Maskupah,S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B TK BUDI MULIA KABUPATEN TAPIN

PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B TK BUDI MULIA KABUPATEN TAPIN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa layanan pendidikan yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk anak usia 0-6 tahun yang bertujuan mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang dimiliki anak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tahun 2009 menyatakan bahwa jenin layanan PAUD dapat dilaksanakan dalam jalur pendidikan formal maupun nonformal. Jalur pendidikan formal yaitu Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat untuk anak-anak usia 4-6 tahun. Jalur pendidikan nonformal dapat berbentuk Taman Pengasuhan Anak (TPA) untuk usia 0-2 tahun serta Kelompok Bermain (KB) untuk usia 2-4 tahun atau bentuk lain sederajat.

Kurikulum pada aspek fisik motorik dengan capaian perkembangan melakukan permainan fisik dengan teratur pada anak usia dini pada rentang 4-6 tahun, perkembangan anak-anak sangat pesat, perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik, seperti bertambahnya berat badan dan tinggi badan, maupun psikis yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan juga psikomotorik. Selain memasuki usia kesiapan untuk belajar, anak mampu melakukan gerakan mata, tangan, kaki, kepala secara terkoordinasi dalam menirukan berbagai gerakan yang teratur seperti senam dan tarian. Melakukan kegiatan yang menujukkan anak mampu melakukan permainan lompat tali dengan seimbang dan lincah (kurikulum PAUD 2013: 17)

Pengembangan fisik /motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil (Depdiknas, 2004:5)

Kemampuan fisik motorik sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup sehari-sehari oleh karena itu kemampuan fisik motorik anak usia dini harus dikembangkan sejak usia dini baik kemampuan motorik kasar maupun motorik halus, menurut artikel yang ditulis (Indraswari, 2012:2) motorik kasar memerlukan koordinasi kelompok otot-otot tertentu anak yang dapat membuat mereka melompat, memanjat, berlari, menaiki sepeda.

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.

Kegiatan yang meningkatkan pengembangan fisik motorik dapat dilakukan melalui permainan dengan alat atau tanpa alat, Montolalu dkk, (2009:4.20). Melempar dan menagkap bola merupakan salah satu permainan yang dapat mengembangkan motorik kasar anak. Selain itu juga kegiatan bermain melempar dan menangkap bola dapat mempertinggi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak, Isaacs (Montolalu dkk, 2009:1.7).

Melalui permainan, aspek motorik kasar anak dapat dikembangkan. permainan yang dapat mengembangkan motorik kasar anak usia 4-5 tahun antara lain : bakiak, engrang, petak umpat, sapu tangan, ular naga ,berjalan dipapan titian, tikus dan singga, melempar dan menagkap bola, permainan karet, sandal batok, perang – perangan dengan pelepah pisang, permainan memasukan bola dalam keranjang. Ada 5 prinsip utama perkembangan motorik menurut, Malina dan Bouchard (Montolalu dkk, 2009:15) yaitu : kematangan, urutan, motivasi, pengalaman, dan praktik, selain kelima prinsip diatas ada juga kebutuhan yg harus dipenuhi yang berkaitan dengan pengembangan motorik kasar, antara lain : ekspresi melalui gerakan, bermain, kegiatan yang berbentuk drama, kegiatan yang berbentuk irama.

TK Budi Mulia kelompok B, anak sudah berkembang aspek motorik kasar terutama pada capaian perkembangan melakukan permainan fisik menangkap bola masih belum berkembang. Agar anak tertarik maka pembelajaran harus dirancang secara manarik dan menyenangkan. Untuk membantu anak mengembangkan kemampuan motorik kasarnya agar dapat berkembang dengan optimal, dilakukan inovasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kombonasi model Direct Intruction dan model Snawball Throwing dengan menangkap bola diharapkan permasalahan motorik kasar berkurang.

Langkah-langkah model direct instruction menurut Shoimin, Aris (2014) :

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang dilakukan

3. Memperagakan kegiatan sesuai langkah-langkah materi

4. Membimbing anak untuk latihan-latihan

5. Mencek dan memberikan umpan balik kepada anak

6. Anak melakukan kegiatan latihan secara mandiri

Langkah-langkah model snawball throwing menurut Edgar Dale(1946)

1. Guru menyampaikan materi yang disajikan secara singkat dan menarik siswa

2. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil.Setiap kelompok di beri tanggung jawab untuk mendiskusikan konsep yang baru akan di presentasikan ,setiap siswa di berikan kesempatan untuk berkontribusi dalam kelompok

3. Melakukan pertukaran grup .Setiap kelompok bertemu dengan kelompok lain dan berbagi ringkasan mereka satu sama lain ,seperti informasi bola salju

4. Dalam kegiatan melempar bola setiap kelompok di beri kan bola yang berbeda warna nya dan saat bola di lemparkan ada siswa yang menyebutkan nama warna bola tersebut

5. Evaluasi.

6. Penutup.

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani atau sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan anak harus memiliki karakteristik yang dimiliki setiap tahap perkembangan (Sujiono, 2013:6).

