Murdiyono, S.Pd.

Salah satu guru produktif di SMK yang mencoba untuk menulis oponi terkait pembelajaran di SMK....

Selengkapnya
Navigasi Web

Lebaran tahun ini...Beda!

Pandemi covid-19 di akhir bulan ini belum menunjukan kurva penurunan. Justru pasien terkonfimasi postif kian hari semakin bertambah. Per tanggal 22 Mei 2020 saja, sudah lebih dari 20.700an orang yang dinyatakan positif dengan angka kematian menyentuh 1300an. Pemerintah yang memprediksi akhir Mei sebagai akhir masa darurat covid-19, sepertinya tidak akan terwujud. Malah, masa darurat ini bisa diperpanjang lagi.

PSBB yang dilaukan di daerah-daerah dianggap kurang efektif. Banyak masyarakat yang dengan sengaja melanggar aturan PSBB tersebut. Entah karena desakan factor ekonomi atau memang karena factor ndableg dari masyarakat itu sendiri. Banyak yang menganggap stay at home itu menjenuhkan. Mereka menganggap covid-19 tidak se-berbahaya yang diberitakan di media. Hal inilah yang sebenarnya harus ada tindakan tegas dari pemerintah supaya masyarakat menjadi jera. Jika perlu buat pasal pidana supaya PSBB mendapatkan hasil yang baik.

Lebaran tahun ini sudah ditetapkan oleh Kementerian Agama melalui Sidang Isbat jatuh pada Hari Minggu 24 Mei 2020. Lebaran tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak sekali perbedaan, dari hal yang kecil sampai hal yang memang sudah menjadi tradisi tahunan. Apa saja perbedaan lebaran tahun ini?

Yang pertama adalah tradisi mudik. Mudik sudah melekat dengan lebaran. Disitu ada lebaran, pasti ada yang mudik. Ingat! Bukan pulang kampong ya?? Masyarakat rela bermacet-macetan hanya untuk mudik lebaran. Rela antri tiket berjam-jam. Rela untuk berdesak-desakan,dst.

Namun kali ini, pemerintah melarang masyarakat untuk mudik. Walaupun pelarangan itu dicabut lagi mendekati lebaran. Pelarangan ini membuat masyarakat mengurungkan niatnya untuk mudik. Membatalkan tiket yang sudah dipesan dan membatalkan rencana yang sudah disusun jauh-jauh hari. Berita kemacetan di rusa-ruas jalan tidak lagi terdengar. Posko-posko mudik yang biasanya berjejer di sepanjang jalan diganti dengan posko covid-19 di area perbatasan. Polisi yang biasanya sibuk mengatur dan mengurai kemacetan, sekarang sibuk menghalau kendaraan untuk putar balik. Ya..mudik kali ini memang sepi dan beda.

Namun, sebagian masyarakat tetap saja ada yang ngeyel untuk mudik. Ada yang rela naik di bagasi bus. Ada yang mencari-cari jalan tikus supaya bisa sampai di kampung halaman. Mereka punya alasan masing-masing. Sudah tidak bekerja, rindu kampong halaman, ingin hidup dikampung, korban PHK menjadi beberapa alasannya. Walaupun ada yang masih mudik, tetap saja mudik kali ini sepi.

Yang kedua tradisi beli baju lebaran. Kalo belum beli baju lebaran rasanya ada yang kurang. Masyarakat rela berjubel-jubel untuk membeli baju lebaran. Mereka berbondong-bondong ke pasar, toko-toko dan pusat perbelanjaan lainnya.

Namun tahun ini tentu berbeda. Banyak penjual pakaian yang mengeluh omzet pendapatnya turun drastis akibat sepi pembeli. Yang biasanya dihari-hari seperti ini sibuk melayani lonjakan jumlah pembeli, tahun ini beda. Masyarakat enggan untuk membeli baju lebaran. Alasannya karena memang lebaran tahun ini dianjurkan untuk tetp drumah saja. Dan itu tidak perlu harus memakai baju baru.

Namun di beberapa daerah masih saja banyak yang berjubel-jubel membeli baju lebaran. Mereka melanggar aturan PSBB dan tidak menerapkan protocol kesehatan. Mereka inilah masyarakat yang ngeyel. Tidak care terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Yang ketiga, tradisi membayar zakat dan sholat Id. Tahun ini masyarakat dihimbau untuk membayar zakat secara virtual. Tanpa ada kontak langsung dengan panitia zakat atau yang menerima zakat. Masyarakat yang di malam takbiran biasanya ke rumah-rumah pak kyai untuk mebayar zakat, tahun ini sepertinya akan sepi. Bukan karena tidak membayar zakat, tetapi metode pembayaran saja yang berubah.

Sholat Id pun juga sama akan sepi dibandingkan tahun sebelumnya. Masyarakat yang biasanya sudah rapi dan berhamburan ke masjid untuk menunaikan Sholat Id, tahun ini dianjurkan untuk dilaksanakan di rumah saja. Jika pun terpaksa dilakukan di masjid, harus mengikuti standar protocol kesehatan.

Yang terakhir adalah tradisi halal bihalal atau silaturahmi. Inti dari lebaran bagi masyarakat adalah silaturahmi saling memaafkan satu sama lain. Masyarakat setelah sholat Id, biasanya berbondong-bondong bersama keluarga dan sanak saudara mendatangi rumah-rumah tetangga untuk silaturahmi. Mendatangi saudara-saudara yang jauh. Ke saudara-saudara yang sebelumnya mungkin ga pernah bertemu.

Namun sekali lagi, tahun ini akan beda. Pemerintah berulang kali menyampakan untuk silaturahmi menggunakan vicon atau media social lain. Silaturahmi dari rumah tanpa harus berbondong-bondong ke rumah sanak saudara. Masyarkat juga ada yang menolak menerima tamu dan bertamu. Masyarakat desa sudah banyak yang mengeluarkan surat edaran agar masyarakat tidak bertamu ke laur daerah atau menerima tamu dari luar daerah terutama yang zona merah. Pos-pos penjagaan di tiap desa siap untuk menolak pendatang yang akan silaturahmi.

Walaupun lebaran tahun ini berbeda, tetapi suasana dan rasa ini tetap sama. Rayakan Hari Raya idul Fitri ini dengan penuh keimanan dan ketaqwaan serta tetap ikuti anjuran pemerintah. Semoga kita semua masih diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan dan Lebaran tahun depan dengan kondisi yang lebih baik. Lebaran tiap tahun punya ceritanya sendri-sendiri. Tetap stay at home, jaga jarak dan hindari kerumunan orang. Semangat! Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Iya pak benar

23 May
Balas

Iya bu

23 May



search

New Post