Mas Rahman

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menutup

Menutup

Mas Rahman

Tulisan  ke 63

*****

 Dosa Viral sering kita dengar dan lihat di Media Sosial. Apakah itu dosa viral ?. Pernahkan kita melakukannya?. Atau jangan-jangan kita setiap hari melakukan dosa viral ?.

Adagium yang sering kita dengar bahwa manusia tempat salah dan dosa. Manusia tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahannya. Mulai dari setiap detik, setiap menit, setiap jam sampai 24 jam. Pasti pernah melakukan dosa dan kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. 

Ada seseorang yang membuat dosa dan kesalahan hanya cukup dilakukan dengan istighfar dan taubat kepada Allah. Ada seseorang yang membuat dosa dan kesalahan harus meminta maaf kepada orang yang telah dizaliminya. Ada seseorang yang melakukan dosa dan kesalahan harus ditebus dengan menjalaninya sebagai narapidana di lembaga pemasyarakatan (penjara).

Belanda telah menutup 24 penjara (2013). Swiss dianggap negara paling aman di dunia. Karena apabila ada kejahatan biasanya dilakukan oleh orang asing. Penduduk Swiss selalu menjaga suasana negaranya tanpa kekerasan dan tetap dalam ketenangan. Islandia terkenal sebagai negara yang mempunyai penjara paling manusiawi di dunia. Bahkan ada 4 penjara yang ditutup karena tidak ada narapidananya. Austria disebut negara yang mempunyai penjara seperti hotel bintang 5. Walaupun begitu tetapi tidak ada warganya yang ingin menginap di hotel prodeo ( penjara ). 

Amerika Serikat dinobatkan sebagai negara dengan jumlah narapidana terbanyak di dunia (2021). Cina diperingkat 2 dengan jumlah 2.06 narapidana. Brasil diperingkat 3 dengan jumlah 811 ribu narapidana. India diperingati 4 dengan jumlah 478 ribu narapidana. Rusia diperingati 5 dengan jumlah 472 ribu narapidana. Thailand diposisi 6 dengan jumlah 309 ribu narapidana. Indonesia di peringkat 8 dengan jumlah 266 ribu narapidana.

 

Mantan preman dan narapidana Muhammad Ramdhan Effendi ( Anton Medan ) mendirikan majelis ta'lim At Taibin, pesantren dan mesjid Tan Liok Liong di Pondok Rajeg Cibinong, Bogor. Sebelumnya didalam penjara Tan Liok Liong dari beragama Buddha, pindah beragama Kristen dan terakhir memilih beragama Islam. Anton Medan mengucapkan dua kalimat syahadat dihadapan KH. Zainuddin. MZ. Dengan mengganti nama Tan Liok Liong menjadi Muhammad Ramdhan Effendi.

 

Era globalisasi dengan kemajuan teknologi informasi melalui media sosial apapun bisa diakses dengan cepat dan real time. Mulai dari berita dunia hingga hal-hal yang sederhana berpotensi menjadi berita besar (viral). Hampir tidak ada istilah head line dan news karena tugas yang dimulai dari planning, hunting, writing, editing, publishing sudah dihandle oleh netizen. 

Setiap data informasi bisa dibagikan dan diterima netizen dimedia sosial. Menjadi fenomenal jika setiap netizen ingin menjadi orang pertama yang share informasi. Ironisnya kebanyakan sikap dan perilaku netizen tidak peduli, Apakah informasi ini benar atau salah, fakta atau hoax ?. 

Informasi bisa berisikan hate speech, ghibah, bully . bisa berbentuk verbal, teks, audio, foto, video. Bahkan informasi oleh netizen diulang, dimodifikasi, ditambah atau dikurangi. Yang penting informasi telah menyebar di dunia maya. Netizen merasa bangga karena dapat menimbulkan pro kontra, dunia maya heboh dan isinya menjadi viral.

Apakah mereka tidak menyadari bahwa postingan hate speech, ghibah, bully telah dilakukan merugikan banyak orang ?. Sekali diposting di dunia maya maka konten tersebut tidak akan pernah hilang. Meskipun berkali-kali diremove. Karena konten itu disimpan oleh banyak server ratusan bahkan milyaran gadget.

