Lara
Lara
kala gelap merangkak merengkuh bumi
desir darah meremas hati
menyisakan nyeri tiada terkira
betapa rasa ingin berteriak
namun mulut terkatup rapat
tertutup air mata yang enggan mengalir
sebab tiada hendak dunia tahu
tertatih langkah menuju asa
meski tubuh t'lah koyak penuh luka
semakin perih oleh beban yang kian sarat
namun jerit menarik dagu
memaksa wajah 'tuk tengadah
langkah kaki kian oleng
terhempas pusaran angin yang menggila
helaan napas memberat
hendak membelenggu titian jalan
makin berat menuju harap
ditampar fakta yang membelalak
hanya satu sandaran, Ilahi Robbi!
24 Agustus 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren puisinya Bu Marlina Barokallahu