Trenyuh
Trenyuh
*
Sesayup mata memandang
Dari puncak kepala hingga ke ujung kaki
Hati kesakitan menatap tanpa jenuh
Wajahmu begitu pucat nan lesu
Ah sudahlah…
Tak ada guna
Mengasihimu
Menunggu makian orang tuamu
Tapi…
Suara hati kembali berteriak
Lalu sejenak termenung
Menemukan akal
Jangan sampai salah arti
Pelan jemari ini menyentuh pundakmu
Kuberi secercah kasih 'tuk: Menguatkan
Senyum yang hambar pun tersungging dari bibir yang pucat
Lalu kakimu melangkah menuju tanpa menoleh.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar