Ketika Berpisah Itu Kuat
Awan hitam masih bergelayut di negeri ini. Satu persatu bencana menghampiri. Pandemi corona sungguh telah memporak porandakan setiap rencana yang telah disusun rapi. Suatu peringatan yang luar biasa untuk insan yang senantiasa mampu dan mau untuk belajar. Betapa lemahnya diri ini. Ternyata kita memang benar-benar hanya mampu merencanakan.
Siapa yang awalnya pernah menduga. Apa yang terjadi di Cina akan sampai ke negeri tercinta. Berbagai alibi kita gunakan. Iklim tropis tak mungkin sampai sini. Namun kenyataannya , akhirnya mau tak mau kita harus menghadapinya. Apapun profesinya harus siap dengan berbagai pilihan. Terlebih paramedis pun harus berjuang di garda terdepan. Tak hanya meluangkan waktu, tenaga, dan ilmunya, tetapi mereka pun harus mengesampingkan perasaan. Rasa rindu untuk bertemu keluarga, orang tua, buah hati. Semua harus dipendam dalam-dalam demi tugas yang mulia. Ya Allah kuatkanlah mereka dan keluarganya. Semangat untuk para dokter dan paramedis. Doa seluruh anak bangsa menyertai setiap langkahmu.
Pedagang kecil pun demikian. Berharap rezeki hari ini bisa untuk makan dan mencukupi kebutuhan. Namun apa daya. Pembeli pun takut keluar rumah. Omset pun menurun tajam. Tetap di rumah sungguh sangat berat bagi mereka , tetapi apa daya. Di sinilah rasa sosial dan empati sebagai sesama diuji. Masih enggankah untuk sedikit berbagi?
Perantau pun resah. Kerinduan akan kampung halaman menjadi harapan yang tergantung tinggi di awan. Menahan rasa demi kebaikan. Pulang justru akan menjadikan beban bagi orang-orang tersayang. Atas nama cinta segala rasa rindu untuk bertemu bapak ibu terkasih harus dipendam dalam-dalam. Saatnya berpisah menjadi sebuah kekuatan yang akan memberikan kebahagiaan di kemudian. Bersatu tak lagi menjadi keharusan. Ya, semua berbalik 180 derajat. Bersatu kita lemah, berpisah kita kuat. Tak seperti yang dulu guru ajarkan bukan? Semua berubah begitu cepat.
Raga kita memang terpisah, dan berpisah benar-benar akan menjadi kekuatan. Ketika kita harus menjaga jarak dengan sesama, menghindari pertemuan, tidak bersalaman justru akan semakin menguatkan kita. Cukuplah raga yang terpisah, namun hati tetaplah kita satu. Mari bersatu untuk menghadapi wabah ini dengan mengikuti anjuran dan petunjuk yang sudah tersusun rapi. Sesungguhnya kita sangatlah lemah, dan hanya kepada-Nyalah kita pasrah dan memohon doa. Semoga badai di negeri ini segera berlalu.
Mari sejenak menahan rasa, menahan rindu untuk bertemu dan berdekatan dengan saudara-saudara kita. Yakinlah jarak yang terbentang tak akan mampu memisahkan hati yang telah menyatu. Semoga..
Banguntapan, 27032020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin
Semoga badai segera berlalu..barakallah Omjay
cora jadi topik utama saat ini, Bun! Kita bisa belajarbanyak.
Smg wabah ini segera berakhir bu
Aamiin...Terima kasih Bund..sehat selalu.. Barakallah Bun
Aamiin...benar bu. Kasihan ya mereka -mereka yg di luar sana mencari sesuap nasi utk keluarga..tetapi karena corona, orang takut keluar rumah, berkuranglah penghasilan mereka.
Iya Bund..semoga badai ini segera berlalu.. Salam sehat dan semangat.. Barakallah Bund..
Semoga corona segera enyah dari bumi.... Semiga kita diselamatkan.. Amin