MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Alakadar Berbagi Kepada Para Tetangga
BerbagiTetangga

Alakadar Berbagi Kepada Para Tetangga

Lepas pukul setengah enam pagi mas Kuncung bersama mbak Tutik sudah berkeliling ke rumah-rumah tetangganya untuk mengirimkan menu nasi kucing. Salahseorang tetangga ada yang langsung memberikan komentar.

“Wah … acara syukuran nih, Asri sudah lulus kuliah ya bu Tutik?” Ucap salah seorang tetangga.

“Alakadar yang kami punya bu, mudah-mudahan bisa menjadi berkah.” Balas bu Tutik basa-basi.

“Memang bu, yang namanya sedekah sekecil apa pun kata pak Ustadz akan jadi berkah.” Imbuh bu Arifin.

“Iya, mudah-mudahan saja.” Mas Kuncung ikut menanggapi.

“Kebetulan sekali pagi ini saya malah tidak bisa membuat menu sarapan, istri saya bangunnya kesiangan.” Pak Arifin menimpali ucapan mas Kuncung.

“Syukurlah kalau begitu.” Mbak Tutik menyambung ungkapan pak Arifin.

Dalam hati mas Kuncung dan mbak Tutik sebenarnya sedang berkecamuk perasaan pilu akibat lapak nasi kucingya semalam hanya memperoleh pembeli tiga orang. Itupun secara keras mas Kuncung melakukan spekulasi untuk segera melakukan perburuan pembeli di tempat yang jauh dari pangkalannya. Pun begitu tidak menjadikan dagangan yang dijajakan mendapat sambutan sebagaimana yang diharapkan.

Sudah hampir Sembilan bulan lamanya sejumlah aktivitas mengalami pembatasan. Sekolah dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar secara daring dan luring. Bukan kegiatan langsung/tatap muka sebagai antisipasi penyebaran virus corona atau (Covid-19), sesuai instruksi pemerintah. Semua interaksi para guru dan siswa digelar melalui kegiatan belajar mengajar dari rumah mareka masing masing dengan memanfaatkan teknologi digital secara virtual. Setelah pendistribusian paket sarapan gratis kepada seluruh tetangga selesai dilakukan pukul setengah delapan, mas Kuncung dan mbak Tutik segera kembali ke rumah. Pada saat kedua suami isteri itu pulang tampak Lingga sudah mulai dengan kegiatan belajar virtualnya.

Ketika pak amat pulang dan sampai di rumah, mereka melihat Lingga telah mulai dengan kegiatan kelas virtual melalui telpon selullar milik kakaknya.

“Wah, sudah mulai online rupanya?” Sapa mas Kuncung.

“Iya Pak.” Jawab Lingga.

“Sarapan belum nak?” Tanya mbak Tutik.

“Sudah sama kakak.” Balas Lingga.

“Kakakmu di mana?” Sambil melongok kamar Asri.

“Di dapur.”Memberi tahu ibunya.

Mas Kuncung merapihkan dondangan nasi kucingnya, sementara mbak Tutik bergegas menuju dapur. Dapur tampak sudah bersih dan rapih, hal itu membuat hati mbak Tutik merasa senang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat berbagi walau nasi kucing dan diberikan karena awal keterpaksaan karena jualan tidak laku, tapi kalau diikhlaskan, akan ada balasan dari Tuhan dengan bentuk yang beragam. Salah satunya Lingga dan kakaknya adalah anak yang berbakti pada ortunya. Buktinya, disela kerepotannya belajar, mereka membantu merapikan dapur. So bersih kinclong. Apa betul pendapat saya ini Pak Masruri?

25 Dec
Balas



search

New Post