Marliza. M. Pd

Tagursiana 152#

Melani merasa perasaannya tidak enak banget. Pikirannya selalu pada keluarga di rumah. Ia tak sanggup menahan kerinduannya pada orang tuanya, apalagi ibu sedang sakit. Ia sudah bicara dengan suami dan mertuanya. Suaminya pun sudah mendapat izin dari pimpinannya.

Sore itu Melani bersama suaminya terbang dengan Garuda. Lewat Isya mereka sampai di rumah ibunya, namun rumah dalam keadaan kosong. Apakah ayah dan bang Irfan membesuk ibu di rumah sakit? Pikirnya. Lalu ia pergi ke sebelah ke tempat suadara ibunya. Mereka bilang kalau ayahnya dirujuk dokter ke rumah sakit, ayah juga terpapar virus setelah ayah di swab, katanya lagi. Makin lemas tulang Melani mendengarnya. Ada harapan ia tak bisa berjumpa dengan ayahnya.

Tiba-tiba Irfan datang, Melani langsung mengejar abangnya dan menyalaminya sambil menangis. Irfan berusaha tenang dan memberikan pengertian pada adiknya. Kini ayah dan ibu berada di rumah sakit yang sama. Ibu bisa mengunjungi ayah, begitu pula denganayah, beliau bisa saling menguatkan. Kita doakan saja beliau cepat sehat kembali, kata Irfan pada adiknya. Melani sedikit lebih tenang. Kini Melani hanya bisa memandangi ruangan dan kamar ayah ibunya. Melani ingin memeluk ayah ibunya dan ingin mengatakan kalau Melani sangat sayang dan cinta pada keduanya. Kerinduan Melani kini berubah jadi kesedihan yang sangat.

Bersambung

Baitijannati. 29.08.2021*****