu, kepala sekolah ibumu. Kamu masih berumur kira kira 4 tahun. Berdiri dibelakangku, berdampingan dg adikmu. Saat itu malam hari. Ruang tamu gelap, karena lampu dimatikan. Ada ketukan tamu. Setelah pintu kubuka, baru kunyalakan lampu. Saat itu bersamaan dengan lampu menyala, kudengar kamu birteriak, “ Dik, tamune gundul” , Karena salah satu tamunya memang botak. Suami istri. Tanpa ada yang mengaba aba kamu berdua langsung menyanyi Gundul Gundul Pacul sambil bertepuk tangan. “ Gundul gundul pacul gembelengan, nyunggi nyunggi wakul…..” Karena kaget juga pekewuh, belum sempat sang tamu kupersilakan duduk, langsung kutarik 2 anakku masuk kamar, dan kunasehari kalian. Akupun minta maaf untuk ke 2 anakku kpd mereka. Lain dengan cerita pak Ustat yang mengajarimu mengaji di rumah saat kamu masih kecil. Kata Beliau, “ Mas, kalau nakal, nanti tak jewer lho”. Tidak begitu lama beliau ngendiko langsung tanganmu terbang menjewer telinga pak Ustad duluan dan berkata“ Hore…ndisik aku Pak”“ Ben, mangke tak kandakke Bapak, yen isih nakal”Jawabmu, “ Kandakke to , wong Bapak tindak . Tidak ada dirumah”Nggregetake tenan.Karena polahmu, kamupun pernah jatuh dari pick up yang melaju. Untung tidak begitu banyak luka ditubuhmu. Tapi tidak sprt anak kecil lainnya yang suka digendong apalg mau tidur, kamu justru kalau mau tidur ,mintanya tidur sendiri tidak mau digendong dan hanya ditepasi. Sulit menyebutkan makanan kesukaanmu, karena kamu makan apa saja yang di masakkan ibumu, tanpa banyak komplain. Lain lagi urusan minuman, ada 3 jenis minuman yang kamu suka. Air putih, jus buah dan susu. Babar blas ora seneng the dan kopi. Baju apa aja yang dibelikan ibumu kamu pakai, tanpa protes macam macam. Kamu cuek dengan urusan warna ataupun model baju. Tidak perduli apa yang dipikir orang. Buatmu yang penting nyaman dipakai. Ketika kos di Semarang, jatahmu sangat irit. Bahkan saking tidak mau menyusahkan orang tua, berapapun jatah orang tua kamu berusaha olor sampai jatah berikutnya. Sampai sampai kadang kamu kurangi jatah makanmu, tanpa cerita kepada orang tuamu. Untuk urusan pembagian pekerjaan rumah. Kamu mau melakukan apapun yang menjadi jatahmu tugasmu . Nyuci baju atau piring, menjemur pakaian, menyapu bahkan masakpun kamu mau mengerjakan. Saat melanjutkan sekolah lanjutan atas. Tujuanmu cuma satu. SMK. Tidak yang lain. Kamu pingin di jur Elektronika atau Mekatronika, tetapi ibumu yang keras kepala ini menyarankanmu jur Gambar Bangunan atau Permesinan. Dengan pertimbangan ini itu, akhirnya kamu ikuti saran Ibumu dengan memilih salah satunya yaitu jur Permesinan Tetapi setelah itu Ibumu menyesal dan mengusulkan kamu untuk masuk kembali ke jur Elektro jika kamu benar benar tidak suka. Apa jawabanmu. “ Saya tidak akan menoleh ke belakang Bu. Apa yang sudah saya pilih akan saya tekuni” Alhamdulillah, plong rasane atiku krungu opo sing dadi tekatmu. Walahualam. Jurusan inilah yang mengantarkan mimpimu sejak SMP kelas 3. ke negeri Sakura. Tak akan ada habisnya jika cerita ceritamu kutulis disini. Kami tulis senandung cinta, rindu dan doa untukmu. Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu, dunia dan akhirat .

Teriring lagu Wali untukmu

....Semua keinginan akan aku lakukanSekuat semampuku sayangKarena bagiku kau kehormatankuDengarkan dengarkan aku

Hanya satu pintaku untukmu dan hidupmuBaik baik sayang ada Allah untukmuHanya satu pintaku di siang dan malammuBaik baik sayang doa kami untukmu....