Marni Hartati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Musim Libur di Musim Ujian

Musim Libur di Musim Ujian

Hal yang paling dinanti oleh peserta didik dan juga sebagian besar para pekerja adalah hari libur. Hari-hari rehat untuk sementara dari rutinitas keseharian yang harus diakui kadang memang melelahkan atau mungkin membosankan. Hari libur biasa diisi dengan melakukan pekerjaan rumah yang sengaja maupun tidak ditumpuk karena keterbatasan waktu di hari kerja/sekolah seperti mencuci baju yang kemudian dilanjut dengan menyetrikanya untuk dipakai di hari-hari berikutnya, menyiangi rumput halaman, atau sekedar memperbaiki bagian rumah yang mungkin butuh perbaikan.Liburan yang paling asyik tentu menghabiskan waktu liburan dengan sebetul-betulnya menikmati waktu liburan dengan berkumpul dengan keluarga tercinta dan menghabiskannya dengan acara makan-makan bersama, menonton TV, menonton film di bioskop, jalan-jalan di mall atau sekedar melakukan sejumlah hobi.

Selama hampir 3 bulan yaitu sejak bulan Maret hingga bulan Mei mendatang peserta didik kelas 6 Sekolah Dasar (SD) dan sederajat, kelas 9 Sekolah Menengah Pertama(SMP) dan sederajat dan kelas 12 Sekolah Menengah Atas SMA) dan sederajat (kita sebut dengan kelas akhir) telah dan akan terus berkonsentrasi dengan musim ujian yaitu rangkaian Ujian Praktik (UP), Ujian Sekolah (US), Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sementara peserta didik kelas 1-5 SD, kelas 7-8 SMP dan kelas 10-11 SMA (kita sebut kelas awal) senang atau tidak terpaksa harus diliburkan dan mendapatkan musim liburan.

Sebagai catatan, liburan yang resmi untuk tingkat SMA terhitung berkisar diangka 4 hari untuk US, 4 hari untuk USBN dan 4 hari lagi untuk UNBK yang jika ditotal artinya peserta didik kelas awal mendapat jatah 12 hari libur (hampir 3 minggu) yang durasinya sama seperti libur akhir tahun. Hitungan tersebut sepertinya harus ditambah dengan hitungan libur tidak resmi dimana peserta didik harus terkondisikan dengan adanya jam kosong selama ujian praktek dan TRY OUT yang diselenggarakan oleh sekolah. Sebagian guru karena keterlibatannya sebagai guru pengajar kelas akhir atau diberdayakan sebagai pengawas rangkaian ujian telah terkondisikan meninggalkan tugas mengajar mereka di kelas awal. Kondisi ini nampaknya terjadi merata di tingkat SD maupun SMP. Singkat kata selama bulan Maret dan Mei yang akan datang peserta didik kita resmi maupun tidak resmi dilibur panjangkan.

Alasan utama untuk kemudian peserta didik kelas awal diliburkan adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik kelas akhir untuk lebih maksimal dalam menghadapi sejumlah rangkaian ujian. Hal tersebut nampak kelihatan bagus jika hanya mengedepankan kepentingan peserta didik kelas akhir. Lalu apakah ini adil untuk peserta didik kelas awal? Bayangkan berapa jumlah pertemuan dari setiap mata pelajaran yang harus kemudian dikorbankan selama proses tersebut. Bayangkan pula kita sebagai pendidik harus berupaya keras agar jumlah pertemuan tersebut tergantikan dengan sejumlah cara yang pada ujungnya adalah memadatkan materi atau memberikan banyak tugas kepada peserta didik yang diliburkan.

Di satu sisi hari libur memberikan banyak manfaat seperti memberikan waktu untuk menghilangkan stres dan penat, mendekatkan hubungan keluarga dan bisa menjadi waktu untuk mengembangkan bakat dan hobi. Disisi lain jika liburan yang dimaksud terlalu lama durasinya apalagi siswa kurang mendapatkan pengawasan orang tua yang tetap harus aktif bekerja di saat anak-anaknya libur sekolah maka kekhawatiran akan muncul bahwa musim liburan ini alih-alih memberikan manfaat malahan kontra produktif dengan apa yang diharapkan. Liburan akan mengasyikan jika dilakukan dalam durasi waktu yang singkat dan diisi kegiatan positif namun jika tidak, musim liburan ini akan sangat membosankan.

Sebaiknya, pemerintah yang kemudian ditindak lanjuti oleh pihak sekolah harus berupaya lebih maksimal untuk tidak hanya mengutamakan kepentingan sebagian peserta didik namun ternyata mengorbankan jumlah yang jauh lebih besar lainnya. Perlu diambil kebijakan apakah kemudian rangkaian ujian ini dipangkas waktunya atau bisa saja dicari mekanisme lanjutan dimana rangkaian ujian tersebut juga tidak harus meliburkan peserta didik dengan durasi waktu yang sangat panjang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post