MASRURI

(M Vut Asmakhum Rmhk) biasa disapa Vut atau Emput, lahir di Indramayu, 28 Agustus 1965. Menulis sejak duduk di bangku SMP (puisi, cerpen, f...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bayang-bayang Pandemi Kian Mencekam
Bayang-bayangPandemi

Bayang-bayang Pandemi Kian Mencekam

Cahaya keemasa pagi sinarnya menembus pepohonan sepanjang tepian jalan desa. Desa yang benar-benar anugerah luar biasa, jauh dari hiruk-pikuk dan lalu lalang kendaraan, bebas polusi udara sangat berbanding terbalik sebagaimana halnya yang terjadi di kota-kota besar. Desa tempat seribu tujuh ratus lima piluh tiga keluarga bermukim. Seluruh keluarga yang tinggal di desa ini merasakan dampak luar biasa serangan pandemi corona. Merebaknya jumlah yang terinfeksi Covid-19 di berbagai belahan wilayah direspon pemerintah dengan menerbitkan kebijakan untuk menerapkan sistem kedeinasan dan sistemn pelaksanaan pendidikan secara daring (moda dalam system jejaring internet) dan luring (luar jejaring intgernet). Saat mas Kuncung mengikuti berita yang disiarkan sebuah stasiun televisi swasta, karuan membuat mas Kuncung jadi sangat mengkhawatirkan Lingga, bagaimana andaikan kebijakan sitem pembelajaran virtual benar-benar diterapkan. Bukan apa-apa selain mas Kuncung hanya memiliki telpon genggam biasa bukan jenis telpon pintar, selain itu mas Kuncung juga mencemaskan Asri putri sulungnya yang kuliah di di Bandung, Asri kuliah jurusan kesehatan saat ini duduk di smester akhir dan dalam proses penyelesaian karya imiah. Sedang berpikir keras tentang kedua buah hatinya, mas Kuncung dikejutkan kedatangan Lingga.

“Assalamu alaikum …, pak!” Lingga langsung meraih tangan ayahnya bersalaman.

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh nak, Alhamdulillah … kamu sudah pulang, bagaimana pelajaranmu di sekolah ?” Mas Kuncung menyambut Lingga penuh rasa syukur

“Baik pak, tadi Lingga belajar matematika, PKn , dan bahasa Inggris”. Ujar Lingga.

“Wah, matapelajaran menyenagkan ya?” Seloroh mas Kuncung.

“Ibu di mana, Pak?” Tanya Lingga.

“Tuh, di dapur sedang menyiapkan makan siang sekalian berbenah untuk bapak berdagang angkringan malam nanti”. Timpal mas Kuncung.

”Lingga ke dapur dulu ya Pak, sekalian sambil mau mengerjakan PR”. Tutur Lingga.

“Memang masih ada PR, bukannya mulai besoka kamu belajar secara daring, bapak khawatir kalau kamu masih sekolah di saat wabah corona ini , tadi bapak menonton tv corona itu sangat berbahaya dan virusnya sangat mudah menyebar kemana-mana, lha kalau masih kampal-kumpul di sekolah apa nggak bahaya …” . Rinci mas Kuncung.

“Tadi di sekolah sudah di umumkan pak, bahwa mulai besok kami semua belajar secara virtual dari rumah selama masih ada pandemi corona”. Lingga menjawab kekhawatiran bapaknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post