Tiba pukul 02.11 WIB di Rumah Sakit Mohammad Noer, kutelepon sahabatku untuk menanyakan nama ruangan putranya di rawat. Setelah melewati beberapa lorong kecil Rumah Sakit, akhirnya sampai juga ke ruangannya. Kupandangi putranya yang terbaring lemah dengan jarum infus di tangan mungilnya. Ingin kuelus kepalanya tapi sahabatku melarangnya karena khawatir terbangun dari tidur lelapnya.

Sekitar 20 menit, kutemani dia makan. Akupun ikut menemani mencicipi makanan sambil ngobrol tentang penyakit putranya. Belum selesai makan, tiba-tiba dia bangkit dan terjatuh menimpa tubuhku.

Spontan kumengeluh kesakitan, sakit dan perih yang kurasakan di tulang rusuk sebelah kiri. Tapi karena sudah larut, kutahan rasa sakit dan berusaha pulang ke rumah.

Sampai di rumah, semakin terasa sakit di rusukku. Berusaha untuk tidur, tapi tidak bisa memejamkan mata hingga adzan subuh berkumandang. Tertatih kuberjalan ke kamar mandi. Setelah salat subuh, aku pijat ke bu Rudi. Tukang pijat langgananku. Menurutnya, tulang rusukku tidak retak ataupun patah

Hampir tiap hari kumimum obat dan memakai minyak oles pereda nyeri. Alhamdulillah lumayan mengurangi rasa sakit, dan bisa beraktivitas walau tidak maksimal. Karena berhari-hari masih terasa sakit, akhirnya banyak yang menyarankan agar secepatnya diperiksa ke Rumah Sakit.