Marlupi

Hidup hanya sekali, harus berarti. Kau dilahirkan Ibumu menangis, sedang orang-orang di sekitarmu tertawa ria. Bersungguh-sungguhlah dalam menempa hidupmu, agar...

Selengkapnya
Navigasi Web
Adakah Cinta tanpa Batas Waktu?
dokumen pribadi

Adakah Cinta tanpa Batas Waktu?

Waktu terus bergulir, tak sejenak pun terhenti. Terus berjalan tak peduli di atas atau di bawah. Hari ini pun terus berjalan. Tahun yang lalu dengan sekarang pun sangat berbeda. Bahkan Jumat kemarin dengan Jumat hari ini pun berbeda. Semua berubah , di luar kemampuan kita.

Siapa yang pernah menyangka, Pandemi di negeri ini akan terjadi. Kenyataannya itulah yang kita hadapi sekarang. Kebiasaan pun berubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Kalau dulu bertemu identik dengan kerumunan dan cipika cipiki, sekarang itu menjadi hal yang justru harus kita hindari, bila kita saling menyayangi. Melindungi dengan cara menjaga jarak, agar tak terlalu dekat. Sungguh semua telah berubah.

Namun ada yang tak pernah berubah . Apakah itu? Jawabnya adalah cinta. O yaaa... Kalau cinta tak berubah bagaimana dengan mereka yang berpisah? Bukankah alasannya sudah tak ada lagi cinta dan kecocokan antara mereka? Benarkah? Tentu saja hanya mereka yang tahu.

Ada cinta yang tak pernah berubah. Cinta Ibu untuk buah hatinya. Cinta Ayah untuk anak-anaknya. Cinta mereka tak pernah berubah, tentu saja dengan cara masing-masing. Bahkan ketika anaknya telah berkeluarga pun cinta orang tua tak pernah berubah. Meski raga terpisah, jarak harus terbentang, namun doa dan kasih sayang orang tua selalu menyertai setiap langkah. Bahkan karena doa-doa merekalah anak bisa mencapai cita dan harapan. Perjuangan , doa mereka tak ternilai dalam perjalanan anak-anaknya.

Tentu tak bisa kita pungkiri, bagaimana perjuangan seorang ibu dari mengandung, melahirkan hingga merawat kita. Melahirkan adalah suatu proses yang membuat para wanita semakin menyadari akan arti sosok Ibu. Betapa tidak, seorang wanita harus bersusah payah mengandung hingga mempertaruhkan nyawa demi kelahiran buah hati tercinta. Menjadi sangat tak pantas bila kita sedikit saja berbicara agak keras atau bahkan melukai perasaannya.

Malam-malam panjang dilalui oleh seorang ibu untuk menjaga dan memastikan bayinya bisa bobok dengan nyenyak tanpa satu pun nyamuk mengganggunya. Ketika sang bayi ngompol pun, ibu tetap terjaga dan bergegas mengganti popoknya agar bayi tidak masuk angin. Sungguh perjalanan dan perjuangan seorang ibu agar kita bisa menjadi anak yang mandiri dan bisa melakukan apa-apa sendiri sangatlah panjang.

Pun dengan ayah, yang selalu bekerja keras, membanting tulang agar keluarganya dapat makan, memastikan anak-anak tidak kelaparan dan nyaman dalam hidupnya. Semua ada peran yang besar dalam kehidupan buah hatinya.

Sungguh tak ada habisnya membicarakan apa yang telah orang tua berikan untuk anak-anaknya. Sangat banyak, dan andaikan dianggap hutang, maka sangat banyaklah hutang kita kepada mereka. Berjuta kata terima kasih pun rasanya tak akan cukup untuk membalas kebaikan dan cinta mereka.

Akhirnya tak ada hal terindah yang bisa kita persembahkan selain doa di setiap sujud kita, agar Allah selalu menjaga mereka di mana pun berada.

Sehat selalu Kakung dan Uti…

#Edisi kangen

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

12 Mar
Balas

Makasiiih Pak..salam sehat n sukses selalu

12 Mar

Semoga diberi umur panjang dn kesehatan buat uti dan kakung

13 Mar
Balas



search

New Post