Mashudi

Mashudi Lahir di Banyuwangi pada 25 Maret 1972 Saat ini berprofesi sebagai KS di SMP Negeri 1 Muncar. Menjadi guru adalah pangggilan jiwa karena kata orang b...

Selengkapnya
Navigasi Web
RINDU YANG TERLARANG

RINDU YANG TERLARANG

Sabtu malam, seperti biasa Arlan mendengarkan sebuah acara favorit di radio kesayangannya, Guntur FM. Sudah lebih dari dua tahun Arlan menjadi pendengar setia acara LAGU DAN KENANGAN. Banyak cerita dari para fans yang menginspirasi. Ada juga cerita yang mengharu biru hingga kisah cinta yang tak sampai. Semua cerita terangkai dengan apik dan selalu berkaitan dengan lagu. Itulah yang Arlan suka, setiap peristiwa selalu dikaitkan dengan lagu kenangan.

Arlan mengaku sangat tertegun dan sempat baper ketika Mas Ardan membaca kisah ini. Kisah yang ditulis oleh seseorang yang enggan disebut namanya. Yang jelas, dia punya kenangan dengan lagunya Om Broery dan Tante Dewi.

"Sahabat Guntur ... Ini ada cerita yang membuat saya tidak bisa berkomentar. Dengerin aja ya ... Si pengirim sepertinya tidak mau diketahui namanya. Di surut atas suratnya dia menulis, maaf nama saya jangan disebut ya ... Baiklah sahabatku, saya baca ya ... "

Sore itu cuaca sangat tidak bersahabat. Di luar hujan seolah tak jujur, tidak mau terus terang. WiFi di rumah tidak ada koneksi. Paket data pun minim, sedari siang kupasang moda pesawat. Tidak ada pesan masuk. Saat kuaktifkan beruntun pesan masuk, banyak sekali. Kuabaikan dan kutinggal menyeduh kopi.

Aku tidak segera beranjak mengambil ponsel. Aku juga tidak penasaran dengan pesan beruntun dari siapa itu. "Paling pesan candaan dari para alumni." Pikirku. Beberapa saat berlalu, seperti biasa aktivitasku saat senggang: bersih-bersih HP. Sampai di satu pesan panjang dari seseorang yang sangat akrab, jariku berhenti. Mataku menjelajah pesan panjang yang jika di lembar kertas kemungkinan hingga empat halaman penuh.

Assalamu'alaikum Mas... (Dia mengawali pesan chatnya)

Semoga Mas sudi n bisa meluangkan waktu sejenak membaca perasaan yg kutulis ini yaa..

Maafkan jika pernyataanku mgkn membuat Mas sedih atau salah tafsir....

Aku tdk sedang memutuskan hubungan kita sefihak kok Sayang...

Aku cm ingin bijak memilih sikap yg tdk membebani Kangmas sj...

Aku cm tdk mau WA duluan tanya ini itu sm Njenengan sj...krn takut salah kondisi n salah wkt, Mas org yg super sibuk...

Aku hy mau menunggu dan siap membalas WA nya Mas sj...krn kalo Mas yg WA itu artinya Mas sdg longgar...

Mas juga msh boleh jenguk aku krmh kok, tp WA dulu njih, takut Mas kecewa/ kecelek kayak kpn hari..

Aku tipe perempuan yg total mencintai Mas.. Aku bner2 mencintai Mas, bukti2 sbg pecinta sdh aku temukan semua di diriku...

Sementara aku tau cintaku salah waktu...

Layaknya seorang pecinta, akan sll merindukan n membutuhkan perhatian...Akan tetapi aku juga sadar bhw kamu Mas bkn milikku...

Dari sini aku sadar bhw kebutuhanku akan dirimu akan byk bertepuk sebelah tangan, kalo sdh bgtu aku pasti menangis, meratapi kelemahanku n kebodohanku...

Lama aku berpikir memilih sikap terbaik utk perasaanku ini...

Akhirnya aku memilih utk pasif, menunggu sj...Cinta itu memberi bkn meminta Mas...

Aku akan memberi yg kau butuhkan tnpa meminta sedikitpun apapun darimu.. maafkan kalo wkt2 sebelum ini aku msh sll n byk meminta waktumu...InsyaAllah skrg enggak lagi.

Kalo Mas kangen n rindu padaku sampaikan padaku atau datanglah padaku.. InsyaAllah aku tdk akan tertarik pada yg lain...

Perempuan tdk ahli membagi cinta...krn mmg kodratnya tdk utk itu...berbeda dg laki2 yg mmg kodrat dariNya bisa berbagi hati...

Kecuali suatu saat Allah mengirimkan jodoh terakhir n terbaik utkku lagi, mgkn saat itulah aku hrs pergi darimu dan belajar mencintai jodohku.

Dan jika suatu saat Mas tdk menginginkan aku lagi, maka InsyaAllah aku akan legowo Mas, jgn khawatir...... Cinta kita mmg tdk boleh saling memiliki.

Perasaan cinta kita TEPAT tp waktunya yg SALAH!

Jgn berpikir bhw ini tdk adil buatku Mas.. Ini konsekwensi yg hrs aku terima krn cintaku salah waktu.

Maturnuwun kalo ternyata Mas mau menyimak ungkapanku ini...Semoga Mas sll lindungan dan keberkahan dariNya...Aamiin Yaa Allah....!!

"Ini dia RINDU YANG TERLARANG, lagu dari Om Broery dan Tante Dewi yang membuat cerita ini makin jelas haru birunya."

Tak terasa Arlan hanyut dalam pesan panjang ini. Dia membayangkan betapa sedihnya penulis pesan itu. Arlan paham betul di posisi apa dia. "Andai aku berhadapan dengannya ingin rasanya aku memeluk dan memberikan kedamaian kepadanya. Dadaku akan kulapangkan dan bahuku akan kutegakkan agar dia nyaman di dekapku." Gumam Arlan.

Banyuwangi, 1 April 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi

01 Apr
Balas

Cerita yang menarik dan keren. Salam sukses selalu buat Bapak

01 Apr
Balas

Krenn ulasannya Pak salam literasi dan ijin follow, jika berkenan follow back bunda

01 Apr
Balas

Aduh salah maksudnya Pak

01 Apr



search

New Post