Masrukah Azizah

Ingin selalu bermanfaat untuk orang lain.Setiap pagi menyapa dan tersenyum bersama siswa-siswi MI Unggulan Al Ishlah Tembokrejo. Mengajar adalah ibadahku...men...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU GAPTEK

GURU GAPTEK

Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi, tenaga pengajar dituntut untuk bisa mengimbanginya. Namun masih banyak guru di negeri tercinta Indoensia ini, terutama mereka yang menjalankan tugas profesi guru dan mengajar di daerah, belum terbiasa dengan internet dan dunia maya. Bahkan cenderung masih gaptek alias gagap teknologi. Padahal, jika internet dipahami dengan baik, atau lebih khusus mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK), akan memberikan kemudahan bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Dalam konteks pendidikan, kemajuan iptek membutuhkan perhatian serius karena dunia pendidikan adalah sarana paling efektif dalam penyebaran iptek. Sistem pembelajaran konvesional perlahan mulai tertinggal jauh di belakang. Saat ini proses pembelajaran tidak hanya berkutat di dalam kelas, tetapi juga menggunakan media digital, online, dan telekonferensi. Namun, pendidikan juga harus waspada agar mampu membendung efek negatif dari perkembangan iptek.

Menyikapi hal tersebut, guru sebagai aktor utama pendidikan tidak boleh tutup mata. Guru hari ini harus lebih pintar dan cerdas dibandingkan murid-murdinya dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin melesat. Jangan sampai seorang guru memiliki penyakit TBC (tidak bisa computer), mengingat anak didik lebih akrab dengan dunia teknologi dan komunikasi. Keterbelakangan guru dalam dunia iptek akan menjadi bumerang yang akan memengaruhi profesionalitas keguruannya.

Kualitas guru yang hampa akan teknologi tidak akan mampu menanamkan “daya kritis” kepada murid untuk menjadi manusia yang terus berevolusi. Sehingga mereka terhambat untuk menggali potensi dirinya.

Guru yang gaptek (gagap teknologi) akan menurunkan derajat kredibilitasnya di hadapan para muridnya sehingga murid cenderung bersikap underestimate (sangkaan terlalu rendah) , seolah-olah guru adalah orang dungu di tengah dunia metropolitan. Sederhananya, banyak anak didik kita saat ini lebih cerdas dalam dunia teknologi daripada gurunya. Kesenjangan semacam ini tidak bisa dibiarkan begitu saja agar tidak berakibat fatal dalam proses pendidikan

Ketika siswa memiliki akun di media sosial, tak ada salahnya guru juga memilikinya, bahkan disarankan untuk saling berteman. Selain sebagai wadah untuk belajar, media komunikasi, dan penyebaran informasi, keberadaan guru juga sebagai pengawas aktivitas anak didik ketika berselancar di dunia maya. Komunikasi siswa saat ini cenderung alay dan berupa simbol-simbol yang sulit dijangkau oleh orang dewasa.

Dalam hal ini, guru harus mengetahui bahasa yang sering digunakan oleh mereka. Walaupun terkadang dalam bahasa yang mereka gunakan terselip unsur-unsur yang menjerumus kepada tindakan-tindakan yang tak beradab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post