Pembelajaran Daring

Oleh: Murdiyono

S

elama pandemic covid-19, banyak hal positif yang bisa didapatkan. Salah satunya adalah pembelajaran daring. Pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan media gawai PC atau laptop. Pembelajaran daring juga bisa disebut dengan pembelajaran jarak jauh.

Berlakunya pembelajaran daring di sekolah, menuntut seorang guru untuk mempelajari hal baru. Terutama mengenai manfaat dan penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai penunjang dalam terlaksananya ujian daring. Selain itu, guru juga dituntut untuk tetap menjalin komunikasi dua arah dengan siswa, orang tua dan sesama rekan kerja. Pembuatan materi, konten belajar, dan media edukasi serta jens-jenis model pembelajaran menjadi pelengkap hal baru yang harus dipelajari.

Penggunaan TIK yang selama ini hanya sebagai pelengkap dalam pembelajaran, sekarang menjadi sumber utama dalam proses belajar mengajar. Guru yang hanya mengandalkan ceramah dan tatap muka selama ini, akan mengalami kesulitan saat proses pembelajaran daring berlangsung. Guru harus mau untuk belajar tentang penggunaan TIK. Entah itu guru yang sudah senior ataupun guru yang masih baru. Karena penggunaan TIK untuk pembelajaran daring tidak mengenal usia.

Guru dan siswa harus mau belajar mengenal TIK. Waktu luang yang banyak disaat pandemic seperti ini harus dapat dimanfaatkan untuk menambah ilmu dan ketrampilan. Belajar menggunakan group whatsapp, belajar menggunakan fitur-fitur pembelajaran daring seperti google classroom, google form, google meet, edmodo, webex, zoom dan fitur lainnya yang mendukung proses pembelajaran daring. Karena manfaat yang didapatkan tidak hanya bisa digunakan saat pandemic seperti ini, tetapi juga dimasa yang akan datang. Penggunaan TIK akan mendominasi dunia pendidikan dimasa depan.

Komunikasi dua arah harus tetap terjalin walaupun menggunakan pembelajaran daring. Komunikasi ini akan membentuk rasa saling menghargai, rasa saling menyayangi antara guru dan siswa. Komunikasi yang baik juga akan mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran. Komunikasi secara daring ini dapat dilakukan selama jam mata pelajaran berlangsung atau selama 24 jam. Sehingga siswa dapat dipantau terus aktivitas belajarnya.

Komunikasi dua arah dapat dilakukan dengan vicon (video conference) atau group di media social. Guru dapat menggunakan aplikasi webex, zoom atau google meet untuk vicon dengan siswa. Jika mempunyai akun office 365, juga bisa menggunakan Microsoft teams. Jika tidak memungkinkan dilakukan vicon, maka guru dapat menggunakan grup media social sebagai sarana komunikasi. Bisa menggunakan grup whatsapp, google classroom, facebook atau group media sosal lainnya.

Pembuatan modul, konten belajar dan media edukasi juga berperan penting dalam pembelajaran daring. Konten belajar yang menarik, dapat meningkatkan semangat belajar dan rasa ingin tau siswa. Kejenuhan siswa di rumah juga dapat terobati apabila pembelajaran daring berisi konten-konten dan media edukasi yang bervariasi dan menarik. Selain itu, konten belajar yang menarik akan meningkatkan pemahaman siswa dibandingkan hanya dengan diberikan catatan materi.

Guru dapat membuat modul, konten belajar dan media edukasi sendiri atau memanfaatkan portal rumah belajar. Jika guru ingin membuat konten belajar sendri, maka diperlukan ketrampilan khusus sehingga konten yang dihasilkan akan menarik dan berbobot. Dan ini membutuhkan waktu yang tidak singkat serta kesabaran dalam membuatnya. Jika ingin memanfaatkan portal rumah belajar kemendikbud, maka guru harus dapat mencari konten yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Di portal tersebut, terdapat berbagai fitur menarik, variatif dan inovatif yang dapat dimanfaat seorang guru dan siswa. Guru tidak perlu repot-repot membuat konten. Cukup memilih konten dan mengajak siswa untuk mempelajari konten tersebut.

Model pembelajaran daring dengan luring (luar jaringan) tentu konteksnya berbeda. Guru harus menentukan model pembelajaran yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran ini harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Guru tidak boleh egois menggunakan model pembelajaran ini itu. Jangan sampai siswa tidak dapat mengikuti model pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru.

Guru tentu sudah paham tentang model-model pembelajaran yang inovatif. Dari Problem Based Learning, Dicovery Learning, Inquiry Learning, Model SOLE (Self Organized Learning Environment) sampai model Project Based Learning. Akan tetapi, model-model tersebut harus disesuaikan dengan proses pembelajaran daring. Penyesuaian tersebut harus terintegrasi juga dengan penggunaan TIK.

Guru dapat mencari ide tentang model pembelajaran daring yang inovatif di portal sibatik kemendkbud. Di portal tersebut terdapat berbagai jenis model pembelajaran daring yang dilengkapi dengan video pembelajaran. Guru bisa meniru model pembelajaran tersebut atau dapat menambahkan point-pont tertentu sesuai dengan mapel yang diampu dan kondisi siswa.

Keberhasilan pembelajaran daring tetap bergantung dari kemampuan seorang guru. Guru harus mampu mengkondisikan dan mengakomodir terlaksananya proses pembelajaran daring. Guru juga harus mau untuk menjadi guru pembelajar. Guru yang terus mau belajar dan meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Semangat untuk para guru pembelajar..