MATUR NUWUN SANGET GUS ATOK
Oleh : Maskurdi
Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah. Hanya itulah kalimat yang bisa aku ucapkan ketika kami bisa menginjakkan kaki di Ujung Pangkah Gresik kemarin. Betapa tidak, jauh beberapa minggu sebelumnya kami kebingungan mencari tempat jujukan untuk berkonsultasi dan belajar tentang teknologi budidaya kerang hijau. Walaupun ada pembelajaran, itu hanya dari buka-buka you tube saja. Sangat tidak memuaskan. Baru pada Sabtu, 12 Maret 2022 kemarin, apa yang kami harapkan betul-betul tercapai.
Sabtu kemarin, kami pengurus BKNU Pamekasan menghadiri acara FGD Road Map Kemaritiman Jawa Timur di gedung PWNU Jatim. Kami mendapat rekomendasi dari ketua BKNU Jatim, Kyai Prof Mustain, bahwa di Gersik ada kelompok usaha bersama (KUB) binaan dari BKNU Gersik yang bergerak di bidang budidaya kerang hijau. Ini dia, pikir kami. Pucuk dicinta ulampun tiba. Tentu saja rekomendasi ini kami respon dengan sangat antusias.
Selesai acara FGD di gedung PWNU Jatim tersebut, kami berniat untuk langsung menuju Gersik. Atas rekomendasi dari Kyai Prof Mustain pula, kami mendapat nomor HP yang bisa kami hubungi. Gus Atok. Begitulah nama dan nomor yang tertera di HP kami.
Sekitar pukul 14.00 WIB kami sudah keluar dari gedung PWNU dan menuju Ujung Pangkah Gersik. Tepatnya menuju Desa Banyu Urip. Karena ini adalah pengalaman pertama kami pergi ke Desa Banyu Urip, tentu saja kami harus sering-sering telpon ke nomor Gus Atok (Ta’ langkong nyo’on pangapora se ta’ sakèra, Gus Atok....). Pastinya hal ini sangat merepotkan beliau.
Sekitar pukul 16.00 WIB kami sampai. Ketika kami turun dari mobil, kami kaget luar biasa. Mengapa? Karena ternyata orang yang bernama Gus Atok adalah seorang pengasuh Pondok Pesantren yang besar. Sebelum bertemu, kami berpikir bahwa beliau adalah orang yang sama seperti kami, al-ajamin. Ternyata kami salah total. Belum selesai rasa kaget kami, setelah kami bersalaman dengan beliau, kami dibuat kikuk lagi karena sambutannya yang begitu hangat dan friendly. Ini benar-benar mantap jiwa. Pengasuh pondok pesantren yang besar, karakter yang luwes ala Gus Dur, joke dengan penuh keramahan, membuat kami benar-benar tersanjung.
Disini kami juga dikenalkan dengan beberapa pengurus BKNU Gersik yang lain. Shalat Asyar kami di “Masjid Kapal” rintisan Gua Atok. Masjid ini berbentuk persis sebuah kapal laut. Kami juga sempat bersantai dengan menu yang mantap di Sahabat Cafe miliknya Ansor. Setelah itu, kami diajak bertemu dengan beberapa nelayan pembudidaya kerang hijau di base camp mereka di bibir pantai. Sebagian dari mereka ada yang sedang bekerja mempersiapkan peralatan budidaya, sebagian lagi sedang duduk santai. Kami berbincang-bincang dengan mereka. Tapi sayang sekali, waktu sudah adzan Maghrib sehingga kami harus segera kembali ke pondok.
Shalat Maghrib kami di masjid kapal itu lagi. Setelah itu kembali ke Pondok Pesantrennya Gus Atok. Setelah berbincang sebentar, kami pamitan untuk pulang. Sungguh pengalaman yang bermakna. Terimakasih ya Allah, engkau telah pertemukan kami dengan seorang Gus Atok. Terima kasih pula engkau telah tambahkan saudara-saudara baru untuk kami. Saudara-saudara dari Banyu Urip Ujung Pangkah Gersih yang senantiasa akan kami kenang semua kebaikannya. Semoga kami ditakdirkan bertemu kembali. Amin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar