Aku berprofesi sebagai guru di salah satu SMP dan pondok pesantren di kampungku. Akibat mewabahnya virus corona atau di kenal juga dengan covid19 mengaharuskan kami belajajar secara daring atau secara online .Sudah dua bulan lebih kami melakukan proses belajar secara online. Hampir tiap hari kami mendapatkan kabar dari siswa kami yang sudah mau kembali ke sekolah. Tapi karena situasi masih belum pulih akhirnya permintaan siswa untuk kembali ke sekolah belum Bisa terealisasi.

Dan pada akhirnya sampailah hari ini, kami di pondok pesantren harus ujian secara online dari rumah. Setelah mengadakan rapat akhirnya para walas di tugaskan untuk menghubungi siswanya untuk menyampaikan bahwasannya akan diadakan ujian secara online.

Singkat cerita banyak pengalaman yang diterima dari menghubungi para siswa, ada yang mengerti dan tidak jarang kami mendapatkan jawaban yang agak sinis, kami tak punya hp, tidak ada sinyal dan lain sebagainya. Akhirnya sampai batas waktu yang ditentukan aku tidak bisa menghubungi salah satu siswaku.

Jauh jauh hari sebelum waktu ujian tiba aku sudah meminta siswaku untuk latihan d aplikasi yang sudah disediakan sekolah. Hasilnya juga beragam ada yang mau berlatih ,ada yang cuek saja, ada yang antusias untuk bertanya karena mendapatkan kesulitan, bahkan ada yang gak mau tau.

Akhirnya sampailah di hari H ujian, ujian di mulai jam 08.00. Aku sebagai wali kelas sudah standby di depan laptop dan hp selalu Ada di tangan. Mana tau siswaku ada yang mendapatkan kesulitan. Prediksiku benar setengah jam menjelang ujian dimulai pesan chat d WA ku sudah menumpuk minta di balas. Semuanya menanyakan bagaimana cara menggunakan aplikasi tersebut untuk ujian yang rata rata pertanyaannya sama dan para siswaku malas untuk membaca petunjuk.

Dari kejadian ini bisa kita mengambil pelajaran kalau sesuatu yang baru jangan malu untuk bertanya dan berlatih. Inilah pengalamanku pertama mengawasi anak yang ikut ujian online .

Padang Japan, 4 Juni 2020