Marni Hartati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Rajin Menulis karena Nining Suryaningsih

Rajin Menulis karena Nining Suryaningsih

Beberapa hari ini buat takaran orang awam yang paling banter nulis status facebook kayak saya. Maka berhasil menampilkan beberapa tulisan di gurusiana itu “sesuatu” bingits. Jangan bandingkan saya dengan para master menulis di Gurusiana seperti pak Leck Murman, Ibu Istiqomah, Pak Eko Prasetyo atau teh Nining Suryaningsih, pun juga dengan Ibu Khoen Eka Anthy, Ibu Ary Arieq, dan Ibu Rachmawati yang tulisan-tulisannya menjadi trending topik bulan ini ya (saya mah jauuuuuh…terbelakang). Prestasi terbesar dalam bidang menulis dalam hidup saya adalah menulis skripsi yang ternyata bisa sampai puluhan lembar dengan beberapa catatan yaitu, satu, karena saya terpaksa-ngebet pengen lulus dan kedua, karena ingin menghemat anggaran supaya tidak bayar uang semester berikutnya.

Keterampilan menulis menurut MacIntyre, P. D., & Gardner, R. C. (1989) adalah keterampilan yang yang paling sulit dikuasai pada semua tingkatan pembelajar. Salah satu penyebabnya adalah karena ternyata dalam proses menulis dibutuhkan sejumlah tahapan yaitu tahap merencanakan, tahap mengumpulkan data,tahap drafting atau membuat kerangka, tahap merevisi/memperbaiki, tahap menulis ulang dan tahapan mengedit atau memilah-milah. Kalau kita baca teori menulis tadi, maka terdengar prosesnya menulis itu panjang, rumit, melelahkan dan ujung-ujungnya bikin maleeees.

Penelitian lain mengatakan bahwa kemampuan menulis juga dipengaruhi oleh faktor kurangnya kosa kata sehingga penulis seringnya mandek ditengah-tengah saat sedang menulis. Sering khan kita ngedumel sendiri, “Maksud aku tuh gini loh, tapi gimana ya menuliskannya?”

Nah kalau pernah mengalami kejadian itu, maka tandanya anda senasib dengan saya (he..he…)

Selain itu ternyata kemampuan menulis juga disebabkan oleh kurangnya berlatih. Diyakini bahwa kemampuan menulis akan terus berkembang seiring dengan latihan yang terus menerus sehingga lama-kelamaan kita akan terbiasa dan diharapkan menulis menjadi kebiasaan baru yang muncul. Maka saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh para masta di gurusiana, kalau mau nulis ya nulis aja, ga usah khawatir kalau tulisan kita jelek dan gak mutu. Apapun tulisannya selama masih dalam batas normal, yang ga ngejelek-jelekin orang lain maupun diri sendiri, maka tulisan kita akan tetap tayang. Psst…anggap saja latihan.

Nining Suryaningsih

Untuk yang aktif membuka Gurusiana, nama Nining Suryaningsih ini seperti jaminan mutu kalau apapun yang beliau tulis bakalan jadi trending topic. Tulisannya gurih dan padat bergizi karena penuh dengan informasi pendidikan yang bermanfaat, termasuk didalamnya adalah pengalaman-pengalaman beliau berintraksi dengan siswanya. Teh Nining Suryaningsih (biar kesannya akrab maka saya lebih suka memanggilnya teteh, xixixi…maaf ya kalau saya pakai jurus SKSD; Sok Kenal Sok Dekat) telah memberikan pengaruh yang besar buat saya. Bermula ketika tengah malam saya iseng menulis dan nekat mengirimkan ke Gurusiana. Tidak disangka ternyata beliau memberi respon diluar dugaan dengan memberikan komentar di kolom komentar di bawah tulisan saya, bunyinya “Welcome to Gurusiana B marni”.

Tulisan saya yang jauh dari kata sempurna, mungkin terkesan garing dan sama sekali jauh dari bahasa ilmiah ternyata sudi dibaca dan diapresiasi oleh beliau.

Sekarang saya tahu bagaimana perasaan seorang penggemar ketika disapa oleh idolanya dan bagaimana perasaan seorang siswa dengan prestasi akademik biasa kemudian dipuji oleh guru yang terkenal paling pelit nilai. Ternyata perasaan itu sama dengan perasaan seorang pendatang baru yang dipuji oleh master Gurusiana. Buat yang lain nampak tidak istimewa, saya yakin kalimat tersebut bukan hanya untuk saya, pun saya yakin bahwa kalimat itu juga bukan kalimat luar biasa buat beliau. Tapi buat saya?LUAR BIASA!!!

