Marlina

Sulung dari empat bersaudara ini kelahiran Bondowoso, 4 Maret 1971. Pendidikan dasar dan menengahnya diselesaikan di Bondowoso. Kuliah D2 PGSD di IKIP Negeri Ma...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengapa Bahasa Daerah Semakin Langka?

Mengapa Bahasa Daerah Semakin Langka?

Apa bahasa daerah pembaca? Apa pembaca masih fasih berbahasa daerah?

Bahasa daerah identik dengan bahasa ibu karena bahasa daerahlah yang seharusnya diperkenalkan pertama kali pada seorang anak oleh ibunya. Bahasa daerah merupakan salah satu unsur kebudayaan yang menjadi akar kebudayaan nasional. Negara kita dikenal sebagai negara yang kaya akan kebudayaan daerah.

Sebagaimana tersebut dalam petabahasa.kemdikbud.go.id bahwa penelitian untuk pemetaan bahasa di Indonesia yang dilaksanakan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan sejak 1991 hingga 2019. Bahasa daerah (tidak termasuk dialek dan subdialek) di Indonesia yang telah diidentifikasi dan divalidasi sebanyak 718 bahasa dari 2.560 daerah pengamatan.

Hal di atas menunjukkan bahwa jumlah bahasa daerah di negara kita jauh lebih banyak dari jumlah provinsi yang ada. Jadi bisa kita bayangkan betapa kayanya negeri ini dengan budayanya yang beraneka.

Fakta di lapangan yang saat ini sering kita temukan, betapa langkanya bahasa daerah. Sangat langka untuk generasi muda yang bisa kita harapkan dapat melestarikannya. Bahkan pelajaran bahasa daerah yang dijadikan muatan lokal di sekolah sering dianggap tak penting dan dipandang sebelah mata. Tidak semua guru yang ada di sekolah mampu memberikan pelajaran ini. Sungguh keadaan yang sangat memprihatinkan.

Ibu-ibu zaman now lebih suka memberikan bahasa ibunya pada si buah hati yang baru lahir dengan bahasa Indonesia bahkan bahasa Inggris. Hal inilah yang jadi pemicu langkanya bahasa daerah di lapangan. Ibu-ibu tersebut sebagian besar adalah wanita yang berpendidikan. Justru ibu-ibu di desa atau pedalaman yang layak dapat jempol karena secara tidak langsung mereka adalah pelestari bahasa daerah yang kita miliki. Tanpa sengaja mereka telah melakukan misi besar dalam pelestarian bahasa daerah. Keterbatasan kemampuan berbahasa Indonesia mereka telah membuat bahasa daerah lestari karena telah memberikan bahasa ibu pada bayi-bayi yang mereka lahirkan.

Bahasa daerah jadi pelajaran sulit bagi anak-anak di sekolah karena mereka baru mengenalnya setelah duduk di bangku sekolah. Mereka merasa asing dengan bahasa yang seharusnya mereka kuasai tanpa kesulitan dan banggakan.

Dalam masalah yang tidak boleh diremehkan ini, peran keluarga dan sekolah sangat penting terutama orang tua di rumah dan di sekolah. Di tangan merekalah kelangsungan nasib bahasa daerah ditentukan. Akankah bahasa daerah tenggelam secara perlahan atau lestari, semuanya terserah pada bangsa ini. Ataukah kita akan mencak-mencak (marah-marah) saat salah satu bahasa daerah kita diklaim jadi milik negara lain?

Bondowoso, 8 Maret 2023

Marlina, S.Pd.

Guru kelas IVB SDN Badean 1 Bondowoso

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ibu gurumarlina tulisan bagus sekali terima kasih.

12 Jul
Balas



search

New Post