Mas Rahman

Tulisan ke 235

*****

Bencana itu datang tidak pernah bisa diketahui. Manusia hanya bisa memprediksi tanpa tahu hal yang pasti. Kapan dan dimana terjadi itu semua rahasia Tuhan.

Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang berada di wilayah Ring Of Fire. Dengan lokasi pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu lempeng IndoAustralia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia. Masing-masing lempeng yang berada di Indonesia memiliki pergerakan yang berbeda-beda. Lempeng IndoAustralia yang bergerak ke arah timur dengan kecepatan 7,7 cm/tahun, lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat dengan kecepatan 10,2 cm dan lempeng Eurasia reaktif tidak bergerak. Dengan posisi yang berada dipertemuan lempeng tektonik, Indonesia menjadi negara yang berpotensi banjir, longsor, gunung meletus, gempa bumi, tsunami. Dan akibat pergerakan ini, Indonesia seringkali terjadi gempa bumi tektonik yang mengancam peradaban manusia. Seperti gempa bumi tektonik yang terjadi diJogja pada tanggal 27 Mei 2006.

Ada 323 kabupaten/ kota di Indonesia yang rawan bencana alam. Bencana alam merupakan suatu hal tidak diinginkan. Karena membuat manusia kehilangan harta, nyawa dan tempat. Untuk itu, dibutuhkan relawan sosial dalam mengatasi dan menanggulangi bencana alam.

Menghadapi ancaman bencana, Pemerintah membuat kebijakan dan program yang proaktif dalam mitigasi bencana. Pemerintah melalui kementerian sosial bertindak sebagai fasilitator dalam menghadapi tantangan ini. Kemudian membentuk Taruna Siaga Bencana ( Tagana ). Tagana adalah tenaga kesejahteraan sosial berasal dari masyarakat dan memiliki kepedulian sosial serta aktif dalam penanggulangan bencana bidang perlindungan sosial.

24 Maret 2017 diperingati Hari Ulang Tahun Tagana ke 13 di pulau Pramuka, DKI Jakarta.

" 24 Maret 2004, Pemerintahan menginisiasi Tagana dengan jumlah anggota ada 60 orang relawan. Dan diusianya yang ke 13, anggota Tagana yang aktif mencapai hampir 30 ribu orang relawan dan terus bertambah. Dalam Standar Operasional Prosedur ( SOP ), anggota Tagana harus siap hadir 1 jam setelah terjadi bencana. Tanggap dan siap melakukan perlindungan sosial terhadap korban bencana " . - Mentri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

" Tagana ikut membantu evaluasi korban, mendirikan shelter, membangun dapur umum, menyalurkan bantuan dan memberi penanganan psikososial kepada korban bencana " . - Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) pada tahun 2023, terjadi 4.940 bencana di Indonesia. Dari jumlah tersebut mengalami kenaikan 34,34% dibandingkan pada tahun 2022, telah terjadi 3.544 bencana.

24 Januari 2024 terjadi cuaca ekstrim dengan curah hujan yang sangat tinggi di Kota Pariaman. Hal ini menyebabkan terjadinya banjir didesa Cubadak Air, Sikapak Barat, Cimparuah dan Tobo Balabah. Tim Tagana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPPD ) Kota Pariaman terjun langsung ke rumah warga yang terendam banjir. Donald Debra langsung mengevakuasi warga yang terkena musibah ke tempat yang aman. Dan mendirikan dapur umum dihalaman Balaikota Pariaman.

Walikota Pariaman Genius Umar langsung datang ketempat lokasi warga korban banjir dengan membawa beras dan Indomie. Sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kota Pariaman terhadap masyarakat korban banjir.

" Urgensi kehadiran Tagana dengan memberdayakan generasi muda dan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk solidaritas dalam penanggulangan bencana alam " . - Donald Debra.

Mari gabung dengan Tagana.

Salam Literasi.

Pariaman, 13/6/24.