Anak usia dini merupakan periode perkembangan yang cepat terjadi dalam banyak aspek perkembangan dan memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Ia memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa serta akan berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. Anak memiliki berbagai macam potensi yang harus dikembangkan. Meskipun pada umumnya anak memiliki pola perkembangan yang sama tetapi ritme perkembangannya akan berbeda satu sama lainnya karena pada dasarnya anak bersifat individual (Wahyudin&Agustin, 2011:7).

Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Setiap anak bersifat unik, tidak ada dua anak yang sama sekalipun kembar siam. Setiap anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda; memiliki kelebihan, bakat, dan minat sendiri. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) di mana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya (Trianto,2010:14).

Berikut adalah beberapa karakteristik anak usia dini menurut berbagai pendapat (Syamsu,2011:48)

a. Unik, Artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-masing.

b. Egosentris. Anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingan sendiri. Bagi anak, sesuatu penting sepanjang hal tersebut terkait dengannya.

c. Aktif dan energik. Anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama terjaga dari tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernag bosan, dan tidak pernag berhenti dari aktivitas; terlebih lagi kalau anak dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang.

d. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Anak cenderung banyak memerhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap hal-hal baru.

e. Eksploratif dan berjiwa petualang. Terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, anak lazimnya senang menjelajah, mencoba, dan mempelajari hal-hal yang baru.

f. Spontan. Perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak ditutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.

g. Senang dan kaya dengan fantasi. Anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Anak tidak saja senang terhadap cerita-cerita hayal yang disampaikan oleh orang lain. Kadang-kadang ia juga dapat bercerita melebihi pengalaman aktualnya atau kadang-kadang bertanya tentang hal-hal yang gaib sekalipun.

h. Masih mudah frustasi. Umumnya anak masih mudah frustasi, atau kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Kecenderungan perilaku anak seperti itu terkait dengan sifat egosentrisnya yang masih kuat, sifat spontanitasnya yang masih tinggi, serta rasa empatinya yang masih relative terbatas.

i. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu. Anak belum memiliki rasa pertimbangan yang matang, termasuk dengan hal-hal yang membahayakan.

j. Daya perhatian yang pendek. Anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intrinsik menarik dan menyenangkan.

k. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman. Anak senang melakukan berbagai aktifitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya. Anak cenderung banyak belajar dari pengalaman melalui interaksi dengan benda dan atau orang lain dari pada belajar dari simbol.

l. Semakin menunjukkan minat terhadap teman. Anak mulai menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan berhubungan dengan teman-temannya.

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah bermain. Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar, dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan (Yuliani, 2009:144).

Masa bermain adalah masa yang sangatlah disenangi oleh anak. Dengan bermain anak akan mempunyai semangat untuk belajar. Anak dapat bermain sambil berkreativitas. Bermain bagi seorang anak memang bukan hanya sekedar mengisi waktu, tetapi media bagi anak dalam belajar. Sebab bermain memiliki nilai positif dalam perkembangan anak (Lestari,2012:11).

Jadi kesimpulannya tentang pengertian bermain bagi anak yaitu dapat membantu anak memahami belajar karena bermain sambil belajar akan menambah semangat anak untuk belajar, memberikan rasa senang bagi anak, tanpa adanya paksaan, dan memberikan dampak positif bagi anak.

Bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan bermain kreatif, interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan bermain anak.

Dalam pembelajaran tedapat berbagai kegiatan yang memiliki dampak terhadap perkembangan anak, sehingga dapat diidentifikasi fungsi bermain, antara lain:

a. Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya melalui gerak, melatih motorik halus, motorik kasar dan kognitif keseimbangan.

b. Dapat mengembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri pada orang lain, kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif.

c. Dapat mengembangkan intelektualnya

d. Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya sendiri (Yuliani, 2009:145)

Dengan begitu saya menyimpulkan pendapat dari berbagai teori yaitu fungsi bermain yaitu memiliki dampak positif bagi anak yang akan mempengaruhi aspek yang lainnya seperti perkembangan sosial emosional, kognitif, motorik kasar, motorik halus, bahasa, nilai agama dan moral.

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang sudah siap untuk menerima pelajaran keterampilan, maka sekolah perlu memfasilitasi perkembangan motorik anak itu secara fungsional (Syamsu, 2011:60).

Perkembangan fisik dan motorik mengikuti pola perkembangan yang sama, yaitu hukum cephalocaudal dan hukum proximodistal. Oleh karena itu, perkembangan fisik dan motorik anak dapat diramalkan, apakah normal atau mengalami hambatan (Trianto, 2011:15).

Pola pertumbuhan bervariasi setiap anak karena ada berbagai faktor yang mempengaruhi, antara lain factor bawaan, kurangnya hormon pertumbuhan, gizi buruk, infeksi kronis, dan gangguan emosional. Namun seiring dengan kemajuan dalam dunia kedokteran, sebenarnya berbagai hambatan ini masih bisa diatasi dengan baik sehingga pertumbuhan berikutnya dimungkinkan berlangsung dengan baik juga (Cristiana, 2012:183).

Kesimpulan dari ketiga teori tersebut yaitu perkembangan fisik setiap anak itu berbeda-beda ada yang perkembangannya yang cepat dan adapula yang lambat jadi apabila anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisiknya maka jangan khawatir dan berikan asupan bergizi kepada anak untuk perkembangan fisiknya lebih baik dan berkembang dengan maksimal.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post