Tak semua ibu yang beruntung dapat merawat si buah hati sepenuhnya. Bermain, bermanja-manja dan tak merasakan waktu yang terus berlalu yang tak akan pernah kembali. Canda, tawa, dan tangisan si buah hati yang tak pernah terlewatkan. Masa-masa emas yang tak terulang juga disaksikan.

Namun, terkadang si buah hatinya yang masih merahpun terpaksa ditinggal dan dititipkan dengan orang yang ia pun hanya kenal sesaat. Ketika ia akan meninggalkan buah hatinya dengan terpaksa namun harus ikhlas. Terkadang air matapun jatuh ke dalam, senyuman tetap dipancarkan seolah-olah tegar. Tapi, hal itu harus tetap dijalani dengan niat tulus karena sebuah komitmen atas profesi yang dijalani.

Bagi seseorang yang berprofesi sebagai guru. Seorang pendidik bagi banyak peserta didik yang sekaligus juga berperan sebagai ibu bagi anaknya. Ia harus mampu berjuang untuk keluarganya, mendidik serta mencerdaskan anak bangsa. Cita-cita, dan sebuah harapan sang ibu agar suatu saat pasti ada yang terbaik baginya dan buah hati.

Berat hati anak terpancar pada paras merah pipinya saat ia akan ditinggal. Apa daya ia tak sanggup mengungkapkan perasaannya pada ibunda tercinta. Ekspresi dan tingkah laku yang bisa ia perlihatkan, berharap ibunya mengerti dengan bahasa tubuh yang dilihatkan. Akan tetapi sang ibu tetap memalingkan muka seperti tidak terjadi apa-apa. Walau bagaimanapun baginya tetap orang asing yang harus ia hadapi setelah ibu melepaskan pelukannya.

Buku ini akan menceritakan kisah tentang perjuangan seorang guru dan juga sang ibu bagi anak-anaknya. Profesi yang ia jalani semenjak ia menyelesaikan pendidikan keguruannya. Guru yang tidak pernah lelah untuk mencerdaskan anak bangsa. Sebuah komitmen dan secercah harapan yang dirindukan. Di buku ini, diyakinkan bahwa perjuangan seorang ibu yang luar biasa. Dapatkan lanjutan ceritanya.