Pentigraf (5) Mendengar Auman Si Raja Hutan
#Tangtangan Menulis Hari ke - 45 (15)
Ayah dan ibu Iin memiliki kebun tetapi lokasinya dekat hutan. Kebun dekat hutan punya tantangan tersendiri. Apabila pergi ke kebun, menempuh jalan setapak. Kanan kiri jalan ditumbuhi semak belukar dan kebun-kebun orang yang tidak diolah. Malahan kebun-kebun itu, menjadi hutan belantara kembali. Kadang-kadang Iin menjemput hasil kebun, seperti pisang atau jagung hanya sendiri.
Berjalan sendiri ke kebun, tak dimungkiri memang rasa takut menyilnap dalam hati. Rasa yang dirasakan dilawan Iin, demi membantu Ayah dan Ibu di kebun. Sore kembali dari sekolah Iin pergi ke kebun menjemput jangung. Dalam perjalanan tiba-tiba terdengar auman si raja hutan atau harimau dari kejauhan. Tetapi kedengaran bunyi auman tersebut sangat dekat. Mendengar auman itu, waduh kaki terasa berat seperti terpaku di tanah. Sehingga sulit untuk dilangkahkan. Tetapi perasaan sangat takut itu, sekuat tenaga di lawan, berdoa dalam hati “Yaa Allah hamba melakukan perjalanan seorang diri karena untuk membanu Ayah dan Ibu ku.” Hilangkanlah rasa takut dari hatiku. Aamiin. Alhamdulillah, Iin terus melanjutkan perjalanan walaupun masih merasakan ketakutan.
Sekitar 20 menit perjalanan dari lokasi mendengar auman si raja hutan itu. Alhamdulillah sampai juga Iin di kebun. Nafas masih ngos-ngosan, tak sabaran Iin langsung cerita sama Ayah dan Ibu. “Ayah Ibu, tadi Iin dikejutkan oleh auman si raja hutan.” Bunyi aumannya sangat dekat. Lalu Ayah menimpali “sebenarnya si raja hutan itu mengauman dari jauh tetapi kedengarannya dekat”, karena suara aumannya sangat keras. “Nah ke kebun jangan terlalu sore kata Ibu ku” Ibu ku sangat cemas mendengarkan cerita ku. Yang penting sekarang sudah sampai dengan selamat “Alhamdulillah, Allah masih memberikan keselamatan kepada Iin.
Rimbo Panjang, 23 Syawal 1441 H/16 Juni 2020 M
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
waah ngeri juga cerita si Iin..kok berani ya
Ini kisah nyata sekitar 19 tahun yang lalu Pak Eko...
Berani juga si Iin ya Bu..
Harus Bu...karena perjalanan tetap dilanjutkan...Terimah kasih Bu
Alhamdulillah Iinnya selamat, keren bu
Alhamdulillah Bu...
Alhamdulillah... Iin masih dalam penjagaan Yang Maha Menjaga. Mantap dinsay
Alhamdulillah ...Terima kasih Ni Hen
keren pentigrafnya sudah ke 5 pula sukses selalu
Alhamdulillah Bu...
kereeeen banget nih ceritanya ibu syantik lanjud yaa
Terima kasih Bu...
Keren Bu. Iin yang pemberani dan berdoa saat keadaan takut.
Dalam keadaan sangat takut, tak tempat tolong selain hanya kepada Allah. Allah sebaik'baik penolong kan Bu...