Maka setelah itu, timbul rasa percaya diri yang entah seperti tak terkendali. Saya punya banyak hal yang selama ini terpendam di kepala, yang sesekali saya tulis lewat facebook dengan bahasa yang amat sederhana dan singkat karena takut yang baca merasa bosan, sebagian lainnya saya simpan di file komputer saja teronggok tanpa tahu mau diapakan. Sekarang apa yang ada dikepala, entah memori-memori masa lalu, hal yang penting atau remeh temeh saya coba ungkapkan lewat tulisan dan kemudian saya kirimkan ke gurusiana. Saya tahu bahwa tulisan saya jauh dari sempurna, tapi dengan sedikit apresiasi dari teman-teman apalagi datangnya dari master menulis di Gurusiana seperti teh Nining, pak Leck Murman, dll saya merasa saya dihargai, diberi kesempatan untuk terus belajar walau nampak terseok-seok.

Ternyata menulis memang butuh teori, harus paham bagaimana langkah-langkah menulis sehingga tulisan kita bisa runut dan enak dibaca. Harus pula memperkaya kosa kata dengan lebih banyak membaca dan butuh latihan terus menerus supaya menjadi terbiasa. Tapi percayalah hal tersebut bisa dipelajari sambil berjalan. Hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini adalah bagaimana kemudian hal kecil yang nampak sepele berasal dari seorang yang kita hormati, kita idolakan ternyata mampu melecut seseorang untuk terus berkarya.

Dari yang saya alami dengan teh Nining Suryaningsih, saya kemudian berkaca dengan gaya mengajar kebanyak guru yang katanya pelit memuji. Ketika guru berinteraksi dan memeriksa hasil karya siswa, sebagian dari guru amat sangat mudah mencari kesalahan sehingga lupa untuk mengapresiasi dengan memberikan semangat dan pujian. Padahal, yang siswa butuhkan adalah perasaan dihargai dan diterima. Biarkan siswa melakukan sejumlah kesalahan, bukankah begitulah hakikatnya belajar. Terus memperbaiki dan berbenah diri sehingga menjadi manusia yang lebih baik secara akademis dan perilaku. Tugas guru adalah membimbing siswa untuk belajar dari kesalahan dengan tidak merendahan dan mematahkan semangatnya namun sebaiknya menumbuhkan dan menjaga kepercayaan dirinya.

Terima kasih teh Nining Suryaningsih.

catatan:

Memuji tidak akan merugi apalagi mengurangi materi maupun populeritas seseorang, maka pandai-pandailah memuji.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sama bu, ditengah kesibukannya, bu Nining masih ada waktu untuk membaca tulisan saya yang biasa saja, hehehe...

16 Apr
Balas

salut buat idola yang penggemarnya. Semoag keberkahan menulis menjadi milik kita semua. Jangan lupa memberikan respons balik (tanggapan) pada semua respons yang diberikan teman-teman. Bra .... vo.

16 Apr
Balas

Haduh, jd malu. Pdhl aku mah apa atuh? Syukurlah kalo kata2 darikuh membuatmuh lebih terpacuh. Hehehe .... LANJUTKAN!

16 Apr
Balas

Sama ya bu aku juga penggemar Bu Nining. .....

16 Apr
Balas

Ada juga seorang kawan guru yang berkomentar di bawah puisi tugas yang saya berikan, "Kok nilainya B (Bagus) semua? Saya memang selalu memberi komentar "Bagus", "Baguuus", atau "Baguus sekali". Mudah-mudahan menyemangati siswa untuk terus berkarya. Selamat, Bu. Baguus sekali.

16 Apr
Balas

Selamat untuk teman2 yang sudah pandai menulis. Saya baru saja bergabung di sini dan belum menulis apa-apa. Sementara jadi pembaca setia saja.

16 Apr
Balas

Saluuuut deh sama Bu Nining. Semoga semakin bersinar

30 Apr
Balas

Kebawain ya bu..saya jga jdi belajar..di genrak bu nining. Hehhe. .

07 Jun
Balas



search

New Post