Maryam

Guru SD Negeri Sidalang 01, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ketika Hidup Harus Memilih

Tantangan Hari ke- 14

#TantanganGurusiana

Dalam hidup kita pasti sering dihadapkan pada pilihan. Terkadang pilihan itu telampau sulit untuk kita pilih. Namun, walaupun sulit kita dipaksa dan diharuskan untuk memilih. Memilih hal yang baik atau buruk, memilih menerima atau menolak, memilih maju atau jalan di tempat, memilih menyukai atau membenci, memilih setia atau mendua, memilih bahagia atau terluka dan masih banyak pilihan lainnya. Setiap pilihan pasti ada resiko yang harus ditanggung. Masih beruntung ya, kita bisa memilih daripada dipilihin hahaha. Memilih itu, datangnya bisa dadakan bisa juga direncanakan dan dipikirkan. Baik itu dadakan ataupun tidak, namun tetap membawa dampak dan akibat bagi diri sendiri ataupun orang lain.

Konsep memilih itu mulai dari hal yang umum dan biasa sampai pada sesuatu yang dampaknya besar dalam hidup kita. Misalkan ketika kita hendak membeli baju di toko. Kita pasti memilih model baju yang sesuai dengan gaya dan kepribadian kita. Selain itu kita juga harus mempertimbangkan nilai kepantasan, kecocokan dengan warna kulit, dan kecocokan dengan bentuk tubuh kita.

Lain halnya ketika kita hendak memilih sesuatu yang penting dalam hidup misalkan memilih sekolah, memilih jurusan saat kuliah dan yang paling penting adalah memilih jodoh. Saat kita diberi banyak pilihan maka kita harus memikirkan dan mempertimbangkan secara masak apa yang akan kita pilih. Kita harus fokus pada apa tujuan kita, apa kebutuhan kita, dan yang penting adalah memikirkan kebahagiaan kita. Seringkali kita memilih sesuatu untuk membahagiakan orang lain, sehingga kita menjalani sesuatu itu dengan terpaksa dan tentu saja teramat berat. Jika kita selalu memikirkan kebahagiaan orang lain lalu siapa yang akan akan memikirkan kita? Kita juga berhak bahagia bukan?

Seperti yang aku alami saat ini. Aku berniat melanjutkan studi S2 di salah satu universitas. Kami dihadapkan pada dua jurusan yang sulit untuk aku pilih yaitu jurusan Managemen Pendidikan (MP) dan Pendidikan Dasar (Pendas). Kalau salah jurusan kan takut nggak sampai tujuan ya hehehe. Awalnya aku dan temanku mantap memilih jurusan Pendas karena linear dan tentu saja mata kuliahnya sejalan dengan profesiku sebagai guru SD. Namun, keinginan itu buyar ketika kita dikumpulkan oleh pihak penyelenggara dan pengelola bahwasannya jurusan Pendas belum terakreditasi dan kami digiring ke jurusan MP yang sudah terakreditasi. Kami menjadi bimbang haruskah pindah jurusan atau mundur teratur. Saat kami berada dalam tahap kegalauan yang mendalam datanglah angin segar. Pihak kampus menjamin akreditasi akan keluar sebelum kami lulus. Mendengar berita itu kami cukup senang namun juga bertanya - tanya. Kenapa tidak dari kemarin saja informasi disampaikan agar kami tidak dilanda kebingungan dan kegalauan.

Aku mencoba bertanya pada hati, jurusan apakah yang sebaiknya aku pilih. Hatiku menjawab jurusan ke hatimu (hanya bercanda). Hati tak mampu memilih, akhirnya ku tanya pada logika meski ia sering salah dan membuat luka. Logika mempertimbangkan sebaiknya memilih MP karena sudah pasti terakreditasi, perkuliahan akan lancar tanpa kendala masalah ijin belajar. Tapi logika juga mengatakan bahwa MP tidak linear itu dan mata kuliah yang akan kita pelajari tentu saja cakupanya lebih luas karena mempelajari pendidikan dalam lingkup yang lebih luas. Dan satu lagi kata logika, kalau MP barengnya kepala sekolah, guru SMA, guru SMP dan perkataan logika ini ternyata membuat minder juga.

Hati dan logika ternyata tak mampu memberi pilihan pasti. Akhirnya aku memilih jalan terakhir sharing dengan teman. Teman yang aku pilih tentu saja yang berpengaruh pada proses perkuliahan nanti. Aku memilih sharing dengan teman yang kerja satu wilayah kecamatan denganku. Hal ini karena selama proses perkuliahan itu kita akan berangkat dan pulang bersama, sebab kampus yang kita pilih adalah di luar kota. Setelah bermusyawarah tujuh hari tujuh malam, akhirnya kami memutuskan untuk tetap setia pada jurusan awal yaitu Pendas. Alasannya adalah linear, mata kuliah sejalan dari jurusan program sarjana kita dan tentu saja teman seprofesi yang saling mensuport dan menyemangati. Semoga pilihan kami ini tidak salah, namun memang penuh risiko, karena memang masih harus berjuang untuk pengajuan akreditasi. Terakhir semoga kami tidak salah jurusan, kuliah kami berjalan lancar, lulus dengan nilai memuaskan dan ilmu yang kami peroleh bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Amiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin... semoga lancar dan barokah.tetap semangat

29 Jan
Balas

Ayo semangat bersama bu...

29 Jan



search

New Post