Kehidupan dunia maya itu abadi. Sekali memasukkan jejak digital maka selamanya akan tersimpan dalam Big Data Digital. Sementara tempat penyimpanan di dunia maya yang tak terbatas. Walaupun telah dihapus berkali-kali failnya tetap saja ada. Jika dosa disebarluaskan melalui media sosial akan menjadi dosa viral. Melalui dunia Maya, dosa itu menyebar luas tanpa batas, Never Ending Sin. Entah kapan dosa itu berhenti ? Bisa jadi dosa model seperti ini tak terampuni ?. Nauzubillah min dzalik.

 

Asman Tanjung sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan ( Kalapas) di kota Pariaman. Sebagai Kalapas yang sudah cukup lama dan berpengalaman. Banyak hal yang diperhatikan terhadap para narapidana yang ada dipenjara. Para narapidana terlihat tidak semangat karena merasa kehilangan masa depan. Bahkan ada narapidana yang ingin segera mengakhiri kehidupannya karena merasa putus asa.

Asman Tanjung mendapatkan banyak pelajaran dan hikmah. Dengan melihat kesalahan dan dosa dari perspektif yang berbeda. Pengalaman tidak hanya datang dari keberhasilan dan kebenaran. Tetapi juga bisa datang dari kegagalan, kesalahan dan dosa. Asman Tanjung menggugah kesadaran para narapidana untuk berjanji dengan sungguh-sungguh. Dengan tidak mengulangi lagi melakukan kesalahan dan dosa.

Asman Tanjung selalu merenungkan bahwa penjara bukan hanya sebagai tempat untuk menebus kesalahan dan dosa. Tetapi juga menjadi tempat binaan dan perbaikan diri. Jika para narapidana mau menyesali atas kesalahan dan dosanya, istighfar dan taubat. Memperbanyak ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena manusia tidak pernah mengetahui rahasia takdirnya. Padahal setiap episode kehidupan yang dialaminya sangat berguna. Sehingga hambanya dapat menapaki jalan di dunia.

 

Manusia yang baik bukan seseorang yang tidak pernah melakukan dosa dan kesalahan. Tetapi seseorang yang selalu memperbaiki dirinya setelah melakukan kesalahan dan dosa. Memperbaikinya dengan istighfar dan taubat. Dan pada dasarnya tidak ada seseorang yang ingin melakukan kesalahan dan dosa. Apalagi kesalahan dan dosa yang telah dilakukannya diceritakan oleh banyak orang. Karena kesalahan dan dosa yang telah dilakukannya membuat hidup tidak tenang karena merasakan dikejar-kejar dosa dan kesalahannya. Bahkan merasakan kesengsaraan sepanjang kehidupannya sampai akhirat karena harus dihisab di neraka, Nauzubillah min dzalik.

Siapapun pasti ingin menutup masa lalu yang kelam karena kesalahan dan dosanya. Negara juga berusaha untuk menutup penjaranya. Kita juga harus berusaha menutup kesalahan dan dosa orang lain. Kita harus sibuk dengan aib kita sendiri karena kita akan ditanya Allah tanya tentang kita bukan tentang orang lain.

Kita harus memulai dari sekarang bersikap bijak dengan berhenti atau menutup ghibah dimedia sosial. Sebaiknya kita posting hal-hal yang baik dan bermanfaat di media sosial. Sehingga menjadi amal shaleh yang pahalanya mengalir tiada batas. Insya Allah, bisa menghapus dosa-dosa kita serta kita semua selamat di dunia dan di akhir.

Berbahagialah orang yang mau mengambil pelajaran dan hikmah dari kesalahan diri sendiri dan orang lain, untuk tidak mengulangi lagi dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Dan jangan menilai seseorang dari kesalahan yang telah diperbuat dimasa lalu karena tidak ada seorangpun yang ingin melakukan kesalahan. Tetapi nilailah bagaimana seseorang bisa memperbaiki diri dari kesalahannya dan mengisi dengan kebaikan.

 

Salam Literasi.

Pariaman 26/5/23.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya mas...sehat dan sukses selalu

26 May
Balas

Thanks my best friend komentarnya. Semoga Sekeluarga sehat afiat, sukses dan bahagia selalu. Salam Literasi.

27 May



search

New Post